57
5. Melakukan pengawasan terhadap bahaya penyakit menular.
6. Melakukan perbaikan dan rekonstruksi wilayah yang terkena banjir.
7. Menciptakan lapangan kerja baru.
8. Membantu pemulihan pertanian lewat pinjaman-pinjaman, distribusi
peralatan dan perlengkapan pertanian dan hewan. 9.
Membantu pemulihan bisnis-bisnis kecil dan perikanan. 10.
Melakukan penghijauan kembali lahan-lahan yang telah gundul.
2.10 Kerangka Pemikiran
Masalah banjir menjadi peristiwa rutin yang bisa kita jumpai setiap tahunnya diberbagai wilayah di Indonesia. Banjir umumnya terjadi di daerah yang
padat penduduknya. Pertumbuhan penduduk yang terus terjadi tidak diimbangi dengan ketersediaan lahan tempat tinggal yang layak huni, mengakibatkan banyak
kita temui rumah-rumah disekitar bantaran sungai, yang seharusnya menurut peraturan pemerintah tidak dapat dijadikan pemukiman karena akan mengganggu
aliran sungai tetapi tetap dijadikan pemukiman oleh masyarakat. Perilaku hidup sehat dan bersih menjadi hal yang kurang diperhatikan oleh warga masyarakat
yang masih doyan membuang sampah sembarangan khususnya disungai. Banjir yang rutin tersebut menjadikan peristiwa ini menjadi suatu hal yang
biasa.Masyarakat yang menjadi korban banjir tidak lagi menganggap bahwa banjir itu menjadi suatu ancaman yang membahayakan nyawanya.Hal tersebut didukung
dengan lahirnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang baru dan terus berkembang yang kemudian digunakan untuk mengurangi resiko dari banjir tersebut.
Penurunan resiko ancaman membahayakan dilakukan dengan respon yang cepat
58
oleh masyarakat terhadap banjir tersebut menjadi langkah awal strategi adaptasi yang dilakukan masyarakat dalam menghadapi banjir karena mereka sudah
mengalaminya dan memiliki suatu pemahaman mengenai banjir dan cara menghadapinya.
Pemahaman mengenai banjir tidak dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat korban bencana banjir untuk mencari solusi dalam mengatasinya. Pengendalian
banjir tidak akan berhasil apabila masyarakat sendiri tidak ikut berperan aktif dalam menanggulanginya. Masyarakat pada umumnya menyalahkan pemerintah
dalam perkara banjir tersebut. Jika pemerintah dan masyarakat bersatu dan bertekad bekerjasama maka akan membawa perubahan yang cukup signifikan.
Menumbuhkan kesadaran diri masyarakat menjadi PR tersendiri bagi pemerintah dalam mengatasi ketidakingintahuan warga, dengan melakukan sosialisasi
langsung kepada warga ataupun media elektronik, dan juga menjalankan kebijakan yang sudah dibuat bahwa masyarakat tidak dapat tinggal disekitar
bantaran sungai. Strategi adaptasi terhadap banjir dilakukan oleh masyarakat yang berada di
wilayah rawan bencana banjir.Ancaman banjir tersebut membuat masyarakat melakukan penyesuaian, mulai dari persiapan sebelum terjadinya banjir, saat
terjadinya banjir, dan setelah banjir terjadi.Meskipun upaya yang dilakukan masih belum berhasil sepenuhnya dalam mencegah banjir, namun upaya tersebut
setidaknya mampu mengurangi resiko banjir walaupun masih terbilang minim.
59
2.11 Bagan Alur Pikir