Alat-alat Teknologi Pendidikan dan Jaringan

lalu diberikan sedikit contoh kadar air dalam organ-organ penting. “Makanya penting untuk kita seperti Aqua, air berkualitas seperti Aqua Anak perempuan : Kenapa harus Aqua? Kan semua sama Aqua mempuyai keahlian untuk memilih, menjaga, dan melestarikan secara menyeluruh dari alam, kunci dari segala manfaat dan menyalurkan keseluruh tubuh anak berkondisi optimal. Jadi Aqua setiap hari agar tetap tegar, tetap menjaga kesehatan untuk melangkah maju. Di sini kita bisa melihat sebuah iklan yang sudah profesional yang dibuat tidak main-main karena mengiklankan perusahaan besar, yaitu perusahaan air minum Aqua. Bagian awal iklan ini tidak langsung mengajak menggunakan Aqua tetapi memberikan gambaran peran air putih dalam tubuh. Selanjutnya sang Ayah menyarankan untuk minum air Aqua. Di sini kita mulai mengetahui bahwa kalimat “makanya penting untuk kita seperti Aqua” dan kalimat ini merupakan kalimat persuasi dalam iklan Aqua. Selanjutnya bagian terakhir sang Ayah menjelaskan mengapa harus memilih Aqua dibanding merek lain.

3.7 Kriteria dalam Penilaian

Tugas menulis juga dapat dilakukan berdasarkan rangsangan visual dan suara. Contoh konkret rangsang yang dimaksud adalah siaran televisi, video, atau berbagai bentuk rekaman sejenis. Rekaman televisi juga dapat direkam untuk kemudian dibawa ke kelas, misalnya karena jika siaran yang diperlukan tidak berkesesuaian waktu dengan jam pelajaran di sekolah, atau agar siaran tersebut dipakai berkali-kali. Penilaian yang dilakukan dapat mempergunakan rubrik seperti pada contoh penilaian berdasarkan rangsangan visual dan suara. 49 Tes jenis karangan merupakan jenis tes yang memiliki kriteria kompleks. Penilaian diberikan dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang ada dalam setiap karangan, diantaranya, kesesuaian isi tulisan dengan cerita, ketepatan logika urutan cerita, ketepatan detil peristiwa, ketepatan makna keseluruhan cerita, ketepatan kata, ketepatan kalimat, ejaan dan tata tulis. Berikut akan dijelaskan penjelasan tentang aspek yang dinilai; 1. Kesesuaian Isi Tulisan dengan Cerita Secara umum, tema karangan dapat dipahami sebagai sebuah ide sentral di dalam karangan yang akan mampu mengikat keseluruhan uraian, deskripsi, penjelasan, dan seluruh pembuktian di dalam kontruksi karangan ilmiah yang bersangkutan. Sebagai ide sentral, pasti sebuah tema karangan akan mengontrol keseluruhan isi karangan. Keseluruhan konruksi karangan pasti akan dapat dikembalikan kepada ide sentral itu. Bagi seorang penulis, tema karangan akan dapat menuntun dirinya agar dapat sampai pada akhir tulisannya secara tuntas. 50 2. Diksi Persuasi Diksi atau pilihan kata adalah untuk memperoleh keindahan guna menambah ketertarikan pembaca agar mengikutinya, diksi persuasi biasanya kata kata yang indah untuk mempengaruhi pikirin pembaca, biasanya diawali dengan kata ayo, mari, dan lain sebagainya. 49 Burhan Nurgiantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa, Yogyakarta: UGM, 2010 , h. 431-432.1 50 Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2009, h. 146. 3. Ketepatan Logika Urutan Cerita Secara keseluruhan karangan yang di buat oeh peserta didik itu secara logika tepat atau tidak, jika secara logika tepat maka secara keseluruhan karangan yang dihasilkan juga tepat. 4. Ketepatan Detil Peristiwa Dalam hal ini di nilai dari rincian hasil kerja peserta didik, apakah yang di tulis peserta didik itu menyeluruh secara detil atau tidak. Jika yang di tulis berurutan dari awal cerita hingga akhir cerita, maka hasil karangan yang di tulis sudah bisa di katakan detil secara menyeluruh. 5. Ketepatan Makna Keseluruhan Cerita Seberapa besar tingkat pemahaman yang di kuasai oleh peserta didik, jika tingkat pemahaman yang di miliki peserta didik baik maka ide yang di tuangkan ke dalam sebuah tulisan yang di hasilnya akan baik. 6. Ketepatan Kata pilihan kata Bagi seorang pengarang, kata-kata ialah bahan-bahannya. Ia harus belajar memilih kata-katanya dengan baik. Ia harus tahu penggunaannya. Apabila sudah pasti dengan pilihan mengenai kata dan ungkapan yang tepat, maka harus melanjutkan dengan cara memasukkannya ke dalam karangan atau komposisi sehingga dapat menyususn struktur yang dikehendaki dan memperoleh efek yang diinginkan. 51 7. Ketepatan Kalimat Dalam sebuah karya tulis kalimat merupakan tataran bahasa yang menghasilkan tulisan yang efektif jika dirakit secara logis dan cermat. Tidak hanya ejaan dan rangkaian kata yang termuat di dalam kalimat, namun, lebih daripada itu gagasan yang dimaksud oleh penulis terkandung di dalam kalimat. Dengan kata lain, 51 Rosihan Anwar, Bahasa Jurnalistik dan Komposisi, Yogyakarta: Media Abadi, 2004, h. 112. menulis kalimat berarti menulis gagasan yang disampaikan oleh penulis kepada pembaca supaya gagasan itu nantinya sampai di benak pembaca tanpa penyimpangan, kekeliruan, dan kekurangan, sesuai dengan dengan apa yang dimasud gagasan penulis. Jika hal itu tercapai, kalimat yang mengandung gagasan itu dinilai efektif. 52 8. Ejaan dan Tata Tulis Ejaan adalah keseluruhanpe raturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antarhubungan antara lambing- lambang itu pemisah dan penggabungannya dalam suatu bahasa. Secara teknis, yang dimaksud dengan ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca. 53 Sedangkan tanda baca berperan untuk menunjukkan struktur dari organisasi suatu tulisan, intonasi serta jeda. Tanda baca meliputi tentang ., ,, , ? dan lain sebagainya.

B. Penelitian Relevan

Berdasarkan dari hasil tinjauan peneliti. Penelitian membuktikan bahwa media sangat berperan aktif dalam menunjang peningkatan pemeblajaran siswa dalam menulis karangan persuasi. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh Qoriatun Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Jakarta 2014 dengan judul “Penulisan Paragraf Persuasif pada Tugas Siswa kelas X Madrasah Aliyah Nahdatul Ulama Putra Tahun Pelajaran 20122013 ”. Hasil penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasif dengan pola pengembangan sugesti dan mengetahui keefektifan siswa dalam menulis paragraf persuasif. Kelebihan dari penelitian yang dilakukan Qoriatun adalah dapat 52 Untung Yowono, Karya Tulis Ilmiah Sosial: Menyiapkan Menulis dan Mencermatinya, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004, hlm 124. 53 Zaenal Arifin dan Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: Akademika Pressindo, 2010, hlm 164.