Pembelajaran di kelas belum tentu dapat berjalan sesuai dengan keinginan pengajar. Seringkali guru atau pengajar harus mengikuti keinginan muridnya
masing-masing, dengan memberi kebebasan melakukan hal yang mereka suka. Setelah mereka merasa nyaman barulah pengajar dapat memberikan materi belajar
yang telah disiapkan. Setiap pengajar harus dapat mengetahui karakteristik murid- muridnya. Saat seorang anak tidak mau belajar, pengajar juga harus memberikan
perhatian dan pendekatan untuk dapat mengetahui alasannya. Proses pembelajaran di kelas merupakan suatu interaksi antara guru
dengan siswa dan suatu komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam suasana edukatif untuk pencapaian suatu tujuan belajar. Dalam proses pembelajaran ini,
kedua komponen tersebut yaitu interaksi dan komunikasi harus saling menunjang agar hasil belajar siswa dapat tercapai secara optimal.
Namun demikian, tujuan pembelajaran disini bukan hanya untuk meningkatkan pengetahuannya, tetapi juga untuk mempersiapkan para siswa
dengan hendaya perkembangan kemampuan tunagrahita agar dapat hidup secara mandiri, dapat menghidupi diri sendiri, dan mungkin keluarganya, setelah yang
bersangkutan keluar dari sekolah. Atau minimal mereka dapat bersosialisasi dengan baik di masyarakat serta bersikap sopan santun.
Tidak seperti SLB yang lain, SLB Nusantara ini menyediakan asrama bagi siswanya yang berasal dari luar daerah. Selain itu bagi mereka yang telah
lulus tingkat SMA disediakan pula fasilitas keterampilan seperti komputer, untuk mendesain pin dan gelas, atau keterampilan menjahit.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirasa penting untuk meneliti bagaimana para pengajar di Sekolah Luar Biasa berkomunikasi dengan anak-anak
tunagrahita dalam membantu mengembangkan dan meningkatkan kemampuan mereka terutama kemampuan bahasa secara optimal. Untuk itu penelitian ini
diberi judul
“Bentuk Komunikasi Pengajar Dan Murid Dalam Meningkatkan Kemampuan Intelektual Anak Tunagrahita Di Sekolah Luar Biasa
Nusantara Beji Depok”
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah 1.
Pembatasan Masalah
Agar pembahasannya tidak meluas, maka penelitian ini dibatasi hanya pada pola komunikasi pengajar anak-anak yang menderita tunagrahita ringan
di tingkat SD sekolah dasar kelas 1 dan 2 Sekolah Luar Biasa Nusantara. Kemampuan intelektual kecerdasan juga dibatasi hanya pada kecerdasan
linguistik-verbal.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana bentuk komunikasi yang digunakan pengajar Sekolah
Luar Biasa Nusantara dalam meningkatkan kemampuan berbahasa anak-anak tunagrahita?
b. Bagaimana kemampuan berbahasa anak-anak tunagrahita?
C. Tujuan Penelitian
Setelah mengetahui judul serta latar belakang masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui bentuk komunikasi yang digunakan pengajar Sekolah Luar
Biasa Nusantara dalam meningkatkan kemampuan berbahasa anak-anak tunagrahita
2. Mengetahui kemampuan berbahasa anak tunagrahita
3. Mengetahui faktor yang mendukung dan menghambat peningkatan
kemampuan berbahasa anak tunagrahita.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis. Diharapkan penelitian ini dapat memperkaya kajian ilmu
komunikasi, terutama dalam upaya komunikasi yang efektif 2.
Manfaat praktis. Hasil penelitian diharapkan dapat memberi informasi bagi mahasiswa dan masyarakat pada umumnya untuk lebih peduli dengan
anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus. Dan sebagai masukan bagi lembaga-lembaga lainnya yang bergerak dibidang yang sama.
E. Metodologi Penelitian 1.
Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati.
2
Dengan metode penelitian deskriptif kualitatif, yaitu metode penelitian yang ditujukan untuk
mengumpulkan data aktual dan rinci mengenai gejala yang terjadi, untuk kemudian mengidentifikasi masalah dan cara orang lain menghadapi kondisi
tertentu, dan selanjutnya mempelajari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.
3
Disini peneliti akan berinteraksi secara langsung dengan subjek penelitian untuk mengamati kegiatan sehari-hari terutama yang berkaitan
dengan apa yang diteliti, agar mendapatkan gambaran yang nyata.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Yang menjadi subjek penelitian ini yaitu pengajar atau guru SD di Sekolah Luar Biasa Nusantara. Sedangkan objek penelitiannya adalah pola
komunikasi yang digunakan oleh pengajar Sekolah Luar Biasa Nusantara di kelas dalam meningkatkan kemampuan intelektual kecerdasan bahasa anak-
anak tunagrahita.
3. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan mulai September-November 2012. Di Sekolah Luar Biasa Nusantara, Jalan Sempu I Rt 06 Rw 04, Kelurahan Beji,
Kecamatan Beji, Kota Depok.
2
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009, h. 4
3
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007, h. 25