146
Terdapat dua pola pendidikan yang diterapkan pola pendidikan demokratis yang merupakan pola umum informan keluarga, dan pola
pendidikan cenderung permissif yang hanya diterapkan oleh sedikit informan keluarga. Baik dalam penerapan fungsi, metode maupun pola dominan
diajarkan oleh ibu, faktor profesi umum pada ayah sebagai petani membuat sosok ayah jarang berinteraksi dengan anak dalam menerapkan pendidikan
dalam keluarga. Penerapan pendidikan mitigasi masih pada tahap pencegahan, dengan menerapkan tiga metode yaitu dengan metode perintah, larangan dan
cerita. Perintah dan larangan merupakan metode umum dan yang paling sering digunakan dalam pendidikan mitigasi, sedangkan metode cerita merupakan
metode yang jarang diterapkan dan hanya sedikit keluarga saja yang menerapkan metode ini. Keluarga maupun masyarakat Simbar masih kurang
sadar dan kurang dalam pengetahuan terkait mitigasi dan kebencanaan.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti mempunyai saran antara lain:
1. Bagi Orang Tua
Keluarga seharusnya lebih giat dalam mendidik anak dalam keluarga terutama pada penerapan fungsi pendidikan sosial, kemudian pada metode
yang jarang dilakukan dan dirasa penting seperti metode hadiah, pemberian motifasi dan metode cerita, orang tua juga seharusnya lebih meningkatkan
pengawasan dan perhatian kepada anak. Orang tua harus lebih sadar dalam pendidikan mitigasi anak, hal itu bisa dilakukan dengan memberikan
147
sumber-sumber bacaan tentang kebencanaan baik buku atau dengan cara lain.
2. Bagi Anak
Anak seharusnya juga lebih memahami kondisi orang tua tertama ayah yang selalu sibuk dan berusaha giat dalam belajar baik pelajaran
formal maupun tentang kebencanaan bahkan akan lebih baik apabila anak tahu akan kebencanaan dan mengajarkan kepada orang tua.
3. Bagi Dinas Pendidikan
Dinas pendidikan seharusnya memberikan pendidikan mitigasi bencana berserta fasilitas penunjang mitigasi kebencanan, bahkan akan lebih
baik jika terdapat kegiatan ekstra tentang mitigasi untuk tiap sekolah yang berada di daerah rawan bencana. Hal tersebut nantinya akan sangat
membantu menyadarkan anak tentang kebencanaan. 4.
Bagi Pemerintah dan Badan Benanggulangan Bencana Pemerintah harus giat memberikan sosialisasi dan bukan hanya
sekedar memasang papan peringatan, karen tindakan mitigasi bencana selama ini hanya setelah terjadinya bencana, akan lebih baik pada tahap
pencegahan lebih ditingkatkan.
148
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Nashih Ulwal. 1981. Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam Jilid III. Semarang: Assyifa.
Abdullah Nashih Ulwal. 1999. Pendidikan Anak Dalam Islam. Jakarta: Pustaka Amani.
Abdul Zani. 1993. Sosiologi Skematika Teori Dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara.
Abu Ahmadi. 2003. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineka Cipta. ACH. Su’udi. 2011. Metode Pendidikan Anak Dalam Keluarga Analisis Pola
Pemikiran Abdullah Nashih Ulwal Dalam Kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam. Abstrak Penelitian. Malang. UIN Maulana Malik Ibrahim.
Agus Indianto. 2012. Agama, Budaya, dan Bencana: Kajian Integratif Ilmu Agama dan Budaya. Bandung: Mizan Pustaka.
Arie Priambodo. 2009. Pedoman Praktis Menghadapi Bencana. Yogyakarta: Kanisius.
Aunnurhadi. 2008. Pengaturan dan Pengawasan daerah Rawan Bencana. Diakses dari http:aunurrhadi.wordpress.com20081011pengaturan-dan-
penanganan-kawasan-rawan-bencana.html. pada tanggal 12 Maret 2014, Jam 20.40 WIB.
Baharits Adnan H.S. 2007. Mendidik Anak Laki-laki. Jakarta: Gema Insani. Chabib Thoha. 1996. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta : Pustaka
pelajar IKAPI. Clemes, Harris Bean, Reynold. 2001.Melatih Anak Bertanggung Jawab. Alih
bahasa: Anton Adiwiyoto. Jakarta: Mitra utama. Dalyono. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2003. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.