24
jawab sosial terhadap masyarakat sekitar, dan hal itu perlu diungkapkan dalam laporan tahunan, sebagaimana dinyatakan oleh Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan PSAK No.1 Revisi 2009 Paragraf kedua belas: Entitas dapat pula menyajikan, terpisah dari laporan keuangan, laporan
mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah value added statement, khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup
memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap karyawan sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting.
Laporan tambahan tersebut di luar ruang lingkup Standar Akuntansi Keuangan.
PSAK No. 1 revisi 2009 tersebut menunjukkan bahwa perusahaan yang
ada di Indonesia diberi suatu kebebasan dalam mengungkapkan informasi tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam laporan keuangan tahunan
perusahaan.
d. Pengungkapan Corporate Social Responsibility
Pengertian Corporate Social Responsibility CSR atau sering kali disebut sebagai tanggung jawab sosial perusahaan telah banyak disampaikan oleh
para pakar maupun lembaga internasional. Magnan dan Ferrel mengartikannya sebagai perilaku bisnis, di mana pengambilan keputusannya
mempertimbangkan tanggung jawab sosial dan memberikan perhatian secara lebih seimbang terhadap kepentingan stakeholders yang beragam
Mursitama dan Tirta, 2011:23. Dalam implementasi praktik CSR di sebuah entitas, perusahaan harus membuat laporan untuk mempertanggungjawabkan
kegiatan sosial yang telah dilakukan entitas tersebut. Laporan tanggung jawab sosial merupakan laporan aktivitas tanggung jawab sosial yang telah
25
dilakukan perusahaan baik berkaitan dengan perhatian masalah dampak sosial maupun lingkungan. Laporan tersebut dilampirkan dalam laporan
tahunan annual report yang dipertanggungjawabkan direksi sebagai agen di depan sidang Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Association of
Chartered Certified
Accountants ACCA
menyatakan bahwa
pertanggungjawaban sosial perusahaan diungkapkan di dalam laporan Sustainability Reporting, yang merupakan pelaporan mengenai kebijakan
ekonomi, lingkungan dan sosial, pengaruh dan kinerja organisasi dan produknya di dalam konteks pembangunan berkelanjutan sustainable
development. Sustainability Reporting meliputi pelaporan mengenai ekonomi,
lingkungan dan pengaruh sosial terhadap kinerja organisasi. Badan yang aktif menerbitkan pedoman bagi perusahaan terkait pengungkapan
lingkungan hidup adalah Global Reporting Initiative GRI. Dalam Standar GRI indikator kinerja dibagi menjadi 3 komponen utama yaitu:
1 Ekonomi 2 Lingkungan hidup
3 Sosial yang mencakup hak asasi manusia, praktek ketenagakerjaan dan lingkungan kerja, tanggung jawab produk, dan masyarakat.
Ada berbagai motivasi yang mendorong manajer secara sukarela mengungkapkan informasi sosial dan lingkungan. Di Indonesia pada
khususnya, peraturan terkait mengenai pengungkapan informasi tanggung
26
jawab sosial dan lingkungan telah diatur dalam peraturan pemerintah pada Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Pasal 74. Sejalan dengan UU No.40
Tahun 2007, lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP- 134BL2006 juga mewajibkan perusahaan untuk mengungkapan informasi
terkait tata kelola perusahaan dimana di dalamnya juga menjelaskan uraian mengenai aktivitas dan biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan tanggung
jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan pada laporan tahunan perusahaan.
e. General Reporting Initiative GRI