Pola Pendidikan Keluarga di Dusun Simbar

143 Berdasarkan pendapat Hourlock diatas dapat kita lihat ketiga pola tersebut memiliki dampak yang berbeda, dapat kita nilai pola yang dirasa baik dan kurang baik seperti halnya pada pola demokratis dan cendderung permissif yang digunakan oleh informan keluarga Dusun Simbar. Pola yang diterapkan orang tua, akan berdampak pada perkembangan peribadi dan sikap anak dan tentu akan kembali pada pribadi anak dewasa nanti. Orang tua hendaklah menyadari posisinya sebagi pendidik dan anak sebagai peserta didik, baik pola, metode maupun materi yang orang tua ajarkan, atau gunakan nantinya akan anak terapkan dan menjadi bekal untuk anak selanjutnya.

4. Metode Mitigasi Bencana Keluarga Dusun Simbar

Mitigasi dapat diartikan sebagai langkah atau upaya untuk mengurangi terjadinya resiko bencana baik melalui pembangunan fisik, maupun penyadaran dalam menghadapi ancaman bencana. Penerapan mitigasi orang tua Dusun Simbar kepada anak masih pada tahap pencegahan, dan dilakukan dengan menerapkan tiga metode pendidikan keluarga yaitu lewat perintah, larangan dan cerita. Perintah dan larangan merupakan metode umum dan yang paling sering digunakan oleh orang tua, sedangkan metode cerita merupakan metode yang jarang digunakan dalam mendidik mitigasi kepada anak dan digunakan hanya sebagai penguat imajinasi anak. Baik perintah dan larangan keduanya masih bersifat anjuran untuk tidak beraktifitas di sekiar daerah yang berbahaya, akan tetapi orang tua tidak menyertakan alasan mengapa daerah tersebut disebut berbahaya. 144 Hal tersebut sangat disayangkan karena tidak terdapat upaya kelanjutan dari orang tua agar pendidikan mitigasi anak menjadi lebih optimal. Sering terjadinya aktifitas kawah dan tidak adanya dampak yang signifikan mengakibatkan terbentuknya sikap keurang sadaran orang tua dan cenderung menyepelekan terhadap bencana. Hal tersebut ditunjukan dengan sedikitnya metode dan tidak adanya penjelasan lebih lanjut tentang mitigasi kepada anak. Sekali lagi orang tua menjadi pemeran utama dalam memberikan pendidikan keselamatan kepada anak. Sikap orang tua yang menyepelekan kondisi rawan bencana secara tidak langsung berdampak pada rasa aman anak, padahal salah satu tugas orang tua adalah memberikan perlindungan dan memberikan rasa aman bagi anak. Menyikapi hal tersebut Fuad Ihsan 2001: 19 memberikan pendapat bahwa terdapat hambatan dalam penerapan pendidikan keluarga diantaranya orang tua yang tidak bisa memberikan rasa aman kepada anak, dan orang tua yang tidak bisa membangkitkan inisiatif dan kreatifitas pada anak. Jelaslah jika rasa aman juga merupakan faktor pendukung pendidikan keluarga, apabila anak merasa aman maka akan mempermudah dalam pendidikan keluarga. Orang tua hendaklah memberikan rasa aman bagi anak dengan memberikan pendidikan mitigasi secara optimal, tidak hanya berupa perintah, larangan, cerita melainkan memperkaya materi anak tentang kebencanaan. 145

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yaitu pendidikan anak dalam keluarga Dusun Simbar dilaksanakan dengan menerapkan 5 fungsi pendidikan keluarga, 13 metode pendidikan keluarga, 2 pola pendidikan keluarga, dan 3 metode dalam menerapkan pendidikan mitigasi bencana kepada anak yakni metode perintah, metode larangan dan metode cerita. Fungsi pendidikan keluarga yang diterapkan yaitu 1 fungsi pemberian pengalaman pertama 2 fungsi penanaman kehidupan emosional 3 fungsi pendidikan moral 4 fungsi pendidikan sosial 5 fungsi pendidikan agama. Fungsi pendidikan keluarga yang terlihat paling sering pada pengajaranya adalah fungsi pendidikan agama dan fungsi yang jarang terlihat pada pengajaran dalam keluarga adalah fungsi pendidikan sosial. Metode pendidikan keluarga yang digunakan, yaitu 1 metode keteladanan 2 metode pembiasaan 3 metode perhatian 4 metode hadiah 5 metode pengawasan 6 metode pemberian motifasi 7 metode cerita 8 metode perintah 9 metode larangan 10 metode teguran 11 metode nasehat 12 metode peringatan 13 metode hukuman. Tidak semua metode digunakan dalam mengajarkan fungsi pendidikan keluarga kepada anak, metode yang digunakan pada semua fungsi pendidikan keluarga adalah metode perhatian dan metode yang hanya digunakan untuk satu fungsi pendidikan adalah metode motifasi, cerita dan hadiah. 146 Terdapat dua pola pendidikan yang diterapkan pola pendidikan demokratis yang merupakan pola umum informan keluarga, dan pola pendidikan cenderung permissif yang hanya diterapkan oleh sedikit informan keluarga. Baik dalam penerapan fungsi, metode maupun pola dominan diajarkan oleh ibu, faktor profesi umum pada ayah sebagai petani membuat sosok ayah jarang berinteraksi dengan anak dalam menerapkan pendidikan dalam keluarga. Penerapan pendidikan mitigasi masih pada tahap pencegahan, dengan menerapkan tiga metode yaitu dengan metode perintah, larangan dan cerita. Perintah dan larangan merupakan metode umum dan yang paling sering digunakan dalam pendidikan mitigasi, sedangkan metode cerita merupakan metode yang jarang diterapkan dan hanya sedikit keluarga saja yang menerapkan metode ini. Keluarga maupun masyarakat Simbar masih kurang sadar dan kurang dalam pengetahuan terkait mitigasi dan kebencanaan.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti mempunyai saran antara lain: 1. Bagi Orang Tua Keluarga seharusnya lebih giat dalam mendidik anak dalam keluarga terutama pada penerapan fungsi pendidikan sosial, kemudian pada metode yang jarang dilakukan dan dirasa penting seperti metode hadiah, pemberian motifasi dan metode cerita, orang tua juga seharusnya lebih meningkatkan pengawasan dan perhatian kepada anak. Orang tua harus lebih sadar dalam pendidikan mitigasi anak, hal itu bisa dilakukan dengan memberikan

Dokumen yang terkait

Efektivitas Penanggulangan Bencana Puting Beliung di Desa Lidah Tanah Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

11 110 157

Peranan Zakat dalam Pengembangan Sumberdaya Keluarga di Pedesaan Studi Kasus di Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah

0 4 170

ANALISIS USAHATANI KENTANG DESA BATUR, KECAMATAN BATUR, KABUPATEN BANJARNEGARA

18 37 100

SKRIPSI ANALISIS SPASIAL DAERAH RAWAN BENCANA GEMPABUMI Analisis Spasial Daerah Rawan Bencana Gempabumi Kecamatan Piyungan Kabupaten Bantul.

0 3 11

ANALISIS SPASIAL DAERAH RAWAN BENCANA GEMPABUMI KECAMATAN PIYUNGAN KABUPATEN BANTUL Analisis Spasial Daerah Rawan Bencana Gempabumi Kecamatan Piyungan Kabupaten Bantul.

0 2 15

IMPLEMENTASI FORUM PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL (PEL)DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN KELUARGA DI DAERAH RAWAN BENCANA, DESA BAWURAN, KECAMATAN PLERET, KABUPATEN BANTUL.

0 1 212

(Studi Kasus Desa Sumberejo Kecamatan Batur Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah) Efrita Riadiani Pratiwi efritariadianiymail.com Sudrajat sudrajatgeoyahoo.com Abstract - PERILAKU PETANI DALAM MENGELOLA LAHAN PERTANIAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA LONGSOR (STUD

0 0 8

PEMBINAAN MASYARAKAT RAWAN BENCANA MELALUI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DI DESA BILI-BILI KECAMATAN BONTOMARANNU KABUPATEN GOWA

0 0 99

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN DAERAH RAWAN BENCANA TANAH LONGSOR DI KABUPATEN BANJARNEGARA BERBASIS ANDROID

0 0 17

PERAN PEREMPUAN DALAM KELUARGA DI BIDANG EKONOMI DAN PENDIDIKAN DI DESA WANADADI, KECAMATAN WANADADI, KABUPATEN BANJARNEGARA

0 0 13