Pengaruh Dewan Komisaris Independen Terhadap Pengungkapan

50

E. Hipotesis

1. Pengaruh Dewan Komisaris Independen Terhadap Pengungkapan

Corporate Social Responsibility di dalam Laporan Sustainability Seperti yang telah dijelaskan oleh Surya dan Yustiavandana 2006:135 bahwa komisaris independen adalah komisaris yang berasal dari luar perusahaan bukan anggota manajemen, pemegang saham mayoritas, ataupun pejabat perusahaan dan tidak mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung terhadap internal perusahaan. Proporsi komisaris independen merupakan rasio komisaris independen terhadap seluruh anggota dewan komisaris. Keberadaan dewan komisaris independen sebagai salah satu fungsi dalam tata kelola perusahaan yang dalam mengevaluasi strategi perusahaan dan mengawasi manajemen diharapkan dapat memberikan tekanan pada perusahaan untuk mengungkapkan CSR yang lebih luas dalam rangka mewujudkan prinsip GCG yaitu responsibility. Penelitian yang dilakukan oleh Sudana dan Arlindania 2011 menyimpulkan bahwa dewan komisaris independen di perusahaan telah melakukan pengawasan yang sangat baik terhadap pengurusan perseroan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Selain itu kedudukan dewan komisaris independen di perusahaan merupakan perwakilan dari masyarakat sehingga komisaris independen akan mendukung kegiatan- kegiatan perusahaan dalam melaksanakan dan pengungkapan aktivitas corporate social responsibility yang dapat meningkatkan kesejahteraan 51 masyarakat sekitar perusahaan dan mengungkapkannya di laporan tahunan perusahaan. Dari uraian di atas di harapkan semakin besar presentase komisaris independen, maka akan meningkatkan aktivitas pengawasan dan pengungkapan corporate sosial responsibility yang lebih luas. maka hipotesis yang diajukan adalah : H 1 : Dewan Komisaris Independen berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Rersponsibility di dalam laporan sustainability. 2. Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility di dalam Laporan Sustainability. Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan oleh institusi keuangan, seperti perusahaan asuransi, bank, dana pensiun, dan asset management. Struktur kepemilikan yang terkonsentrasi oleh institusi akan memudahkan pengendalian terhadap perusahaan, sehingga akan berdampak pada peningkatan kinerja perusahaan. Menurut Sari et al. 2013:485 Kepemilikan institusional merupakan mekanisme corporate governance yang dapat meningkatkan kualitas keputusan investasi dalam tanggung jawab sosial, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan dalam jangka panjang. 52 Investor institusional umumnya merupakan pemegang saham yang cukup besar karena memiliki pendanaan yang besar. Investor institusional memiliki power dan experience serta bertanggungjawab dalam menerapkan prinsip corporate governance untuk melindungi hak dan kepentingan seluruh pemegang saham sehingga mereka menuntut perusahaan untuk melakukan komunikasi secara transparan. Salah satu prinsip corporate governance adalah responsibillitas dan transparansi atau keterbukaan informasi. Sehingga pengungkapan CSR akan didukung oleh investor institusional karena pengungkapan CSR sendiri merupakan bentuk komunikasi perusahaan terhadap stakeholder bahwa perusahaan bertanggung jawab kepada seluruh stakeholder atas dampak operasional perusahaan terhadap lingkungan dan sosial. Penelitian yang dilakukan oleh Purnama et al. 2014 menyatakan bahwa perusahaan dengan kepemilikan institusional yang besar mampu menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor institusional sehingga dapat menghalangi perilaku opportunistic manajer dan lebih mampu memonitor kinerja manajer. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan yaitu: H 2 : Kepemilikan saham institusional berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Resposibility di dalam laporan sustainability 53

3. Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Pengungkapan Corporate Social

Dokumen yang terkait

Pengaruh Corporate Social Responsibility, kepemilikan institusional, dan kepemilkan asing terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 dan 2013

0 89 119

Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Kinerja Keuangan Pada Nilai Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 73 108

Pengaruh Penyajian Informasi Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Terhadap Earning Response Coefficient (ERC) (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012

1 64 102

Pengaruh Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 67 129

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Laporan Tahunan Dan Pengaruhnya Terhadap Harga Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

0 38 122

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 68 88

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 71 72

Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2012-2014

2 82 70

Pengaruh pengungkapan corporate social responsibility terhadap profitabilitas dana reputasi perusahaan (studi empiris pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia)

0 14 133

Pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, dan tingkat pengawasan terhadap pengungkapan corporate social responsibility di Indonesia : studi empiris pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia.

0 0 126