15. Pola pendidikan dalam keluarga yang sering dipakai oleh

27 perintah dan orang tua, dan segala apa yang dilakukan berdasarkan atas kehendak orang tua. Berbeda dengan pola permisif yang sangat bebas bahkan orang tua cenderung membiarkan anaknya berkelakuan menurut pilihan sendiri. Pola otoriter memungkinkan proses transformasi terlaksana dengan baik, tetapi disisi lain anak menjadi takut dan dalam pelaksanaan tugasnya atas dasar keterpaksaan, hal ini sangat berdampak pada keadaan emosional anak. Pola permisif orang tua tidak peduli pada kehidupan anak dan membebaskan anaknya, hal ini berdampak pada pengembangan kreatifitas anak, akan tetapi anak justru menjadi berbuat semaunya dan tidak terarah dikarenakan ketidak pedulian orang tua. Penerapan kedua pola di atas tentu berbeda dengan pola demokratis dimana anak dan orang tua saling menghargai lewat komunikasi yang harmonis, karena pola ini didasarkan pada perkembangan anak. Pendidikan tidak berjalan secara sepihak melainkan dari dari dua pihak yakni orang tua sebagai pendidik dan anak sebagai peserta didik. Penerapan pola pendidikan keluarga akan berpengaruh pada karakter anak, pemilihan penggunaan pola yang tepat akan membawa dampak baik bagi anak dan orang tua.

2. Daerah Rawan Bencana Alam

a. Pengertian Bencana Alam

Bencana dalam bahasa Inggris “disaster” berasal dari bahasa Yunani yakni “dus” dan “aster”. Dus berarti buruk dan aster berarti bintang yang diartikan sebagai fenomena astronomi yang berkonotasi 28 pada sesuatu yang buruk. Dalam bahasa Perancis serapan dari kedua kata tersebut menjadi “Desastre” yang mempunyai arti kerusakan yang disebabkan oleh alam, angin ribut, gempa, kekeringan segala gejala berasal dari alam disebut bencana alam Agus Indianto, 2012: 7. Sriharini 2009: 17 memberikan pengertian bencana sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengganggu pola kehidupan normal masyarakat. Peristiwa tersebut menyebabkan kerugian besar terhadap jiwa, harta dan struktur sosial masyarakat yang melebihi kemampuan masyarakat yang tertimpa bencana untuk menaggulanginya sehingga membutuhkan perlindungan dan bantuan orang lain. Menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penaggulangan Bencana menjelaskan bahwa bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik faktor alam maupun non alam sehingga menimbulkan korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Terdapat pula lanjutan dari pengertian bencana alam yakni bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. Bencana pada dasarnya dibagi dua yaitu yang diakibatkan oleh ulah manusia seperti kebakaran, kecelakaan, pencemaran, ledakan dan bencana yang lain diakibatkan alam seperti gempa bumi, tsunami, tanah 29 longsor, angin ribut. Fenomena tersebut terjadi secara mendadak maupun secara bertahap yang akan mengakibatkan penderitaan terhadap masyarakat Sutikono, 2001: 270. Bencana alam menurut Arie Priambodo 2009: 22 adalah bencana yang disebabkan perubahan kondisi alamiah alam semesta angin: topan, puting beliung, badai, tanah: erosi, sedimentasi, longsor, gempa, air: banjir, tsunami, kekeringan, api: kebakaran, letusan gunung. Berdasarkan pemaparan beberapa pengertian tentang bencana di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pemahaman bencana dari setiap orang maupun lembaga berbeda-beda tetapi semuanya memiliki keseragaman arti yakni merupakan suatu peristiwa sengaja dan tidak sengaja yang pada akhirnya menimbulkan berbagai kerugian tidak hanya dari manusia tetapi juga kerugian yang lain. Dalam kajian yang dibahas tentang bencana alam berarti peristiwa yang terjadi pada alam yang berdampak buruk dan bersifat merugikan.

b. Mitigasi dan Siaga Bencana

Mitigasi bencana alam adalah mengambil tindakan untuk mengurangi pengaruh dari bahaya bencana alam termasuk meminimalkan resiko bencana alam yang mungkin untuk diantisipasi yang dilakukan sebelum bencana terjadi Triton Prawira, 2009:135. Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang beresiko 30 timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat dan rehabilitasi Ramli Soehatman, 2010:27. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana baik melalui pembangunan fisik, maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana Undang-undang No.24 tahun 2007 pasal 1 ayat 9. Arie Priambodo 2009:17 berpendapat secara sederhana siaga bencana meliputi empat tahapan: 1 Pengurangan- pencegahan Tahapan ini merupakan tahapan atau langkah memperingan resiko yang ditimbulkan bencana. Dalam mitigasi terdapat dua bagian penting yakni pengurangan dan pencegahan terjadinya bencana. 2 Perencanaan-persiapan Tahapan ini merupakan kesiapsiagaan dalam menghadapi terjadinya bencana. Ada dua bagian penting dalam kesiap siagaan yakni adanya perencanaan yang matang dan persiapan yang memadai. 3 Penyelamatan-pertolongan Tahapan ini merupakan tindakan tanggap bencana yang meliputi dua unsur terpenting yakni tindakan penyelamatan dan pertolongan. Tindakan pertama lebih ke arah penyelamatan pribadi personal dan tindakan kedua lebih ke penyelaman harta benda.

Dokumen yang terkait

Efektivitas Penanggulangan Bencana Puting Beliung di Desa Lidah Tanah Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

11 110 157

Peranan Zakat dalam Pengembangan Sumberdaya Keluarga di Pedesaan Studi Kasus di Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah

0 4 170

ANALISIS USAHATANI KENTANG DESA BATUR, KECAMATAN BATUR, KABUPATEN BANJARNEGARA

18 37 100

SKRIPSI ANALISIS SPASIAL DAERAH RAWAN BENCANA GEMPABUMI Analisis Spasial Daerah Rawan Bencana Gempabumi Kecamatan Piyungan Kabupaten Bantul.

0 3 11

ANALISIS SPASIAL DAERAH RAWAN BENCANA GEMPABUMI KECAMATAN PIYUNGAN KABUPATEN BANTUL Analisis Spasial Daerah Rawan Bencana Gempabumi Kecamatan Piyungan Kabupaten Bantul.

0 2 15

IMPLEMENTASI FORUM PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL (PEL)DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN KELUARGA DI DAERAH RAWAN BENCANA, DESA BAWURAN, KECAMATAN PLERET, KABUPATEN BANTUL.

0 1 212

(Studi Kasus Desa Sumberejo Kecamatan Batur Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah) Efrita Riadiani Pratiwi efritariadianiymail.com Sudrajat sudrajatgeoyahoo.com Abstract - PERILAKU PETANI DALAM MENGELOLA LAHAN PERTANIAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA LONGSOR (STUD

0 0 8

PEMBINAAN MASYARAKAT RAWAN BENCANA MELALUI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DI DESA BILI-BILI KECAMATAN BONTOMARANNU KABUPATEN GOWA

0 0 99

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN DAERAH RAWAN BENCANA TANAH LONGSOR DI KABUPATEN BANJARNEGARA BERBASIS ANDROID

0 0 17

PERAN PEREMPUAN DALAM KELUARGA DI BIDANG EKONOMI DAN PENDIDIKAN DI DESA WANADADI, KECAMATAN WANADADI, KABUPATEN BANJARNEGARA

0 0 13