Kecerdasan Linguistik Verbal LANDASAN TEORI

26 Beberapa hal dibawah ini merupakan kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa, diantaranya: Keterampilan verbal 1. Berbicara dalam kalimat 2. Memahami dan mengikuti perintah 3. Menirukan dan memainkan peran 4. Merangkai kata-kata untuk berkomunikasi Keterampilan membaca dan menulis 1. Berusaha untuk menulis abjad dasar 2. Mulai membaca kata-kata sederhana 3. Mengenal abjad dengan baik 4. Memperlihatkan minat pada buku-buku 23

C. Tunagrahita

1. Definisi Tunagrahita

Tunagrahita adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata-rata. Dalam bahasa asing istilah yang digunakan seperti mental retardation, mentally retarded, mental deficiency. 24 Definisi dari American Association of Mental RetardationAAMR Luckasson, 1992, dengan menitikberatkan pada tiga dimensi utama penilaian yakni kemampuan capabilities, lingkungan tempat ia 23 May Lwin, dkk., Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan, h. 22 24 Agustyawati dan Solicha, Psikologi Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN, 2009, h. 136 27 melakukan fungsi kegiatan environment, dan kebutuhan bantuan dengan berbagai tingkat keperluan functioning dan support, hasilnya yaitu: “Anak dengan hendaya perkembangan, mengacu pada adanya keterbatasan dalam perkembangan fungsional. Hal ini menunjukan adanya signifikansi karakteristik fungsi intelektual yang berada dibawah normal, bersamaan dengan kemunculan dua atau lebih ketidaksesuaian dalam aspek keterampilan penyesuaian diri adaptif meliputi: komunikasi, bina diri, kehidupan di rumah, keterampilan sosial, penggunaan fasilitas lingkungan, mengatur diri, kesehatan dan keselamatan diri, keberfungsian akademik, mengatur waktu luang, dan bekerja. Keadaan seperti itu secara nyata berlangsung sebelum usia 18 tahun”. 25 Seseorang dikategorikan berkelainanan mental subnormal atau tunagrahita jika ia memiliki tingkat kecerdasan di bawah normal, sehingga untuk meningkatkan kemampuannya memerlukan bantuan atau layanan spesifik, termasuk dalam program pendidikannya Bratanata, 1979. 26

2. Klasifikasi Tunagrahita

a. Tunagrahita Ringan Tunagrahita ringan disebut juga moron atau debil. Mereka masih dapat membaca, menulis dan berhitung sederhana. Dengan bimbingan dan pendidikan yang baik, anak terbelakang mental ringan pada saatnya dapat memperoleh penghasilan untuk dirinya sendiri. Karena mereka dapat dididik menjadi tenaga kerja seperti pekerjaan laundry, pertanian, peternakan, dan pekerjaan tumah tangga. Pada umumnya anak tunagrahita ringan tidak mengalami gangguan fisik. Mereka tampak seperti anak normal. Hanya saja 25 Bandi Delphie, Pembelajaran Anak Tunagrahita, Bandung: Refika Aditama, 2006, h.62 26 Bratanata, “Pendidikan Anak Terbelakang Mental ” dalam Mohammad Effendi Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, h. 88 28 mereka tidak mampu melakukan penyesuaian sosial secara independen. b. Tunagrahita Sedang