Indikator Keberhasilan METODE PENELITIAN
sebagaimana mestinya. Sebagian siswa belun bisa bekerja sama dengan teman satu kelompoknya. Selain itu, sebagian siswa yang lain tidak ikut mengerjakan
LKS. Mereka hanya bermain- main ataupun mengganggu tenran-temannya yang lain. Siswa yang pandai masih enggan membantu siswa yang berkemarnpuan
rendah dalam pelaksanaan diskusi kelompok. Siswa aktif pada pertemuam pertama hanya 9 orang.
Pada pertemuan kedua, suasana belajar sudah mulai kondusif, kelompok diskusi sudah mulai berjalan baik, walaupun ada sebagian siswa yang masih melakukan
kegiatan di luar diskusi. Beberapa orang siswa sudah mulai aktif, mau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru maupun menanyakan pada guru hal-hal yang
belum difahami. Siswa yang aktif dalam pertemuan kedua ini lebih banyak dari pertemuan pertama yaitu 15 orang. Namun pada akhir siklus I ini persentase siswa
aktif masih belum mencapai indikator yang ditetapkan sebesar 75 . Pada siklus II, siswa sudah mulai aktif dalam diskusi kelompok. Siswa sudah
terbiasa dengan kelompoknya walaupun guru harus terus memotivasi siswa untuk aktif dalam pelaksanaan diskusi dan lebih aktif untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan. Siswa sudah mulai terbiasa mengikuti pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hal ini menyebabkan siswa yang aktif pada siklus II ini meningkat dari
siklus I. Pada pertemuan pertama, siswa yang aktif 17 orang. Pada pertemuan kedua, siswa
sudah terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran. Siswa lebih banyak yang memperhatikan guru, aktif berdiskusi dalam kelompok, dan termotivasi untuk
mengerjakan LKS bersama kelompoknya walaupun masih ada siswa yang tidak memperhatikan LKSnya jika tidak diperhatikan guru. Siswa yang aktif pada
pertemuan kedua pada siklus ini sebanyak 20 orang. Kegiatan diskusi dan presentasi yang dilakukan oleh siswa sebagian besar sudah menunjukkan
peningkatan. Namun tetap saja masih ada dua atau tiga orang siswa yang mengobrol dan tidak ikut serta dalam mengerjakan LKS dalam kelompoknya.
Siswa yang aktif pada pertemuan kedua siklus II ini sebanyak 20 orang. Presentase siswa aktif pada siklus II ini meningkat dari siklus I namun masih
belum mencapai indikator yang telah ditetapkan sebesar 75 . Pada siklus III, siswa sudah sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran.
Aktivitas bertanya siswa kepada guru meningkat disebabkan siswa sudah mulai terbangun rasa percaya diri sehingga tidak segan ataupun malu untuk bertanya
terhadap materi pembelajaran yang belum difahami. Siswa yang melakukan aktivitas lain dalam kelompoknya juga sudah berkurang, terlihat lebih
bersemangat untuk mengerjakan LKS dengan diskusi kelompok karena ingin menjadi kelompok yang mendapatkan penghargaan. Pada pertemuan pertama di
siklus III ini, siswa yang dikatakan aktif lebih banyak dari siklus sebelumnya yaitu 22 orang. Guru terus menerus memberikan bimbingan kepada kelompok-
kelompok yang masih terlihat belum memahami, sehingga waktu diskusi menjadi lebih panjang. Pada pertemuan kedua, siswa aktif berjumlah 25 orang. Diskusi
dan presentasi kelompok berjalan dengan lancar, siswa termotivasi ingin menjadi kelompok terbaik, sehingga aktivitas siswa meningkat. Pada siklus III ini ternyata
persentase siswa aktif meningkat dari siklus II dan sudah melebihi indikator yang ditetapkan yaitu 75 .
Data persentase siswa yang aktif pada pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dilihat pada grafik 1.