Program atau Kegiatan yang Tersedia Keadaan Guru dan Murid

37 ingin buang air kecil atau besar. Jadi jika ada yang buang air kecil dicelana maka guru yang harus membantunya ke kamar mandi dan menggantikan celananya. Identitas guru dan murid yang menjadi subjek penelitian: 1. Guru Nama : Rita Maryana TempatTanggal Lahir : Jakarta, 27 Oktober 1986 Agama : Islam Pendidikan Terakhir : PGTK Alamat : Kp. Sindangkarsa Rt 01 Rw 09 No.39, Sukamaju, Tapos 2. Murid Nama TempatTanggal lahir Agama Alamat M. Ridwan 11 thn Cianjur 6 Agustus 2001 Islam Jl. KH. Ahmad Dahlan, Beji Timur, Depok Shendi Freno Pratama 10 thn Jakarta, 20 Agustus 2002 Islam Jl. Temulawak, Citayam, Depok Krist Hansen Lamliembert 7 thn Belitung, 15 Mei 2005 Kristen Jl. Bioskop Surya No.164, Manggar, Belitung Timur Naufal Rizky Pratama 7 thn Jakarta, 27 Juli 2005 Islam Jl. KH. Ahmad Dahlan VI, Beji, Depok 38

BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN

A. Bentuk Komunikasi yang Terjadi Antara Pengajar Dengan Anak Tunagrahita

Dalam teorinya, tunagrahita diklasifikasi menjadi tiga. Dan yang termasuk dalam penelitian ini adalah tunagrahita ringan, seperti dalam buku Psikologi Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus tunagrahita ringan adalah mereka yang masih dapat membaca, menulis dan berhitung sederhana. 1 Meskipun dengan usaha yang lebih dibandingkan anak lain seusianya. Karena mereka membutuhkan berkali-kali pengulangan agar dapat mengingat apa yang telah diajarkan dalam jangka waktu yang cukup lama. Dalam penyampaian materi, di sekolah umum biasanya murid akan mengikuti apa saja yang diberikan oleh guru. Tetapi di Sekolah Luar Biasa, khususnya pada anak tunagrahita tingkat SD kelas 1 dan 2 ini, bisa saja guru yang mengikuti keinginan dari murid-murid, yang penting materi pada hari itu tetap tersampaikan. Hal ini dilakukan karena kepribadian anak tunagrahita berbeda dengan yang lain, seperti yang dikatakan Ibu Rita “…beberapa diantaranya cenderung tempramen, sulit membedakan yang benar dan salah, dan lebih suka bermain ”. 2 Di sekolah ini, kelas 1 dan 2 SD digabung dalam satu ruangan. Selain karena ruang kelas yang terbatas, hal ini dilakukan karena jumlah muridnya tidak 1 Agustyawati dan Solicha, Psikologi Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN, 2009, h. 139 2 Wawancara dengan Ibu Rita Maryana pada Selasa, 20 November 2012 sebanyak dengan di sekolah umum. Selain itu pelajaran untuk anak kelas 1 dan 2 cenderung sama, yaitu belajar membaca, menulis, dan berhitung sederhana. Di bawah ini beberapa hasil kegiatan harian di dalam kelas: HariTanggal Senin, 1 Oktober 2012 10.30-11.30 Mata Pelajaran IPA Subjek Kegiatan Guru Memberikan materi belajar IPA Ridwan, Krist Hansen, Shendy menyalin tulisan KACANG HIJAU yang diberikan guru di buku masing-masing siswa. Naufal tidak ada di dalam ruangan. Ridwan dan Shendi Mengerjakan tugas yang diberikan Krist Hansen Mengerjakan tugas yang diberikan, kemudian dia meminta guru untuk melihat kacang hijau atau kecambah yang sebelumnya sudah ditanam. “Ibu katanya mau belajar kacang hijau, yang kemarin udah ditanam itu bu” Ridwan Ridwan juga mengiyakan kata-kata Krist Hansen “Iya bu” Guru “Iya, setelah ini. Selesaikan dulu tugasnya” Shendi “Lima aja ya bu” Shendi minta tugasnya dikurangi dari delapan menjadi lima Guru “Yaudah sampai lima aja ya ngerjainnya Kalau sudah selesai boleh ambil kacang hijaunya ” Setelah semuanya selesai, guru menjelaskan bagian-bagian dari kecambah dan kegunaan dari kacang hijau. Kegiatan belajar ini tidak dilakukan didalam kelas yang terdapat kursi dan meja tulis, tetapi di ruangan kosong sehingga anak-anak bisa bebas bergerak. Dari kegiatan tersebut penulis melihat hasil tulisan Shendi, kata KACANG HIJAU yang ditulis sebanyak lima kali tidak semuanya lengkap. Ada yang kurang huruf I, ada juga yang kurang huruf J. Menurut bu Rita, anak tunagrahita memang seperti itu, meskipun sudah bisa menulis tetapi ada saja huruf yang kurang dalam tulisannya. HariTanggal Senin, 26 November 2012 10.00-11.30 Pembahasan Pra Ujian Semester Subjek Kegiatan Guru Memberikan materi pra ujian semester yang berbeda-beda Ridwan: Diberikan soal Matematika, penjumlahan satu dan dua angka. Krist hansen: Diberikan soal PKN berupa sebuah paragraf tentang hidup rukun antar sesama anggota keluarga dan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan bacaan tersebut. Shendi: Diberikan soal IPS , mengikuti tulisan “Rumah Adat”, “Pakaian Adat” yang sudah tersedia di lembar soal masing- masing lima kali. Naufal: Tidak ada di ruangan Krist Hansen “Ibu, saya ko soalnya susah. Shendi dikasih yang gampang” Guru “Katanya pintar… masa soal seperti itu tidak bisa. Baca dulu setelah itu jawab pertanyaannya” Krist Hansen “Saya maunya yang kaya Shendi aja bu, gampang” Guru “Iya, selesaikan dulu, nanti dikasih yang gampang. Ridwan sudah mau selesai … kalah sama Ridwan, ya Ridwan ya…” Ridwan dan Shendi Tetap mengerjakan tugasnya tanpa banyak protes Karena kesal dengan tugas yang dirasa sulit, Krist Hansen mulai bermalas- malasan, pindah dari kursi ke lantai. Dia juga menjawab soal tanpa memperhatikan bacaan dalam paragraf. Guru tidak melarang Krist duduk di lantai, karena jika dilarang dia bisa semakin kesal. Sementara itu, Ridwan sudah selesai mengerjakan tugas matematikanya, Shendi masih tetap mengerjakan soal IPSnya, sampai waktu belajar habis.