Tinjauan review Kajian Terdahulu

sedangkan cratos adalah kekuasaan. 16 Berikut adalah ciri dari negara hukum rechtstaat menurut Julius Stahl, mencakup empat elemen penting: Perlindungan hak asasi manusia, pembagian kekuasaan, pemerintah berdasarkan undang-undang, dan peradilan tata usaha negara. 17 Teori Pengujian Undang-Undang Pengertian undang-undang formal dan materil adalah hal penting kaitannya dengan pengujian formal formele toesting atau „procedural review ‟ dan pengujian materiil atau „substantive review‟ materiele toesting. Menurut A.W.Bradley dan K.D.Ewing, terdapat beberapa alasan subtantif yang biasa dipakai untuk melakukan pengujian atau „judicial review ‟ atas norma umum peraturan regeling dan norma konkret beschikkings, yaitu 18 : 1. The ultra vires rule excess of power; 2. Abuse of discretionary power; 3. Failure to perform a statutory duty; 4. The concept of jurisdiction; 5. Mistake of fact; 16 Jimly Ashiddiqie, Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2012, h.125. 17 Jimly Asshiddiqie, Hukum Tata Negara dan Pilar-Pilar Demokrasi,h.130. 18 Jimly Ashiddiqie, Perihal Undang-Undang, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2011, h.102. 6. Acting incompatibly with convention rights. Pengertian pengujian undang-undang judicial review yang berdasarkan alasan subtantif di atas dilakukan dengan implikasi adanya putusan hakim Konstitusi dengan memperhatikan hak konstitusional warga negara. Dan esensi dari putusan hakim yang dianggap adil adalah putusan yang dibuat secara imparsial atau tidak berpihak kecuali hanya kepada kebenaran. Teori Putusan Putusan hakim menurut Zairin Harahap, adalah suatu pernyataan yang oleh hakim, sebagai pejabat negara diberikan wewenang atas itu, diucapkan dipersidangan dan bertujuan untuk mengakhiri atau menyelesaikan suatu perkara atau sengketa antara para pihak. 19 Dalam ranah MK, dikenal adanya putusan dengan istilah ultra petita, ulta vires, condionally constitutional, pembatalan undang-undang yang diberi batas waktu dan pencabutan hak dipilih peserta pemilu kepala daerah, serta menyebut secara tidak langsung subjek tertentu dalam putusan pengujian UU. 20 Dan pengertian putusan-putusan MK tersebut akan diuraikan dalam bab selanjutnya dalam skripsi ini. 19 Zairin Harahap, Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara, Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,cetakan ketiga, 2002, h.138. 20 Taufiqurrahman Syahuri, Tafsir Konstitusi Berbagai Aspek Hukum, Jakarta:Prenada Media Group, 2011,h.119. Teori Prinsip Checks and Balances Salah satu gagasan dalam gerakan reformasi yang berhasil menjebol sakralisasi UUD 1945, penawaran yang paling penting adalah usulan tentang sistem dan mekanisme checks and balances di dalam sistem politik dan ketatanegaraan. Hal ini penting karena selama era dua periode sebelumnya dapat dikatakan checks and balances itu tidak ada. 21 Prinsip check and balances merupakan prinsip yang diterapkan dalam upaya merealisasikan adanya distribution of power dalam suatu kerangka sistem ketatanegaraan, dimana kedudukan MPR,DPR, dan DPD legislative sama-sama mempunyai kedudukan sederajat dengan Presiden eksekutif dan pelaksana kekuasaan kehakiman yang terdiri atas Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi yudikatif dan sama-sama saling mengontrol satu sama lain sesuai dengan prinsip checks and balances.

2. Kerangka Konseptual

Implikasi Putusan Implikasi adalah suatu keterlibatan atau keadaan terlibat. 22 Artinya, implikasi dalam bahasa Indonesia adalah efek yang ditimbulkan di masa depan atau dampak yang dirasakan ketika 21 Moh. Mahfudh MD, Perdebatan Hukum Tata Negara Pasca Amandemen Konstitusi, Jakarta:Rajawali Pers, 2011, h.67. 22 Lihat http:kamusbahasaindonesia.org diakses pada 9 September 2015 pukul 15.00.

Dokumen yang terkait

Analisis Putusan Mahkamah Agung Mengenai Putusan yang Dijatuhkan Diluar Pasal yang Didakwakan dalam Perkaran Tindak Pidana Narkotika Kajian Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor 238 K/Pid.Sus/2012 dan Putusan Mahkamah Agung Nomor 2497 K/Pid.Sus/2011)

18 146 155

Analisis Hukum Terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi Tentang Calon Independen Di Dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

0 68 130

Penetapan Luas Tanah Pertanian (Studi Kasus : Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 11/Puu-V/2007 Mengenai Pengujian Undang-Undang No: 56 Prp Tahun 1960 Terhadap Undang-Undang Dasar 1945)

4 98 140

Implementasi Putusan Mahkamah Konstitusi No.92/Puu-X/2012 Ke Dalam Undang-Undang No.17 Tahun 2014 Tentang Mpr, Dpr, Dpd Dan Dprd

0 54 88

Wacana Pemberlakuan Hukum Pidana Islam Dalam Kompetensi Absolut Peradilan Agama (Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 19/Puu-Vi/2008)

0 27 119

Tinjauan Hukum Tentang Praperadilan Atas Status Tersangka Dalam Perkara Pidana Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana

0 4 73

ANALISIS HUKUM PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI YANG MENOLAK PENGUJIAN MATERIL TErHADAP UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1992 TENTANG PERFILMAN.

0 0 6

STUDI KASUS PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 7/PUU-XI/2013 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI (KAJ.

0 1 1

TESIS IMPLIKASI PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERKAIT DENGAN PENETAPAN TERSANGKA SEBAGAI OBJEK PRAPERADILAN

0 0 169

IMPLIKASI PENAMBAHAN NORMA PENETAPAN TERSANGKA SEBAGAI OBJEK PRAPERADILAN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 21/PUU-XII/2014 TERHADAP SISTEM PERADILAN PIDANA Baktiar Ihsan Agung N 148040013 Hukum Pidana ABSTRAK - IMPLIKASI PENAMBAHAN NORMA PENETAPAN

0 0 8