168 tentu wajar dan umum ditemukan pada keluarga yang menggunkan pola
demokratis terbukti dari adanya nasehat dan tidak langsung menghukum atau membiarkan anak.
21. Bagaimana sikap bapakibu jika anak menolak perintah?
SH: Saya berusaha untuk sabar jikahanya menolak perintah tetapi jika anak
salah kemudian saya minta untuk diperbaiki dan tidak melakukanya lagi, tetapi masih tetap dilakukan saya akan marah.
UM:
Saya menasehati dahulu jika masih belum sadar sudah menjadi kewajiban orang tua untuk marah.
AT:
Saya sabar karena masih mempunya anak lain yang lebih besar jadi bisa meminta pada anak yang lain tetapi jikakakaknya capek saya kerjakan sendiri
Kesimpulan
: kesabaran merupakan faktor utama mendidik anak, kesabaran merupakan bentuk perhatian, dari soal di atas dapat disimpulkan jika tidak ada
paksaan kepada anak akan suatu perintah dan orang tua tetap menegdepankan metode nasehat, jelaslah jika pola demokratis terlihat lagi pada pertanyaan ini.
22. Dalam menjalankan kegiatan, apakah bapakibu memberikan kebebasan
kepada anak dalam memilihnya sendiri? SH:
Tergantung situasinya, jika anak ingin melakukan suatu kegiatan harus meminta izin dahulu, jika itu kegiatan sekolah saya tanyakan dahulu benar
apa tidak baru saya izinkan, tetapi jika sekedar main saya larang. UM:
Jika itu merupakan kegiatan dari sekolah saya izinkan tetapi jika hanyabermain saya tanyakan bermainapa, dan harus izin dahulu baru boleh.
AT:
Jika kegiatan dari sekolah saya membebasakan karena jika saya melarang akan membatasi pergaulan.
Kesimpulan:
perhatian dan pengawasan kembali ditemukan, orang tua membatasi anak bukan berarti melarang bergaul hanya saja dengan
pengawasan pergaulan anak dapat dikontrol dengan baik. Dalam hal ini dengan adanya perhatian dan pengawasan membuktikan jika pola demokratis
masih terlihat pada pertanyaan ini.
23. Apakah
bapakibu mengajarkan
tatakrama yang
ada dimasyarakat?seperti apa?
SH : Saya ajarkan, contohnya seperti menyapa jika berpapasan dengan orang
lain, jika disapa orang lain harus dijawab, terutama rasa saling menghormati kepada yang lebih tua tata krama yang saya tekankan.
UM:
Saya ajarkan semisal setelah pulang sekolah ada orang yang kesusahan walaupun kecil sebisa mungkin ditolong.
AT:
Saya mengajari, meskipun sedikit dirumah ibunya yang sering memberikan arahan, seperti jika orang tua sedang sibuk dibantu, kemudian
jika di tempat umum harus sopan. Kesimpulan:
Tata krama berhubungan dengan fungsi penanaman moral dan sosial, dalam hal ini pendidikan tersebut juga termasuk pendidikan dasar yang
masuk dalam fungsi pengalaman pertama dari orang tua. 24.
Bagaimana cara bapakibu mengajarkanya? SH:
Saya meminta anak semisal jika berjalan di depan orang tua harus membungkuk, tersenyum, bicara sopan dan berperilaku yang baik itu sudah
saya jadikan keharusan.
169
AT: Tentu dengan sering mengajarkan dan memperingatkan anak jika ada
tamu harus sopan, senyum, kalau ditanya dijawab dengan sopan, saling menyapa jika ada warga yang meminta bantuan harus dibantu.
Kesimpulan:
metode yang diterapkan untuk pendidikan fungsi moral dan sosial adalah metode keteladanan perintah dan peringatan. Dapat dilihat jika
orang tua tidak menggunakan unsur paksaan yang membuat pola demokratis menjadi kecenderungan pertanyaan ini.
25. Apakah bapakibu mengajarkan cara berbicara yang sopan kepada
anak? Mengapa demikian? SH:
Saya ajarkan bicara berbahasa Jawa Krama, saya ajarkan supaya anak mempunyai cara bicara yang sopan, serta bertatakrama dengan yang lebih tua
atau warga masyarakat yang harus dihormati dengan menggunakan Bahasa Jawa yang sopan dan bagus.
UM:
Saya wajibkan untuk bisa berbahasa sebab jika dari kecil tidak diwajibkan pada saat dewasa anak menjadi tidak terbiasa memakai Bahasa
Jawa, sebagai orang tua harus memberi contoh berbahasa supaya anak itu meniru dan tahu bahasa.
AT:
Biasa diajarkan tetapi baru satu dua kata,menurut saya tidak apa-apa yang penting sopan kepada orang tua dan orang lain.
Kesimpulan:
Pendidikan moral sangat ditekankan termasuk bahasa yang menjadi ciri khas orang Jawa yang diajarkan. Metode yang dipakai masih
berupa keteladanan dan perintah dalam mendidik pendidikan moral dan berpengaruh pada sosial anak.
26. Dengan cara apa bapakibu mengajarkan anak?
SH: Saya ajarkan jika dirumah meskipun sedikit, seperti bahasa Kramanya
makan itu dahar, terlebih juga disekolah sudah diajarkan Bahasa Jawa, hal ini memudahkan saya untuk mengajarkan dan membiasakan anak berbicara
mengunakan bahasa Krama pada orang tua. AT:
Biasanya ibunya yang mengajarkan seperti jika ditanya orang lain ayah sedang apa, harus dijawab jika tahu jawab saweg kerja, kalau tidak dijawab
mboten ngertos. Kesimpulan:
Orang tua mengajarkan tata krama berbahasa menggunakan metode perintah dan pembiasaan, hal ini tentu berkaitan dengan fungsi moral
dan sosial bahkan ada keteladanan dalam kajian soal tadi meskipun sedikit.
27. Bagaimana sikap bapakibu jika mengetahui anak berbicara tidak sopan
atau melanggar peraturan masyarakat? SH:
Seandainya saya tahu langsung saya tegur.
UM: Nanti saya tanyakan setibanya dirumah kenapa tadi kamu bocara tidak
sopan. AT: S
aya pasti menasehatijika sampai dirumah saya tanya juga kenapa tadi bicara seperti gitu.
Kesimpulan:
Orang tua tetap mengedepankan perhatian dan dengan tidak langsung memarahi anak melainkan menegur, menanyakan dan menasehati,
karena mungkin ada alasan kenapa anak berbicara seperti itu. Kecenderungan pola yang dipakai adalah demokratis bukan otoriter yang langsung memarahi
atau permissif yang hanya membiarkan.