46
Banjir ini berkaitan dengan adanya badai siklon dan pasang surut air laut.Banjir besar yang terjadi dari hujan sering diperburuk oleh gelombang badai
yang diakibatkan oleh angin yang terjadi disepanjang pantai.Pada banjir ini air laut membanjiri dartan karena satu atau kombinasi pengaruh-pengaruh dari air
pasang yang tinggi atau gelombang badai. Seperti halnya banjir sungai, hujan yang turun dengan lebat diatas daerah yang luas akan mengakibatkan banjir yang
hebat pada muara sungai.
2.9.1 Istilah-istilah dalam Pengendalian Banjir
Kodoatie dan Sugianto 2002:74-75 menyebutkan untuk mendalami mengenai pengendalian banjir perlu dipahami mengenai beberapa istilah,
diantaranya diterangkan di bawah ini: a.
Wilayah sungai: merupakan kesatuan wilayah system tata pengairan sebagai suatu pengembangan wilayah sungai yang dapat terdiri dari satu
atau lebih daerah pengairan sungai. b.
Sistem tata pengairan: merupakan susunan tata letak sumber air, termasuk bangunan pemanfaatan yang sesuai ketentuan teknik pembinaan disuatu
wilayah. c.
Daerah pengaliran sungai: adalah suatu kesatuan wilayah tata air yang terbentuk secara alamiah, dimana air akan mengalir melalui sungai dan
anak sungai yang bersangkutan. Ada orang yang menyebut dengan Daerah Aliran Sungai DAS, Daerah Tangkapan Air DTA. Dalam istilah bahasa
Inggris juga ada beberapa macam istilah yaitu Catchment Area, Watershed, River Basin, dll.
47
d. Daerah dataran banjir: merupakan suatu lahan yang merupakan suatu
dataran rendah, karena kondisi topografinya pada waktu-waktu tertentu dapat tergenang oleh banjir yang terjadi.
e. Bantaran sungai: daerah yang terletak pada kedua sisi dan di sepanjang
alur sungai, dimana terletak antara tepi palung alur sungai sampai pada kaki tanggul sebelah dalam.
f. Daerah retensi: daerah rendah yang dimanfaatkan untuk menampung air
banjir sementara waktu dan dilepaskan pada waktu banjir mulai surut. g.
Garis sempadan: garis batas luar pengaman sungai dihitung kira-kira 5 meter dapat diambil dengan ketentuan lain dari luar kaki tanggul, untuk
sungai yang mempunyai tanggul dan dengan ketentuan tersendiri yang tak ada tanggul.
h. Daerah sempadan: lahan yang dibatasi oleh garis sempadan dengan kaki
tanggul sebelah luar atau garis sempadan dengan tebing untuk sungai yang tidak bertanggul.
i. Banjir ada 2 peristiwa : pertama peristiwa banjirgenangan yang terjadi
pada daerah yang biasanya tidak terjadi banjir dan kedua peristiwa banjir terjadi karena limpasan air banjir dari sungai karena debit banjir tidak
mampu dialirkan oleh alur sungai atau debit banjir lebih besar dari kapasitas pengaliran sungai yang ada. Peristiwa banjir sendiri tidak
menjadi permasalahan, apabila tidak mengganggu terhadap aktivitas atau kepentingan manusai dan permasalahan ini timbul setelah manusia
melakukan kegiatan pada daerah dataran banjir. Maka perlu adanya
48
pengaturan daerah dataran banjir untuk mengurangi kerugian akibat banjir flood plain management.
j. Pengendalian banjir: secara umum merupakan kegiatan perencanaan
pelaksanaan pekerjaan pengendalian banjir, eksploitasi dan pemeliharaan, yang pada dasarnya untuk mengendalikan banjir, pengaturan penggunaan
daerah dataran banjir dan mengurangi atau mencegah adanya bahayakerugian akibat banjir.
2.9.2 Sebab Terjadinya Banjir