B. Hubungan Politik, Kebijakan Publik, dan Pendidikan
Setiap sistem politik membuat kebijakan publik. Bahkan dapat dikatakan bahwa produk utama dari sistem dan proses politik adalah kebijakan publik.
40
Politik berasal dari kata Yunani, yaitu Politea dan diperkenalkan pertama kali oleh Plato 347 SM dengan makna hal ikhwal mengenai negara dan
dikembangkan oleh muridnya Aristoteles 322 SM yang memahami politik sebagai seni mengatur dan mengurus negara. Ini merupakan makna pertama
tentang politik. Di sini politik kemudian dipahami sebagai kegiatan suatu sistem politik atau negara untuk mencapai tujuan bersama. Pemahaman ini
menjadi pemahaman yang paling universal, termasuk di antaranya untuk memahami kebijakan-kebijakan tertentu sebagai upaya merealisasikan tujuan
tersebut.
41
Selanjutnya, pemahaman politik berkembang menjadi struggle for power. Pemahaman kedua ini banyak dipergunakan untuk memahami
perilaku animalis dari para elit politik, dibandingkan pemahaman pertama yang melihat politik sebagai sebuah proses menuju tujuan yang telah
ditetapkan bersama.
42
Negara adalah sebuah entitas politik yang bersifat formal yang mempunyai minimal lima komponen utama. Pertama, komponen lembaga-
lembaga negara. Kedua, komponen rakyat sebagai warga negara. Ketiga, wilayah yang diakui kedaulatannya. Keempat, komponen kebijakan publik.
43
Setiap negara modern dipastikan mempunyai konstitusi, peraturan perundangan, keputusan kebijakan sebagai aturan main hidup bersama.
Negara tanpa komponen kebijakan publik ini menjadi negara gagal, karena kehidupan bersama diatur oleh seseorang atau sekelompok orang saja, yang
bekerja seperti tiran dengan tujuan memuaskan kepentingan diri danatau kelompoknya saja. Pada dimensi kebijakan publik inilah, kita memulai
pemahaman tentang arti penting kebijakan publik pada konteks makro negara.
40
Samodra Wibawa, Politik Perumusan Kebijakan Publik, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011, Cet. I, h. 1.
41
Tilaar, op.cit., h. 260.
42
Ibid., h. 262.
43
Riant Nugroho, op.cit., h. 26-27.
Setiap negara, terutama pemerintahan, sebagai pemegang kekuasaan, berkehendak untuk dapat mengendalikan rakyat.
44
Pendidikan merupakan di antara bagian dari politik dan kebijakan publik. Para pembuat kebijakan publik, yaitu pejabat publik merupakan bagian dari
politik. Mereka merupakan hasil dari aktivitas politik. Maka, kebijakan publik dalam bidang pendidikan merupakan hasil dari kegiatan politik.
Hubungan antara pendidikan dan politik juga dapat dilacak dalam sejarah Islam sejak masa pertumbuhan paling subur dalam lembaga pendidikan
Islam, semacam madrasah. Sepanjang sejarah, terdapat hubungan amat erat antara pendidikan dan politik. Kenyataan ini, misalnya, dapat dilihat dari
pendirian banyak madrasah di Timur Tengah yang disponsori penguasa politik. Contoh paling terkenal adalah Madrasah Nizamiyah di Baghdad yang
didirikan sekitar 1064 oleh Wazir Dinasti Saljuk, Nizam al-Mulk; di madrasah ini terkenal bahwa pemikir dan ulama besar, al-Ghazali, pernah
menjadi guru besar.
45
C. Kebijakan Pendidikan Keagamaan Islam di Indonesia
Memperhatikan definisi kebijakan publik pada pembahasan sebelumnya, yakni keputusan negara atau pemerintah sebagai strategi untuk mencapai cita-
cita negara. Cita-cita Indonesia sebagaimana dalam pembukaan UUD Negara RI 1945 di antaranya adalah untuk memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa. Kemudian, memperhatikan definisi pendidikan keagamaan dalam UU RI
No. 20 Tahun 2003 bahwa pendidikan keagamaan adalah berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami
dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya danatau menjadi ahli ilmu agama, maka dapat diartikan bahwa kebijakan pendidikan keagamaan Islam
adalah keputusan negara atau pemerintah berkaitan untuk mempersiapkan
44
Ibid., h. 27-28.
45
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi di Tengah Tantangan Milenium III, Edisi I, Jakarta: Kencana, 2012, Cet. I, h. 69.