31
strategi serta keputusan tertentu untuk menghadapi keadaan-keadaan selanjutnya. Dengan demikian, adaptasi merupakan suatu strategi yang digunakan oleh
manusia dalam masa hidupnya guna mengantisipasi perubahan lingkungan baik fisik maupun sosial Alland 1975; Barlett 1980. Sebagai suatu proses perubahan,
adaptasi dapat berakhir dengan sesuatu yang diharapkan atau tidak diharapkan. Oleh karenanya, adaptasi merupakan suatu sistem interaksi yang berlangsung
terus antara manusia dengan manusia, dan antara manusia dengan ekosistemnya. Dengan demikian, tingkah laku manusia dapat mengubah suatu lingkungan atau
sebaliknya, lingkungan yang berubah memerlukan suatu adaptasi yang selalu dapat diperbaharuhi agar manusia dapat bertahan dan melangsungkan kehidupan
di lingkungan tempat tinggalnya Bennett 1976 dalam Satria dan Helmi, 2012
2.3 Pengertian Masyarakat
Menurut Peter L. Berger, defenisi masyarakat adalah suatu keseluruhan kompleks hubungan manusia yang luas sifatnya. Pengertian keseluruhan
kompleks dalam defenisi tersebut berarti bahwa keseluruhan itu terdiuri atas bagian-bagian yang membentuk kesatuan.Misalnya, dalam tubuh manusia terdapat
bagian-bagain yang membentuk suatu system organic biologis, seperti jantung, hati, otak, dan paru-paru.Kesatuan dari bagian-bagian tersebut membentuk system
yang namanya manusia.Demikian pula dengan masyarakat, didalamnya terdiri atas bagian-bagian yang membentuk hubungan sosial.Misalnya, hubungan
orangtua dan anak, hubungan guru dan murid, hubungan atasan dan bawahan, yang keseluruhan hubungan yang luas itu disebut masyarakat.Berger
mendefenisikan masyarakat sebagai “yang menunjukkan pada suatu sisten
32
interaksi, atau tindakan yang terjadi minimal dua orang yang saling mempengaruhi perilakunya.”
Dapat dipahami bahwa setiap ada system interaksi, disanalah konsep msayarakat diterapkan.Dalam system interaksim dapat dilihat bentuk peraturan,
kebiasaan, dan adat istiadat yang diciptakan oleh manusia dan juga mengatur manusia.Artinya, anatara individu dan masyarakat ada hubungan timbale balik.
Murdiyatmoko,2007: 18
2.4 Kesejahteraan Sosial
Dengan menggunakan pengertian dasar dari konsep ‘sosial’ yang merupakan kata kunci dari konsep kesejahteraan sosial, yaitu ‘hubungan antar manusia’, maka
konsep Kesejahteraan Sosial dapat dipandang dari empat sisi, sebagai berikut:
1. Sebagai suatu ‘Sistem Pelayanan Sosial’
Elizabeth Wickenden dalam Wibhawa,Raharjo, Budiarti S, 2010:23 mendefenisikan Kesejahteraan Sosial sebagai suatu system perundang-undangan,
kebijakan, program, pelayanan, dan bantuan; untuk menjamin pemenuhan kebutuhan sosial yang dikenal sebagai kebutuhan dasar bagi kesejahteraan
manusia dan bagi berfungsinya ketertiban sosial secara lebih baik. Walter A Friedlander mengemukakan bahwa kesejahteraan sosial adalah
system yang terorganisasi dari usaha-usaha sosial dan lembaga-lembaga sosial yang hidup dan kesehatan yang memuaskan, serta untuk mencapai relasi
perseorangan dan sosial yang dapat memungkinkan mereka mengembangkan kemampuan-kemampuan mereka secara penuh, serta untuk mempertin ggi
33
kesejahteraan mereka selaras dengan kebutuhan-kebutuhan keluarga dan masyarakat.
Upaya untuk mewujudkan kesejahteraan sosial sejatinya dilakukan oleh semua pihak, baik oleh pemerintah, dunia usaha, maupun social society, hal ini
bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia melalui kebijkan dan program yang bermitra pelayanan sosial, penyembuhan sosial, perlindungan
sosial, dan pemberdayaan masyarakat. 2.
Sebagai suatu disiplin keilmuan Sebagai suatu ilmu, pada dasarnya suatu ilmu yang mencoba mengembangkan
pemikiran, strategi dan teknik untuk meningkatkan kesejahteraan suatu masyarakat, baik dari level mikro, mezzo, maupun makro.
3. Sebagai suatu keadaan hidup
Kesejahteraan sosial mengacu kepada “ keadaan antar hubungan manusia yang baik, artinya yang kondusif bagi manusia untuk melakukan upaya guna memenuhi
kebutuhan hidupnya secara mandiri”. Artinya setiap warga masyarakat dimungkinkan untuk melakukan upaya dengan kemampuannya sendiri untuk
dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya sendiri, tanpa ketergantungan kepada pemberian dari manusia lain; jadi bukan berarti setiap warga masyarakat hidup
sendiri-sendiri, melainkan hidup dalam keadaan saling membantu saling mendukung upaya warga masyarakatnya sesuai dengan posisi dan peran masing-
masing di dalam masyarakat. 4.
Sebagai suatu tatanan atau ketertiban sosial
34
Kesejahteraan sosial dapat dilihat dalam rumusan Undang-undang nomor 11 tahun 2009 tentang ‘Kesejahteraan Sosial’ pasal I : Kesejahteraan sosial adalah
kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat
melaksanakan fungsi sosialnya. Penyelengaaraan kesejahteraan social seperti yang tercantum dalam UU
NO 11 tahun 2009 Bab III bagian kesatu Pasal 5 ayat 2 menjelaskan bahwa : “ Penyelenggaraan kesejahteeraan social diprioritaskan kepada mereka yang
memiliki kehidupan yang tidak layak secara kemanusiaan dan memiliki criteria masalah social :
a. kemiskinan;
b. ketelantaran;
c. kecacatan;
d. keterpencilan;
e. ketunaan social dan penyimpangan perilaku;
f. korban bencana; danatau
g. korban tindak kekerasan, ekploitasi dan diskriminasi.
2.5 Defenisi Bencana dan Jenis Bencana