Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

unsur yaitu, saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatapan muka, komunikasi antar anggota, evaluasi proses kelompok. Dalam pembelajaran terlihat bahwa siswa lebih semangat dalam menjalankan diskusi kelompok. Siswa pun lebih memperhatikan dan lebih berani untuk menanggapi dalam kegiatan presentasi. Pada pertemuan pertama siklus III ini guru Juga memberikan penghargaan berupa hadiah kepada kelompok 3 karena kembali berhasil meraih poin peningkatan kelompok yang paring tinggi pada hasil tes siklus II. Pada pertemuan ke tiga siklus III guru melaksanakan tes akhir siklus, didapatkan data jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 24 siswa dari 32 siswa. Secara keseluruhan, rata-rata persentase aktivitas siswa meningkat setiap siklusnya. Dari siklus I sebesar 37, 96 meningkat menjadi 61, 04 pada siklus II dan meningkat menjadi 80, 64 pada siklus III. Dari sisi aktivitas siswa, penelitian ini telah berhasil memenuhi indikalor keberhasilan yang ditetapkan yaitu 75 siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Adanya peningkatan aktivitas siswa disebabkan siswa mulai memahani pentingnya kerja sama dan saling membantu dalam memahami materi yang diberikan, artinya siswa tersebut sudah mulai mengerti tujuan dari pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pelaksanaan pembelajaran kooperatit tipe STAD perlu memperhatikan alokasi waktu baik dalam penyajian materi, kegiatan diskusi kelompok, maupun dalam presentasi hasil kerja kelompok. Guru perlu memberikan penjelasan tentang pelaksanaan pembelajaran, memberikan motivasi kepada siswa agar bekerja sama dalam kelompok dan berani mengajukan pendapat ataupun pertanyaan. Selain itu guru hendaknya rnemberikan arahan kepada siswa agar bekerja sama dan saling membantu dalam mernahami materi dan ketika mengerjakan LKS dalam kelompoknya. Persentase siswa tuntas pada siklus I mengalami peningkatan dari persentase siswa tuntas pada saat ujian akhir semester ganjil. Walaupun persentase banyak- nya siswa yang tuntas ini mengalami peningkatan, namun peningkatan itu belum mencapai indikator yang diharapkan. Pada siklus I ini hanya 18 orangsiswa yang tuntas dari 32 orang siswa. Nilai rata-rata hasil belajar siswa ini mengalami sedikit peningkatan dari rata-rata pada saat nilai awal yaitu sebesar 15, 62. Hal ini disebabkan sebagian besar siswa tidak fokus mengikuti pelajaran pada pertemuan pertama, sehingga pada pertemuan kedua beberapa siswa mengalami kesulitan untuk rnemahami materi yang dipelajari pada pertemuan tersebut. Persentase nilai tuntas pada siklus II meningkat jika dibandingkan dengan persentase siswa tuntas pada tes akhir siklus I. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pun mengalami peningkatan sebesar 12, 71 dari rata-rata hasil belajar siswa pada tes akhir siklus I. Peningkatan ini terjadi karenal adanya perubahan sikap dan motivasi siswa, pada siklus I siswa masih bersikap tidak aktif dan belum termotivasi dalam pembelajaran. Namun, dengan adanya pemberian penghargaan mampu memotivasi siswa yang berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa pada siklus II. Sejalan dengan pendapat Morgan dalam Bagioandi, 2009:4, yang menyatakan bahwa motivasi merupakan tenaga pendorong yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Peningkatan hasil belajar ini juga mempengaruhi poin perkembengan kelompok, poin kelompok meningkat sehingga kriteria yang diberikan juga ikut meningkat. Pada siklus III, jumlah siswa yang tuntas adalah 24 orang dari 31 orang siswa. Rata-rata hasil belajar siswa dan persentase siswa tuntas mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus II. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus III ini sebesar 77, 41. HaI ini berarti persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus III telah mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan pada penelitian tindakan kelas ini. Nilai rata-rata dan ketuntasan hasil belajar mengalami peningkatan setiap siklusnya. Adanya peningkatan hasil belajar ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan aktivitas siswa Hal ini sejalan dengan pendapat Sardiman 2003: 95, yang menyebutkan bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pernbelajaran tidak didukung dengan aktivitas belajar. Dengan demikian, implementasi pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VIII SMP Negeri I Natar Lampung Selatan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Dari hasil pengamatan guru yang dilakukan pada setiap akhir siklus, didapat kesimpulan bahwa indikator afektif dan indikator ketrampilan sosial siswa sudah mulai terbangun. Secara umum karakter siswa yang sudah mulai terbangun adalah dapat dipercaya, menghargai, peduli, tanggung jawab individ, dan tanggung jawab sosial. Sedangkan ketrampilan sosial yang sudah mulai terbangun adalah memiliki kepercayaan diri untuk bertanya kepada guru, memberikan ide atau pendapat, menjadi pendengar yang baik, dan kerja sama diantara siswa. Dengan demikian, model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat menjadi salah satu sarana untuk membangun karakter siswa sejalan dengan fungsi pendidikan nasional yang terdapat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003.

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas VIII SMP Negeri I Natar Lampung Selatan semester ganjil tahun pelajaran 20112012. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata persentase aktivitas siswa pada siklus III telah melebihi indikator 75 yaitu 77,41. peningkatan aktivitas tersebut terjadi karena pada STAD ada pembelajaran kelompok yang di dalamnya terjadi diskusi dan saling membantu di antara siswa dalam mengerjakan tugas kelompok, serta pemberian motivasi kepada siswa dengan memberikan penghargaan kepada kelompok yang memperoleh poin peningkatan tertinggi. 2. Pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri I Natar Lampung Selatan semester ganjil tahun pelajaran 20112012. Hal ini dapat dilihat dari persentase siswa tuntas pada siklus III telah mencapai indikator yang ditetapkan yaitu 75.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang diperoleh, maka disarankan sebagai berikut. Guru matematika diharapkan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai salah satu alternatif model pernbelajaran yang dapat diterapkan di sekolah dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA ANTARA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TPS DAN TIPE NHT ( Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Natar Lampung Selatan Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011)

0 7 36

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Natar Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

1 6 46

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 10 42

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 8 31

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 28 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 4 66

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 12 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 6 60

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (PTK Pada Siswa Kelas VIII F SMP Negeri I Natar Lampung Selatan Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2010/2011)

0 12 107

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VII.2 Semester Ganjil SMP Negeri 1 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 7 54

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013).

0 5 35

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DITINJAU DARI HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Pada Siswa Kelas VIII MTs Muhammadiyah 1 Natar Lampung Selatan Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 5 130