Karakteristik Lembaga Perantara ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN PEMASARAN KAKAO DI DESA SUNGAI LANGKA KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN

C. Karakteristik Lembaga Perantara

1. Pedagang pengumpul tingkat I

Pedagang pengumpul tingkat I selanjutnya disebut PP I adalah lembaga pemasaran yang membeli kakao langsung dari petani dan umumnya melakukan pembelian di tingkat desa. Sebagian besar PP I ini tinggal sedesa dengan petani produsen, dengan kata lain satu sama lain sudah saling mengenal. Hasil pembelian kakao dari petani produsen dikumpulkan dan selanjutnya dijual kembali kepada PP II. Modal yang dimiliki PP I sebagian besar merupakan modal sendiri dan sebagian lagi merupakan modal pinjaman dari bank atau pedagang lain yang memiliki modal lebih besar darinya. PP I langsung mendatangi petani yang sedang panen di ladang ataupun mendatangi rumah petani dan langsung melakukan tawar-menawar. Kemudian kakao diangkut oleh PP I ke rumahnya, atau langsung dingkut ke rumah PP II. Biaya angkut kakao yang dibeli ditanggung oleh PP I itu sendiri. Jumlah responden PP I dalam analisis sistem pemasaran sebanyak 3 orang. Dari data yang diperoleh, umur PP I berkisar antara 50-60 tahun, dengan rata-rata umur 58 tahun, dimana 1 orang berpendidikan SMP dan 2 orang lagi berpendidikan SD. Semua responden PP I bersuku Jawa. Pengalaman berdagang PP I berkisar antara 8 - 18 tahun dengan rata-rata pengalaman berdagang selama 12 tahun, yang berarti bahwa para pedagang tersebut cukup lama berpengalaman dalam usahanya. Buniem merupakan PP I yang beralamat di Desa Sungai Langka yang sudah 18 tahun berpengalaman sebagai pedagang. Modal yang ia gunakan untuk berdagang berasal dari modal sendiri. Ia membeli kakao dari petani di daerah penelitian saja, dan menjualnya kepada pedagang lain yang ada di daerah penelitian. Ia membeli kakao dari petani dengan harga rata-rata Rp 10.100,00 per kilogram, dan dijual dengan harga rata-rata Rp 12.000,00 per kilogram. Lasmini merupakan PP I yang beralamat di Desa Sungai Langka yang sudah 8 tahun berpengalaman sebagai pedagang. Modal yang ia gunakan untuk berdagang berasal dari modal sendiri. Ia membeli kakao dari petani di daerah penelitian saja Desa Sungai Langka, dan menjualnya kepada pedagang lain yang ada di Desa Penelitian. Ia membeli kakao dari petani dengan harga rata-rata Rp 10.050,00 per kilogram, dan dijual dengan harga rata-rata Rp 11.950,00 per kilogram. Juriyah merupakan PP I yang beralamat di Desa Bernung yang sudah 10 tahun berpengalaman sebagai pedagang. Modal yang ia gunakan untuk berdagang berasal dari modal sendiri dan pinjaman dari bank. Ia membeli kakao dari petani di desa penelitian dan desa sekitarnya, kemudian menjualnya langsung kepada pedagang besar PB. Ia membeli kakao dari petani dengan harga rata-rata Rp 10.650,00 per kilogram, dan dijual dengan harga rata-rata Rp 17.000 per kilogram. Juriyah berbeda dengan PP I yang lain karena ia memiliki modal yang lebih besar sehingga dapat membeli kakao dari petani dalam jumlah yang lebih besar. Keuntungan yang ia peroleh pun lebih besar dari PP I yang lain, karena selain hanya menjual kembali, Juriyah juga melakukan penyortiran dan penjemuran lebih baik sehingga kualitas kakao yang dijual menjadi lebih bagus.

2. Pedagang pengumpul tingkat II

Pedagang pengumpul tingkat II selanjutnya disebut PP II adalah pedagang yang membeli kakao dari petani dan juga dari pedagang pengumpul tingkat I. PP II memiliki modal yang lebih besar dibandingkan dengan PP I. Modal tersebut sebagian besar merupakan modal sendiri dan sisanya merupakan modal pinjaman dari bank. PP II menjual kakaonya kepada pedagang-pedagang besar yang berada di Bandar Lampung. Jumlah responden PP II dalam analisis sistem pemasaran sebanyak 2 orang. 1 orang pedagang berasal dari daerah penelitian dan 1 berasal dari desa lain. Dari data yang diperoleh, umur PP II berkisar antara 36-55 tahun, dengan rata-rata umur 45 tahun, dimana kedua pedagang tersebut berpendidikan SMA. Semua responden PP II bersuku. Pengalaman berdagang PP II berkisar antara 3 - 15 tahun dengan rata-rata pengalaman berdagang selama 9 tahun, yang berarti bahwa para pedagang tersebut cukup lama berpengalaman dalam usahanya. Bambang Lukito merupakan PP II yang beralamat di Desa Sungai Langka yang sudah 15 tahun berpengalaman sebagai pedagang. Modal yang ia gunakan untuk berdagang berasal dari modal sendiri dan pinjaman bank. Ia membeli kakao dari petani dan PP I di berbagai daerah, antara lain Desa Sungai Langka, Desa Bernung dan Desa Wiyono. Kemudian menjualnya ke pedagang besar PB yang ada di wilayah Bandar Lampung. Ia membeli kakao dari petani dengan harga rata-rata Rp 10.410,71 per kilogram, dan dijual ke PB dengan harga rata-rata Rp 18.000,00 per kilogram. Widiyanto merupakan PP II yang beralamat di Kota Bandar Lampung yang sudah 3 tahun berpengalaman sebagai pedagang. Modal yang ia gunakan untuk berdagang berasal dari modal sendiri dan pinjaman. Ia membeli kakao dari petani dan PP I di berbagai daerah, seperti Kabupaten Pesawaran, Lampung Selatan dan Lampung Barat. Kemudian menjualnya ke PB yang ada di wilayah Bandar Lampung. Ia membeli kakao dari petaniPP I dengan harga rata-rata Rp 11.950,00 per kilogram, dan dijual ke Pedagang Besar PB dengan harga rata-rata Rp 18.500,00 per kilogram.

3. Pedagang Besar Eksportir

Pedagang besar PB adalah lembaga pemasaran yang membeli atau menjual kakao dalam volume besar dan biasanya kakao yang dibeli tersebut berasal dari pedagang pengumpul tingkat II PP II. Pembelian kakao yang dilakukan oleh PB mulai dari tingkat desa, antar desa, antar kecamatan, hingga antar kabupaten. Modal yang dimiliki oleh PB lebih besar dibandingkan dengan PP I maupun PP II dan sebagian besar modal tersebut merupakan modal sendiri dan sisanya modal pinjaman dari bank. Peralatan yang dimiliki PP I untuk menunjang kegiatan pemasaran terdiri dari : mobil truk untuk alat angkut, gudang untuk penyimpanan, timbangan, mesin ayak, mesin open, dan karung, Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa PB berada di Kecamatan Way Galih Kabupaten Lampung Selatan. Dalam melaksanakan usaha dagangnya, PB ini melakukan kerja sama dengan PP II di beberapa kabupaten, kecamatan dan desa untuk memperoleh kakao dalam volume besar. Kegiatan pembelian yang dilakukan PB biasanya dengan cara PP II mendatangi gudang PB, yaitu PT. Aman Jaya. Hasil pembelian kakao tersebut dikumpulkan sampai memenuhi kuota tertentu, misalnya muatan 20 truk, baru kemudian diekspor ke luar negeri. Biaya yang dikeluarkan PB antara lain adalah biaya oven, pengayakan, penyusutan, transportasi, dan bongkar muat.

D. Analisis Finansial

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM DESA SIAGA DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT (Studi Pada Desa Sungai Langka Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran)

0 5 18

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM DESA SIAGA DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT (Studi Pada Desa Sungai Langka Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran)

0 29 164

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN PEMASARAN KAKAO DESA SUNGAI LANGKA KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PEASAWARAN

1 12 12

KEBERLANJUTAN USAHATANI AGROFORESTRI BERBASIS KAKAO DI KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN

4 63 96

KUALITAS KIMIA SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA BERBAGAI PERIODE LAKTASI DITINJAU DI DESA SUNGAI LANGKA KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN

0 10 59

STATUS MIKROBIOLOGI SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE) DI DESA SUNGAI LANGKA KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN

0 23 59

SIFAT FISIK KUALITAS SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA LAKTASI I—IV DI DESA SUNGAI LANGKA KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN Physical Quality of Crossbreed Etawa Goat Milk Lactation I—IV in Sungai Langka Village Gedong Tataan Subdistrict Pesawaran Dis

0 0 6

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEMISKINAN RUMAH TANGGA PETANI KAKAO DI KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN (Analysis of Household Income and Poverty Level of Cocoa Farmers in Sungai Langka Village, Gedong Tataan Subdistrict, Pesawaran Regency) Si

0 0 8

STATUS SOSIAL EKONOMI PETERNAK KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE) DI DESA SUNGAI LANGKA, KECAMATAN GEDONG TATAAN, KABUPATEN PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG Social Economics Status of Farmer Groups Ettawa Crossbred Goat in Sungai Langka Village, Gedong Tataan Distric

0 0 5

KEARIFAN LOKAL DALAM PENGELOLAAN MATA AIR DI DESA SUNGAI LANGKA, KECAMATAN GEDONG TATAAN, KABUPATEN PESAWARAN, PROVINSI LAMPUNG

0 0 8