20
b. Komunikasi kelompok
Komunikasi  kelompok  group  communication  adalah komunikasi  antara  seseorang  dengan  sejumlah  orang  yang
berkumpul  bersama-sama  secara  sengaja  dalam  bentuk  kelompok. Kelompok  tersebut  bisa  kecil  small  group  bisa  juga  besar  large
group,  tetapi  jumlah  orang  dalam  anggota  kelompok  itu  tidak dapat ditentukan dengan eksak.
1 Kelompok  kecil  atau  kadang  disebut  micro  group  adalah
kelompok  yang  dalam  situasi  komunikasinya  terdapat kesempatan  untuk  memberikan  tanggapan  secara  verbal.
Dengan kata
lain komunikator
dapat melakukan
komunikasi  antar  pribadi  dengan  salah  seorang  anggota kelompok.
2 Kelompok  besar  atau  disebut  juga  macro  group.  Dalam
komunikasi  ini  kontak  pribadi  antara  komunikator  dengan komunikan  jauh  lebih  kurang  dibandingkan  dengan  situasi
kelompok  kecil.  Apabila  anggota  kelompok  besar memberikan
tanggapan kepada
komunikator maka
tanggapan itu lebih bersifat emosional.
13
c. Komunikasi massa
Komunikasi masa mass communication ialah komunikasi melalui  media  masa  modern  dengan  jangkauan  yang  luas,  seperti
surat  kabar,  siaran  radio  dan  televisi  serta  film.  Namun  menurut
13
Onong U. Effendy, Dimensi-dimensi Komunikasi, h. 55
21
Everett  M.  Rogers,  selain  media  masa  modern  ada  juga  media masa  tradisonal  seperti  teater  rakyat,  juru  dongeng  keliling,  juru
pantun dan lain-lain. Umumnya media masa modern menunjukan seluruh sistem
dimana pesan-pesan diproduksikan, dipilih, disiarkan, diterima dan ditanggapi. Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan dan
sikap  kepada  komunikan  yang  beragam  dan  dalam  jumlah  yang banyak dengan menggunakan media.
14
5. Hambatan Komunikasi
Ada  beberapa  hal  yang  seringkali  menjadi  hambatan  dalam komunikasi, diantara yang harus diperhatikan yaitu:
a. Gangguan
Menurut  sifatnya,  ada  dua  jenis  gangguan  terhadap  jalannya komunikasi:
1 Gangguan mekanik. Gangguan ini disebabkan oleh saluran atau
media  yang  digunakan  dalam  komunikasi  yang  berbentu  fisik. Seperti gangguan suara pada pesawat radio.
2 Gangguan  semantik.  Gangguan  jenis  ini  bersangkutan  dengan
bahasa  yang  digunakan  komunikator  untuk  menyampaikan pesan kepada komunikan.
14
Onong U. Effendy, Ilmu,Teori dan Filsafat Komunikasi, h.79
22
b. Kepentingan
Interest  atau  kepentingan  akan  membuat  seseorang  selektif dalam  menanggapi  atau  menghayati  suatu  pesan.  Orang  hanya  akan
memperhatikan perangsang
yang ada
hubungannya dengan
kepentingannya.  Kepentingan  tidak  hanya  mempengaruhi  perhatian saja  tetapi  juga  menentukan  daya  tanggap,  perasaan,  pikiran  dan
tingkah laku. c.
Motivasi terpendam Motivasi akan membuat seseorang berbuat sesuatu yang sesuai
dengan  keinginan,  kebutuhan  dan  kekurangannya.  Semakin  sesuai komunikasi  dengan  motivasi  seseorang  semakin  besar  pula
kemungkinan  komunikasi  itu  dapat  diterima  dengan  baik  oleh komunikan.
15
d. Hambatan Psikologis dan Sosial
Hambatan  psikologis  dan  sosial  kadang-kadang  mengganggu komunikasi.  Misalnya,  bencana  yang  menimbulkan  trauma  pada
komunikan sehingga sulit diajak komunikasi. Selain  itu  faktor  prasangka  juga  merupakan  hambatan  yang
berat  bagi  suatu  komunikasi,  karena  orang  yang  mempunyai prasangka,  terlebih  yang  tidak  baik,  akan  cepat  bersikap  curiga  dan
menentang  komunikator  yang  hendak  melakukan  komunikasi.  Dalam
15
Onong U. Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, h. 45-48
23
prasangka,  emosi  memaksa  kita  untuk  menarik  kesimpulan  tanpa menggunakan pikiran yang rasional.
16
Hambatan-hambatan  komunikasi  yang  seringkali  ditemui  dalam proses belajar mengajar antara lain:
a. Verbalisme.  Dimana  guru  menerangkan  pelajaran  hanya  melalui
kata-kata  atau  secara  lisan.  Disini  yang  aktif  hanya  guru, sedangkan  murid  lebih  banyak  bersifat  pasif,  dan  komunikasi
bersifat satu arah. b.
Perhatian  yang  bercabang.  Yaitu  perhatian  murid  tidak  terpusat pada informasi yang disampaikan guru, tetapi bercabang perhatian
lainnya. c.
Kekacauan  penafsiran.  Terjadi  disebabkan  berbedanya  daya tangkap  murid,  sehingga  sering  terjadi  istilah-istilah  yang  sama
namun diartikan berbeda-beda. d.
Tidak adanya tanggapan. Yaitu murid-murid tidak merespon secara aktif  apa  yang  disampaikan  oleh  guru,  sehingga  tidak  terbentuk
sikap  yang  diperlukan.  Disini  proses  pemikiran  tidak  terbentuk sebagaimana mestinya.
e. Kurang perhatian. Hal ini disebabkan karena prosedur dan metode
pengajaran  kurang  bervariasi,  sehingga  penyampaian  informasi yang monoton menyebabkan timbulnya kebosanan murid.
16
Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, h. 64