Simpulan Saran SIMPULAN DAN SARAN

Bagioandi. 2009. Peran Mativasi Terhadap Hasil Belajar. http:scribd.com. Diakses tanggal 29 Oktober 2010. 20 hlm. BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta. 34 hlm. Dimyanti dan Mudjiono. 2006. Belajar dan pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. 298 hlm. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta. 226 hlm. Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta. 241 hlm. Indah. 2009. Hasil Belajar. h . Diakses tanggal 27 Januari 2011. 1 hlm. Lie, Anita. 2004. Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Grasindo. Jakarta. 90 hlm. Nana Sudjana. 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya. Bandung. Nurul, Gita. 2009. Pentingnya member motivasi untuk memacu prestasi siswa. http:gitabiology.blogspot.com. Diakses tanggal 29 Januari 2011. 1 hlm. Permendiknas Nomor 20 tahun 2007 Tentang Penilaian Hasil Belajar. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Grafindo Persada. Jakarta. Sardiman. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Grafindo Persada. Jakarta. 238 hlm. Shofyan, Mohammad. 2008. Hasil Belajar. http:id.shvoong.com-hasil- belajar.html. Diakses tanggal 16 Pebruari 201l. 1 hlm. Slavin, Robert E. 1994. Educational Psychology : Theory And Prative. Forth Edition. Allyn and Bacon. Boston. Slavin, Robert E. 1995. Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice. Allyn and Bacon. Boston. Sutikno, M. Sobry. 2005. Pembelajaran Efektif. NTP. Press Mataram. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

I. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka 1. Efektivitas Pembelajaran

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia Efektivitas berasal dari kata efektif berarti dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Sutikno 2005 : 7 mengemukakan bahwa pembelajaran efektif merupakan suatu pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan, dan dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian, pembelajaran dikatakan efektif jika tujuan dari pembelajaran tersebut tercapai. Efektivitas tidak hanya dapat dilihat dari sisi produktivitas, tetapi juga dapat dilihat dari aktivitas. Hamalik 2004 : 171 menyatakan bahwa pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada siswa untuk belajar. Penyediaan kesempatan belajar sendiri dan beraktivitas seluas-luasnya diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami materi yang sedang dipelajari. STAD atau Student Teams Achievement Divisions merupakan salah satu metode atau pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan sebuah pendekatan yang baik untuk guru yang baru memulai menerapkan model pembelajaran kooperatif dalam kelas. Selain itu menurut Slavin 1994 : 288, STAD juga merupakan suatu metode pembelajaran kooperatif yang efektif dan selanjutnya berikut ini diuraikan sebagaimana pelaksanaannya dalam kegiatan pembelajaran dalam kelas. Pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari lima tahapan utama sebagai berikut : a. Guru menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai. Guru dapat menggunakan berbagai pilihan dalam menyampaikan materi pembelajaran ini kepada siswa antara lain dengan metode penemuan terbimbing atau metode ceramah. Langkah ini tidak harus dilakukan dalam satu kali pertemuan, tetapi lebih dari satu. b. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 anggota, dimana anggota kelompok mempunyai kemampuan akademik yang berbeda-beda tinggi, sedang dan rendah. Jika mungkin, anggota kelompok berasal dari budaya atau suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender. c. Guru memberikan tugas kepada kelompok berkaitan dengan materi yang telah diberikan, mendiskusikannya secara bersama-sama, saling membantu antar anggota lain, serta membahas jawaban tugas yang diberikan guru. Tujuan utamanya adalah memastikan bahwa setiap kelompok dapat menguasai konsep dan materi. Bahan tugas untuk kelompok dipersiapkan oleh guru agar kompetensi dasar yang diharapkan dapat dicapai. d. Guru memberikan teskuis kepada setiap siswa secara individu. e. Guru memberi penghargaan kepada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar indivisual dari nilai awal ke nilai kuis berikutnya. Menurut Slavin 1995, guru memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar dari nilai dasar awal ke nilai kuistes setelah siswa bekerja dalam kelompok. Langkah-langkah memberi penghargaan kelompok dijelaskan sebagai berikut : a. Menentukan nilai dasar awal masing-masing siswa. Nilai dasar awal dapat berupa teskuis awal atau menggunakan nilai ulangan sebelumnya. b. Menentukan nilai teskuis yang telah dilaksanakan setelah siswa bekerja dalam kelompok, misal nilai kuis I, nilai kuis II, atau rata-rata nilai kuis I dan kuis II kepada setiap siswa, yang kita sebut dengan nilai kuis terkini. c. Menentukan nilai peningkatan hasil belajar yang besarnya ditentukan. d. Berdasarkan selisih nilai kuis terkini dan nilai dasar awal masing-masing siswa dengan menggunakan kriteria berikut : Tabel 2.1 Nilai Peningkatan Hasil Belajar Kriteria Nilai peningkatan Nilai tes terkini turun lebih dari 10 poin di bawah nilai awal 5 Nilai tes terkini turun 1 sampai dengan 10 poin di bawah nilai awal 10 Nilai tes terkini sama dengan nilai awal sampai dengan 10 di atas nilai awal 20 Nilai tes terkini turun lebih dari 10 di atas nilai awal 30

2. Aktivitas belajar

Keberhasilan belajar tidak akan tercapai jika pembelajaran tidak didukung dengan aktivitas belajar. Senada dengan hal tersebut, Sardiman 2003 : 95 , mengungkapkan sebagai berikut. laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau azas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar. Dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas, i Aktivitas siswa dalam pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting. Hal ini sesuai dengan pendapat Sardiman 1994 : 99 berikut. u tidak mungkin akan berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam proses pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktivan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berfikir, membaca, dan segala kegiatan yang dilakukanyang dapaat menunjang prestasi siswa dalam pembelajaran dapat digolongkanantara lain sebagai berikut. a. Visual activities, antara lain: membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain dan sebagainya. b. Oral activities, antara lain: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, view, diskusi, interupsi dan sebagainya. Maka aktivitas belajar merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan individu untuk mencapai perubahan tingkah laku.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima belajar, yaitu : 1 keterampilan dan kebiasaan ; 2 pengetahuan dan pengertian;

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA ANTARA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TPS DAN TIPE NHT ( Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Natar Lampung Selatan Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011)

0 7 36

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Natar Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

1 6 46

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 10 42

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 8 31

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 28 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 4 66

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 12 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 6 60

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (PTK Pada Siswa Kelas VIII F SMP Negeri I Natar Lampung Selatan Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2010/2011)

0 12 107

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VII.2 Semester Ganjil SMP Negeri 1 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 7 54

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013).

0 5 35

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DITINJAU DARI HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Pada Siswa Kelas VIII MTs Muhammadiyah 1 Natar Lampung Selatan Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 5 130