Kerugian Akibat Banjir Pengendalian Banjir

51 g. Perencanaan system pengendalian banjir tidak tepat Beberapa system pengendalian banjir memang dapat mengurangi kerusakan akibat banjir kecil sampai sedang, tetapi mungkin dapat menambah kerusakan selama banjir-banjir yang besar.Sebagai contoh bangunan tanggul sungai yang tinggi.Limpasan pada tanggul pada waktu terjadi banjir yang melebihi banjir rencana dapat menyebabkan keruntuhan tanggul, menyebabkan kecepatan aliran yang sangat besar yang melalui bobolnya tanggul sehingga menimbulkan banjir yang besar. Kodoatie, Sugiyanto, 2002:78-79.

2.9.3 Kerugian Akibat Banjir

Kerugian akibat banjir pada umumnya relative dan sulit diidentifikasi secara jelas, dimana terdiri dari kerugian banjir akibat langsung dan tak langsung. Kerugian akibat banjir langsung, merupakan kerugian fisik seperti robohnya gedung sekolah, industry, rusaknya sarana transportasi, dsb. Sedangkan kerugian akibat banjir tak langsung berupa kerugian kesulitan yang timbul secara tak langsung yang diakibatkan oleh banjir, seperti komunikasi, pendidikan, kesehatan, kegiatan bisnis terganggu, dsb. Kodoatie, Sugiyanto, 2002:194

2.9.4 Pengendalian Banjir

Pengendalian banjir pada dasarnya dapat dilakukan dengan berbagai cara, namun yang penting adalah dipertimbangkan secara keseluruhan dan dicari system yang paling optimal. Kegiatan pengendalian banjir menurut lokasidaerah pengendaliannya daiapat dikelompokkan menjadi dua 2 : 1. Bagian atas ; yaitu dengan membangun dam pengendali banjir yang dapat memperlambat waktu tiba banjir dan menurunkan besarnya debit banjir, 52 pembuatan waduk lapangan yang dapat merubah pola hidrograf banjir dan penghijauan di Daerah Aliran Sungai. 2. Bagian Hilir: yaitu dengan melakukan normalisasi alur sungai dan tanggul sudetan pada alur yang kritis; pembuatan alur pengendali banjir atau flood way; pemanfaatan daerah genangan untuk retarding basing dsb. Sedangkan menurut teknis penanganan pengendalian banjir dapat dibedakan menjadi dua yaitu: 1. Pengendalian banjir secara teknis metode struktur 2. Pengendalian banjir secara non teknis metode non-struktur Semua kegiatan tersebut diatas adalah dilakukan dengan tujuan untuk mengalirkan debit banjir kelaut secepat mungkin dengan kapasitas cukup di bagian hilir dan menurunkan serta memperlambat debit banjir di hulu, sehingga tidak mengganggu daerah-daerah peruntukan di sepanjang sungai Kodoatie, Sugianto., 2002: 195 Yulaelawati, Syibab 2008 juga menjelaskan upaya mengurangi resiko bencana banjir yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat : 1. Kegiatan fisik struktur 2. Kegiatan non-struktur 3. Kombinasi kegiatan struktur dan non struktur 1. Kegiatan fisik struktur Upaya mengatasi masalah banjir sampai saat ini masih mengandalkan pada kegiatan fisik struktur seperti membangun sarana dan prasarana pengendali banjir danatau memodifikasi kondisi alamiah sungai sehingga membentuk suatu 53 system pengendali banjir. Langkah tersebut diterapkan hamper diseluruh negara- negara di dunia yang mengalami masalah banjir. Berbagai jenis kegiatan fisik struktur berikut manfaatnya: a. Pembangunan waduk-waduk atau bendungan pengendali banjir, yang sekaligus untuk irigasi pertaniaan, pembangkit listrik, pariwisata dan sebagainya. b. Pembangunan tanggul-tanggul di pinggir sungai pada titik-titik daerah rawan banjir. Tujuannya adalah mencegah meluapnya air pada tingkat ketinggian tertentu ke daerah rawan banjir. c. Pembangunan kanal-kanal yang bertujuan menurunkan tingkat ketinggian air di daerah aliran sungai dengan menambah dan mengalihkan arah aliran sungai. d. Pembangunan interkonekso antar sungai, yang bertujuan merendahkan tingkat ketinggian muka air sungai. e. Pembangunan polder, bertujuan untuk mengumpulkan dan memindahkan air dari tempat yang mempunyai elevasi yang rendah ketempat yang mempunyai elevasi lebih tinggi dengan menggunakan mesin pompa. f. Pelurusan sungai, bertujuan untuk melancarkan dan mempercepat aliran air mencapai muara. 2. Kegiatan non-struktur Kegiatan non-struktur bertujuan untuk menghindari dan juga menekan besarnya masalah yang ditimbulkan oleh banjir, antara lain dengan mengatur pembudidayaan lahan di dataran banjir dan di DAS. Untuk itu maka pelaku utama dari kegiatan ini adalah masyarakat. 54 Upaya non-struktur dapat berupa: a. Konservasi tanah dan air di hulu sungai untuk menekan besarnya aliran permukaan, mengendalikan besarnya debit puncak banjir, dan pengendalian erosi untuk mengurangi pendangkalansedimentasi di dasar sungai. Kegiatan ini merupakan gabungan antara rekayasa teknik sipil dengan teknik agro. Upaya pengendalian air tersebut antara lain dapat dilakukan dengan membuat terasering, bangunan terjunan, dan penahan sedimen, penghijauan dan reboisasim serta sumur resapan. b. Pengelolaan dataran banjir berupa pentaan ruang dan rekayasa di dataran banjir yang diatur sedemikian rupa agar resikokerugianbencana yang timbul apabila tergenang banjir minimal. Rekayasa dalam bidang bangunan antara lain berupa: rumah tipe panggung, rumah susun, jalan laying, jalan dengan perkerasan beton, pengaturan penggunaan rumahgedung bertingkat, dan sebagainya. Sedangkan rekayasa di bidang pertanian dapat berupa pemilihan jenis tanaman yang tahan genangan. c. Penganggulangan banjir untuk menekan besarnya bencana dan mengatasinya secara darurat. Kegiatan ini merupakan baguan dari kegitan sarkorlak penanggulangan bencana, yang dilaksanakan sebelum kejadian banjir meliputi perondaan dan pemberian peringatan dini kepada masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjirdataran banjir, pada saat kejadian banjir berupa upaya penyelamatan, pengungsian, penutupan tanggul yang bocor dan atau limpas, maupun kegiatan pasca banjir yang berupa penanganan darurat dan perbaikan terhadap kerusakan akibat banjir. 55 d. Penerapan system prakiraan dan peringatan dini untuk menekan besarnya bencana bila banjir benar-benar terjadi. Upaya ini untuk mendukung kegiatan penanggulangan banjir. e. Penyuluhan dan pendidikan masyarakat lewat berbagai media tentang banjir dalam rangka meningkatkan pemahaman, kepedulian dan peran masyarakat. f. Penanggulangan kemiskinan. Masyarakay miskin di perkotaan banyak yang terpaksa menghuni bantaran sungai yang seharusnya bebas hunian karena sangat membahayakan keselamatan jiwa. Demikian pula masyarakat petani lahan kering di DAS hulu, pada umumnya miskin sehingga kesulitan untuk melaksanakan pola bercocok tanam yang menunjang upaya konservasi tanah dan air. 3. Kombinasi Upaya struktur dan non-struktur 1. Upaya Sebelum Terjadi Banjir : a. Beberapa rumah membuat tanggul di depan pintu rumah. Tanggulnya ada yang bersifat permanen dan sementara. b. Mayoritas masyarakat terutama di daerah bantaran sungai telah melakukan peninggian rumah. c. Bagian rumah yang sering rusak akibat banjir adalah bagian belakang, untuk meminimalisir kerusakan yang semakin parah maka masyarakat melakukan perbaikan pada bagian yang rusak. d. Ada beberapa rumah yang hampir roboh, untuk meminimalisir hal tersebut maka dilakukan penambahan penahan bangunan yang berupa bambo maupun kayu. 56 e. Bagi rumah yang tidak begitu dekat dengan sungai, untuk mengurangi kerusakan jika suatu saat banjir besar terjadi dilakukan peninggian tempat untuk menaruh khususnya barang-barang elektronik. 2. Upaya Saat Terjadi Banjir a. Saling membantu mengevakuasi barang-barang maupun anggota keluarga ke tempat pengungsian maupun ke tempat yang lebih aman. b. Berbagi tempat untuk mengungsi dan biasanya sudah dipersiapkan oleh perangkat desa. Di tempat pengungsian itulah masyarakat bergotong royong membuat dapur umum, membagikan makanan, minuman, pakaian, dan lain-lain. c. Membersihkan lokasi banjir dari sampah-sampah yang sulit dikerjakan sendirian. d. Membantu membetulkan rumah maupun fasilitas umum sekitar seperti wc umum dan lain-lain 3. Usaha Setelah Bencana Banjir a. Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan oleh masyarakatperorangan: 1. Membersihkan rumahtempat tinggal 2. Bersama warga yang lain membantu memperbaiki lingkungan b. Tindakan yang harus dilakukan oleh pihak berwenangpemerintah: 1. Mengadakan tempat perlindungan sementarapengungsian 2. Memberia bantuan makanan dan medis untuk para pengungsi dan para korban 3. Menyediakan air bersih untuk pengungsi. 4. Menyediakan sanitasi untuk para korban yang berada di pengungsian 57 5. Melakukan pengawasan terhadap bahaya penyakit menular. 6. Melakukan perbaikan dan rekonstruksi wilayah yang terkena banjir. 7. Menciptakan lapangan kerja baru. 8. Membantu pemulihan pertanian lewat pinjaman-pinjaman, distribusi peralatan dan perlengkapan pertanian dan hewan. 9. Membantu pemulihan bisnis-bisnis kecil dan perikanan. 10. Melakukan penghijauan kembali lahan-lahan yang telah gundul.

2.10 Kerangka Pemikiran