18
BAB II KEBIJAKAN PUBLIK DALAM PENDIDIKAN KEAGAMAAN
A. Kebijakan Publik
Menurut Yoyon Bahtiar, “Kejalasan maknawiyah tentang kebijakan dapat ditelusuri dari literatur kebijakan tentang ketatanegaraan yang
menganggap bahwa ilmu kebijakan sering dianggap lebih dekat kepada Administrasi Negara dibandingkan dengan Ilmu Politik.
”
1
Solochin menyatakan bahwa: Mendefinisikan atau merumuskan apa yang dimaksud dengan kebijakan
publik itu ternyata bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah. Kemungkinan penyebab dari kesukaran ini, karena kebijakan publik itu sendiri -sebagai
bidang kajian- seumpamanya hamparan lahan garapan, bukan hanya terdiri dari satu petak dan satu lapis dengan satu penggarap melainkan terdiri dari
berlapis lahan-lahan garapan dari sekian banyak penggarap.
2
1. Definisi Kebijakan Publik
Banyak tokoh yang mencoba mendefinisikan apa itu kebijakan publik, di antaranya adalah sebagi berikut:
Definisi yang sering dikutip dan hampir selalu dapat kita jumpai di setiap buku teks yang ditulis oleh para ahli adalah yang dikemukakan
oleh Thomas R. Dye sebagaimana dikutip oleh Riant Nugroho, “Kebijakan publik ialah whatever governments choose to do or not to do
pilihan tindakan apa pun yang dilakukan atau tidak ingin dilakukan oleh pemerintah. Namun, meski cukup akurat, ia sebenarnya tidak cukup
memadai untuk mendeskripsikan substansi atau esensi kebijakan publik yang sesungguhnya.
”
3
1
Yoyon Bahtiar Irianto, Kebijakan Pembaruan Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, Cet. I, h. 31.
2
Solichin Abdul Wahab, Analisis Kebijakan: Dari Formulasi ke Penyusunan Model-Model Implementasi Kebijakan Publik, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012, Cet. I, h. 11.
3
Solichin, op.cit., h. 14.
Eystone merumuskan dengan pendek sebagaimana dikutip oleh Riant Nugroho,
“Kebijakan publik adalah antar hubungan yang berlangsung di antar unitsatuan pemerintahan dengan lingkungannya.
”
4
Menurut Wilson kebijakan publik sebagaimana dikutip oleh Riant Nugroho,
“Tindakan-tindakan, tujuan-tujuan, dan pernyataan pemerintah mengenai masalah-masalah tertentu, langkah-langkah yang telahsedang
diambil atau gagal diambil untuk diimplementasikan, dan penjelasan- penjelasan yang diberikan oleh mereka mengenai apa yang telah terjadi
atau tidak terjadi. ”
5
Pakar yang berasal dari Inggris, W. I. Jenkins merumuskan kebijakan publik sebagaimana dikutip oleh Riant Nugroho
, “Serangkaian keputusan yang yang saling berkaitan yang diambil oleh seorang aktor
politik atau sekolompok aktor, berkenaan dengan tujuan yang telah dipilih beserta cara-cara untuk mencapainya dalam suatu situasi.
Keputusan-keputusan itu pada prinsipnya masih berada dalam batas-batas kekuasaan dari para aktor tersebut.
”
6
Kemudian, Chief J. O. Udoji, seorang pakar dari Nigeria mendefinisikan kebijakan publik sebagaimana dikutip oleh Riant
Nugroho , “Suatu tindakan bersanksi yang mengarah pada suatu tujuan
tertentu yang saling berkaitan dan mempengaruhi sebagian besar warga masyarakat.
”
7
Lalu, pakar yang berasal dari Prancis, Lemieux merumuskan kebijakan publik sebagaimana dikutip oleh Riant Nugroho
, “Produk aktivitas-aktivitas yang dimaksudkan untuk memecahkan masalah-
masalah publik yang terjadi di lingkungan tertentu yang dilakukan aktor- aktor politik yang hubungannya terstruktur. Keseluruhan proses aktivitas
itu berlangsung sepanjang waktu. ”
8
4
Ibid., h. 11.
5
Ibid.
6
Ibid., h. 15.
7
Ibid.
8
Ibid.