3. Anindtya Eka
Bintari Mahkamah Konstitusi sebagai
Negative Legislator dalam Penegakkan
Hukum Tata Negara Jurnal
Universitas Negeri Semarang, 2013.
Jurnal ini menjelaskan tentang
kedudukan hukum Mahkamah Konstitusi
sebagai pembatal undang-undang.
Fokus penelitian jurnal adalah
berlandaskan pada Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan
atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2003 tentang Mahkamah Konstitusi
yang telah dianggap membatasi wewenang
Mahkamah Konstitusi dimana beberapa
Pasal inti yang dirubah dan
ditambahkannya. Penulis meneliti
tentang kewenangan Mahkamah
Konstitusi dalam melakukan
pengujian undang- undang terhadap
undang-undang dasar dan
mengkaitkannya dengan proses
putusan yang ada, bahwa kewenangan
tersebut telah diterobos oleh
Mahkamah Konstitusi sendiri
sebagai pengawal konstitusi.
E. Kerangka Teoritis dan Kerangka Konseptual
1. Kerangka Teoritis
Teori Negara Hukum
Ide Negara Hukum, selain terkait dengan konsep rechtstaat dan the rule of law, juga berkaitan dengan konsep nomocracy yang berasal dari
perkataan nomos dan cratos. Yaitu yang berarti dari nomos adalah norma
sedangkan cratos adalah kekuasaan.
16
Berikut adalah ciri dari negara hukum rechtstaat menurut Julius Stahl, mencakup empat elemen
penting: Perlindungan hak asasi manusia, pembagian kekuasaan, pemerintah berdasarkan undang-undang, dan peradilan tata usaha negara.
17
Teori Pengujian Undang-Undang
Pengertian undang-undang formal dan materil adalah hal penting kaitannya dengan pengujian formal formele toesting
atau „procedural review
‟ dan pengujian materiil atau „substantive review‟ materiele toesting. Menurut A.W.Bradley dan K.D.Ewing, terdapat beberapa alasan
subtantif yang biasa dipakai untuk melakukan pengujian atau „judicial review
‟ atas norma umum peraturan regeling dan norma konkret beschikkings, yaitu
18
: 1.
The ultra vires rule excess of power;
2. Abuse of discretionary power;
3. Failure to perform a statutory duty;
4. The concept of jurisdiction;
5. Mistake of fact;
16
Jimly Ashiddiqie, Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2012, h.125.
17
Jimly Asshiddiqie, Hukum Tata Negara dan Pilar-Pilar Demokrasi,h.130.
18
Jimly Ashiddiqie, Perihal Undang-Undang, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2011, h.102.