Mitigasi Bencana Saat Terjadi Banjir

99 Pekubuan, sampah yang ada mereka bakar, sehingga ketika banjir tidak ada sampah yang tergenang.

c. Mitigasi Bencana Saat Terjadi Banjir

Upaya yang dilakukan setelah banjir yaitu dengan membersihkan sisa-sisa lumpur yang memenuhi rumah dan juga halaman rumah, dan juga memperbaiki bagian belakang rumah yang sedikit rusak, selain itu ibu Rodiah ingin menimbun tanah lagi sebagai upaya untuk mengurangi dampak banjir tersebut agar air tidak meluap banyak kedalam rumah, namun masih terkendala karena tidak memiliki cukup uang, karena utang kepada bank untuk membuka usaha warung belum lunas. Harapan dari Ibu Rodiyah kalau banjir kiranya diberikan perhatian dan juga bantuan. Gambar 5.3 Kondisi Rumah Ibu Rodiyah Pasca Banjir 100 Informan III: Informan ketiga adalah keluarga Bapak Ruslan, saat datang kerumahnya peneliti diterima dengan baik oleh keluarga ini.Bapak Ruslan yang seorang bersuku Melayu didampingi oleh istrinya yang bersuku Banjar yang bernama Nuriyah dan menganut agama Islam. Pak Ruslan berasal dari Tanjung Beringin, setelah orang tuanya meninggal saat ia kecil yaitu ketika kelas 3 SD, kemudian diasuh oleh neneknya yang tinggal di Tanjung Pura. Ibu Nuriyah sendiri berasal dari Pulau Merbau.Keluarga ini sudah membina rumah tangga selama 10 sepuluh tahun, dan tinggal dirumah ini juga sudah 10 sepuluh tahun.Keluarga ini dikarunia dua orang anak. Memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari pak Ruslan yang hanya tamatan SD ini bekerja serabutan, kadang menjadi buruh bangunan harian, sebagai nelayan, mengangkat barang seperti beras ketoko-toko, apapun dikerjakan oleh Pak Ruslan semampunya. Pendapatannya sehari-hari sekitar 60-100 setiap harinya.Sedangkan istrinya bekerja sebagai ibu rumah tangga. 101 Lokasi rumah pak Ruslan dan Ibu Rodiyah dari pusat kota sekitar 5 menit, sedangkan dari tanggul terdekat berjarak sekitar 200 dua ratus meter. Keadaan fisik rumah Pak Ruslan ini sudah permanen, lantai rumah terbuat dari semen, dan dindingnya terdiri dari batu blok beton, rumah yang berukuran 4x2 empat kali dua meter ini dihuni oleh Bapak Ruslan, Istrinya dan juga 2 dua orang anak. Rumah yang ditempati oleh Pak Ruslan merupakan rumah yang didirikan oleh pemerintah karena merupakan warga miskin yang dikerjakan selama satu minggu yang belum mendapatkan aliran listrik sama sekali, sehingga jika memerlukan listrik maka disambungkan dengan rumah seorang kakek yang menjadi tetangganya dan setiap bulannya membayar biaya listrik kepada kakek. Alasan tinggal di Tanjung Pura ini, karena sejak kecil sudah menetap di Tanjung Pura.Posisi rumah pak Ruslan yang lebih rendah ± 30 cm dari bahu jalan membuat rumahnya dengan mudah tergenang banjir. Peristiwa banjir bulan Januari 2015 ini merupakan banjir terparah yang pernah dirasakan oleh keluarga ini, meskipun setiap tahunnya terjadi banjir di wilayah tempat tinggalnya Pak Ruslan memilih untuk tetap tinggal disini dan enggan untuk pindah rumah, karena sudah memiliki rumah dan karena penghasilan yang tidak mendukung dalam pembangunan rumah yang bebas banjir.

a. Mitigasi Bencana Sebelum Terjadi Banjir