E. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas digunakan untuk mengetahui perubahan faktor-faktor dalam dan luar yang mempengaruhi nilai penerimaan dan biaya suatu proyek
terhadap kriteria investasi NPV, Gross BC, Net BC, IRR, dan Payback periode. Perubahan faktor yang mempengaruhi penerimaan dan biaya seperti
penurunan produksi, kenaikan biaya produksi, dan penurunan harga jual. Faktor-faktor tersebut dipilih karena yang paling dominan mengalami
perubahan pada waktu-waktu tertentu. Penurunan harga sebesar 20 merupakan harga jual kakao rata-rata selama tahun 2010. Penurunan
produksi kakao sebesar 26,5 merupakan produksi rata-rata kakao tahun 2010. Biaya produksi akan naik sebesar 8,89 didasarkan pada laju inflasi
rata-rata yang terjadi pada tahun 2006 - 2009 data terlampir, yang diasumsikan akan menaikan harga input yang dipakai.
1. Analisis Sensitivitas Terhadap Penurunan Harga Jual Sebesar 20
Analisis sensitivitas terhadap penurunan harga jual kakao sebesar 20 yaitu dari harga Rp. 10.500 per kilogram menjadi Rp. 8.400 per kilogram
yang merupakan harga jual kakao terendah selama tahun 2010. Penurunan harga disebabkan menurunnya permintaan pasar akan kakao.
Permasalahan ini berdampak pada penurunan harga jual kakao di tingkat petani.
Tabel 21. Perubahan nilai analisis finansial usahatani kakao akibat adanya penurunan harga jual kakao sebesar 20.
Kriteria Nilai Awal
Nilai Akhir
NPV 50.943.353
31.072.257 Gross BC
2,70 2,16
Net BC IRR
Pp 11,75
40,60 3,385
8,81 31,22
3,908
Tabel 21 menunjukkan bahwa penurunan harga jual kakao sebesar 20 menyebabkan seluruh nilai dari kriteria yang digunakan menurun, NPV
menurun sebesar 75, Gross BC 24,83, Net BC 34,75, IRR 32,18. Hasil perhitungan jika terjadi penurunan harga jual kakao sebesar
20 cukup membuat petani kecewa karena akan menyebabkan pendapatan petani kakao menurun. Walaupun terjadi penurunan pada masing-masing
kriteria, usahatani kakao masih layak diusahakan karena NPV 0, Gross BC 1, Net BC 1, IRR tingkat suku bunga yang berlaku, dan
pengembalian modal dengan batas waktu kurang dari 20 tahun.
2. Analisis Sensitivitas Terhadap Penurunan Produksi Sebesar 26,5
Analisis sensitivitas terhadap penurunan produksi sebesar 26,5 didasarkan pada penurunan produksi rata-rata yang pernah terjadi pada
usahatani kakao di Desa Sungai Langka, diasumsikan tanaman terserang hama penyakit tanaman menyebabkan penurunan produksi kakao.
Tabel 22. Perubahan nilai analisis finansial usahatani kakao akibat adanya penurunan produksi kakao sebesar 26,5.
Kriteria Nilai Awal
Nilai Akhir
NPV 50.943.353
24.614.151 Gross BC
2,70 1,98
Net BC IRR
Pp 11,75
40,60 3,385
7,85 27,93
4,139
Tabel 22 menunjukkan bahwa penurunan produksi kakao sebesar 26,5 menyebabkan seluruh nilai dari kriteria yang digunakan menurun, NPV
menurun sebesar 45,31 , Gross BC 14,77 , Net BC 21,34 , dan IRR 18,58, walaupun terjadi penurunan pada masing-masing kriteria,
usahatani kakao masih layak diusahakan karena NPV 0, Gross BC 1, Net BC 1, IRR tingkat suku bunga yang berlaku, dan pengembalian
modal dengan batas waktu kurang dari 20 tahun.
3. Analisis Sensitivitas Terhadap Kenaikan Biaya Produksi Sebesar 8,89
Analisis sensitivitas terhadap kenaikan biaya produksi sebesar 8,89
didasarkan pada laju inflasi rata-rata yang terjadi pada tahun 2006 - 2009 data terlampir, yang diasumsikan akan menaikan harga input yang
dipakai. Tabel 23. Perubahan nilai analisis finansial usahatani kakao akibat
adanya kenaikan biaya produksi kakao sebesar 8,89.
Kriteria Nilai Awal
Nilai Akhir
NPV 50.943.353
46.406.415 Gross BC
2,70 2,48
Net BC IRR
Pp 11,75
40,60 3,385
10,43 36,88
3,571
Tabel 23 menunjukkan bahwa kenaikan biaya produksi kakao sebesar 8,89 menyebabkan seluruh nilai dari kriteria yang digunakan menurun,
NPV menurun sebesar 16,69 , Gross BC 7,38 , Net BC 10,98 , IRR 9,2 , walaupun terjadi penurunan pada masing-masing kriteria,
usahatani kakao masih layak diusahakan karena NPV 0, Gross BC 1, Net BC 1, IRR tingkat suku bunga yang berlaku, dan pengembalian
modal dengan batas waktu kurang dari 20 tahun.
Laju kepekaan dihitung dari hasil perhitungan analisis sensitivitas yang bertujuan untuk menentukan apakah usahatani kakao yang dijalankan di
Desa Sungai Langka Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran peka atau sensitif terhadap perubahan yang terjadi. Apabila laju kepekaan
yang diperoleh lebih besar dari 1 satu, maka proyek peka atau sensitif terhadap perubahan, tetapi apabila laju kepekaan lebih kecil dari 1 satu,
maka proyek tidak peka atau tidak sensitif terhadap perubahan. Analisis sensitivitas pada usahatani kakao di Desa Sungai Langka Kecamatan
Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dapat dilihat pada Tabel 24.
Tabel 24. Analisis sensitivitas dengan tingkat suku bunga 14 pada usahatani kakao di Desa Sungai Langka Kecamatan Gedong
Tataan Kabupaten Pesawaran harga aktual
No. Perubahan yang
mempengaruhi Sebelum
perubahan Sesudah
Perubahan Laju
kepekaan Ket.
1. Harga jual turun 20
e. NPV Rp f. Gross BC
g. Net BC h. IRR
i. Pp tahun 50.943.353
2,70 11,75
40,60 3,385
31.072.257 2,16
8,81 31,22
3,908 1,37
0,63 0,81
0,74 0,41
S TS
TS TS
TS
2. Produksi turun 26,5
j. NPV Rp k. Gross BC
l. Net BC m. IRR
n. Pp tahun 50.943.353
2,70 11,75
40,60 3,385
24.614.151 1,98
7,85 27,93
4,139 1,13
0,49 0,64
0,60 0,32
S TS
TS TS
TS
3. Biaya produksi naik 8,89
o. NPV Rp p. Gross BC
q. Net BC r. IRR
- Pp tahun 50.943.353
2,70 11,75
40,60 3,385
46.406.415 2.48
10.43 36,88
3,571 0,20
0,19 0,27
0,21 0,12
TS TS
TS TS
TS
Keterangan: TS = Tidak Sensitif; S = Sensitif
Tabel 24 memperlihatkan bahwa pada tingkat suku bunga 14 setelah terjadi peningkatan biaya produksi 8,89, penurunan harga jual 20, dan
penurunan jumlah produksi 26,5 nilai NPV masih bernilai positif NPV 0, sehingga pada keadaan ini usahatani kakao di di Desa Sungai Langka
Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran masih layak untuk dikembangkan.
Nilai Gross BC dan Net BC masih bernilai 1 setelah terjadi peningkatan biaya produksi 8,89, penurunan harga jual 20, dan penurunan jumlah
produksi 26,5, sehingga pada keadaan ini masih layak untuk usahatani kakao di Desa Sungai Langka Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten
Pesawaran dikembangkan.
Pada tingkat suku bunga 14 setelah terjadi peningkatan biaya produksi 8,89, penurunan harga jual 20, dan penurunan jumlah produksi 26,5,
nilai IRR masih lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku 14, sehingga pada keadaan ini usahatani kakao di Desa Sungai Langka
Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran masih tetap layak untuk dikembangkan.
Dilihat dari sisi Payback period, setelah terjadi peningkatan biaya produksi 8,89, penurunan harga jual 20, dan penurunan jumlah
produksi 26,5, usahatani kakao di Desa Sungai Langka Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran masih layak untuk dikembangkan.
Hal ini dikarenakan masa pengembalian investasi masih lebih pendek dari umur ekonomisnya 20 tahun.
F. Analisis Struktur, Perilaku, dan Keragaan Pasar Biji kakao Organisasi