mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah model regresi yang berdistribusi normal.
3.8.2.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model uji
regresi yang baik selayaknya tidak terjadi multikolinearitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas:
1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris yang sangat tinggi, tetapi secara individual variabel
bebas banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel terikat.
2. Menganalisis korelasi antar variabel bebas. Jika antar variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi 0,90 maka hal ini
merupakan indikasi adanya multikolinieritas. 3. Multikolinieritas dapat juga dilihat dari VIF, jika VIF 10
maka tingkat kolinieritas dapat ditoleransi. 4. Nilai eigenvalue sejumlah satu atau lebih variabel bebas yang
mendekati nol memberikan petunjuk adanya multikolinieritas.
3.8.2.3 Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode
yang lain. Menurut Ghozali 2005:111, uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
Universitas Sumatera Utara
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heterokedastisitas. Dasar pengambilan keputusan menurut Ghozali 2005
adalah sebagai berikut: a. Jika ada pola tertentu, sperti titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar dibawah angka 0 dan y, maka tidak
heterokedastisitas.
3.8.2.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah menguji ada tidaknya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode t-1
pada persamaan regresi linier. Untuk mendiagnosis adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan melalui uji
Durbin Watson. Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya intercept
konstanta dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel bebas. Kriteria pengujian dapat dilihat pada tabel
3.1 berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1 Pengambilan Keputusan ada tidaknya Autokorelasi
Hipotesis Nol Keputusan
Jika
Tidak ada autokorelasi positif
Ditolak 0 d dL
Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ada keputusan dL
≤ d ≤ dU Tidak ada autokorelasi
negatif Ditolak
4-dL d 4 Tidak ada autokorelasi
negatif Tidak ada keputusan
4-dU ≤ d ≤ 4-
dL Tidak ada autokorelasi
positif atau negatif Tidak ditolak
dU d 4-dU
Sumber: Imam Ghozali 2006
3.8.3 Uji Beda t