ulat, belalang, kutu putih, dan hama penggerek buah. Untuk memperoleh produktivitas yang tinggi, petani kakao harus dapat mengendalikan hama
dan penyakit yang menyerang tanaman kakao miliknya. Tanaman kakao umumnya dapat dipanen pertama kali pada umur tanam
tahun ke - 4, kemudian akan mengalami peningkatan produksi setiap tahun apabila didukung dengan sistem pemeliharaan yang baik. Tanaman kakao
akan mengalami puncak produksi ± 1000 kghatahun pada umur tanam ke - 10 hingga tahun ke - 15, sedangkan pada tahun ke - 16 hingga tahun
ke - 20 produksinya relatif konstan ± 850 kghatahun.
2. Analisis Proyek
Menurut Kadariah 2001, yang dimaksud dengan proyek adalah suatu kesuluruhan kegiatan yang menggunakan sumber-sumber untuk
memperoleh manfaat benefit atau suatu kegiatan dengan pengeluaran biaya dan dengan harapan untuk memperoleh pada waktu yang akan
datang, dapat direncanakan, dibiayai, dan dilaksanakan sebagai satu unit. Kegiatan suatu proyek selalu ditujukan untuk mencapai suatu tujuan
objectif dan mempunyai suatu titik tolak starting point dan suatu titik akhir ending point, baik biaya maupun hasilnya yang penting biasanya
dapat diukur. Maksud serta tujuan analisis proyek adalah untuk melakukan perhitungan
fore-casting agar pilihan kita tepat dalam rangka usaha untuk melakukan
suatu investasi modal, sebab apabila perhitungan kita salah, berarti akan gagal usaha untuk memperbaiki tingkat hidup Djamin, 1992.
Menurut Nitisemito dan Burhan 2004, manfaat dari suatu proyek dapat
diklasifikasikan menjadi manfaat langsung direct benefits, manfaat tak langsung indirect benefits, dan manfaat tak kentara intangible benefits.
Manfaat langsung dari suatu proyek adalah kenaikan nilai hasil produksi barangjasa atau penurunan biaya sebagai akibat langsung dari proyek.
Kenaikan nilai hasil produksi dapat berupa meningkatnya jumlah hasil kuantitas atau meningkatnya mutu produksi kualitas. Manfaat tak
langsung adalah manfaat yang timbul secara tidak langsung dari suatu proyek yang merupakan multiplier effect dari proyek. Manfaat tak kentara
dari suatu proyek adalah manfaat yang sukar diukur dengan uang.
3. Analisis Kelayakan Usahatani
Menurut Nitisemito dan Burhan 2004, ada beberapa metode pengukuran kelayakan investasi yang akan ditanam pada suatu kegiatan. Metode-
metode tersebut antara lain :
a. Net Present Value
Net Present Value NPV yang disebut juga nilai tunai bersih merupakan metode yang menghitung selisih antara manfaat atau
penerimaan dengan biaya atau pengeluaran.
Perhitungan ini diukur dengan nilai uang yang sekarang dengan kriteria penilaian sebagai berikut :
a bila NPV 0, maka usaha dinyatakan layak feasible b bila NPV 0, maka usaha dinyatakan tidak layak no feasible
c bila NPV = 0, maka usaha dinyatakan dalam posisi Break Event Point BEP
Secara sederhana, rumusnya adalah sebagai berikut :
NPV = PV Benefit
– PV Costs = B - C
Keterangan : B = benefit yang telah didiscount
C = costs yang telah didiscount
b. Internal Rate of Return
Menurut Kadariah, Internal Rate of Return IRR merupakan suatu tingkat bunga yang menunjukkan nilai bersih sekarang NPV sama
dengan jumlah seluruh investasi proyek. Dengan kata lain dapat juga disebut sebagai suatu tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV = 0.
Kriteria penilaian adalah sebagai berikut : a bila IRR 1, maka usaha dinyatakan layak feasible
b bila IRR 1, maka usaha dinyatakan tidak layak no feasible c bila IRR = 0, maka usaha tersebut berada dalam keadaan Break
Event Point BEP.
Rumusnya secara sederhana adalah sebagai berikut : NPV
IRR = i + i “ – i‟
NPV „ – NPV “ Keterangan :
I = discount rate pada saat ini
i” = discount rate terendah yang membuat NPV negatif
i‟ = discount rate yang tinggi yang memberi NPV
positif NPV „
= NPV positif NPV “
= NPV negative
c. Net Benefit Cost Ratio
Net Benefit Cost Ratio Net BC adalah perbandingan antara jumlah pendapatan bersih dengan jumlah biaya bersih yang diperhitungkan
nilainya pada saat ini present value. Kriteria pengukuran dalam analisis ini adalah :
a jika Net BC 1, maka usaha tersebut layak untuk diusahakan b jika Net BC 1, maka usaha tersebut tidak layak untuk
diusahakan c jika Net BC = 1, maka usaha tersebut berada pada posisi Break
Event Point BEP.
Rumusnya secara sederhana adalah sebagai berikut : ∑ PV net B yang positif
Net BC Ratio = ∑ PV net B yang negatif
Net B =
Net C
d. Gross Benefit Cost Ratio
Gross Benefit Cost Ratio Gross BC adalah perhitungan yang menunjukkan tingkat perbandingan antara jumlah penerimaan kotor
dengan jumlah biaya kotor yang diperhitungkan nilainya saat ini. Rumusnya secara sederhana adalah sebagai berikut :
PV dari gross benefits Gross BC Ratio =
PV dari gross costs
Yang dihitung sebagai gross costs adalah biaya modal biaya investasi permulaan dan biaya operasi dan pemeliharaan, sedangkan yang
dihitung sebagai gross benefits adalah nilai total produksi dan nilai sisa salvage value dari investasi pada akhir umur ekonomis usaha.
e. Payback Period
Metode Payback Period PP merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu periode pengembalian investasi suatu proyek usaha.
Untuk menilai apakah suatu usaha layak atau tidak untuk dilaksanakan dikembangkan adalah :
a. Payback Period sekarang harus lebih kecil dari umur investasi. b. Bandingkan dengan rata-rata Payback Period industri unit usaha
yang sejenis. c. Payback Period harus sesuai dengan target perusahaan.
Kelemahan metode ini adalah sebagai berikut :
a. Mengabaikan time value of money. b. Tidak mempertimbangkan arus kas yang terjadi setelah masa
pengembalian. Kriteria penilaian dengan metode Payback Period adalah :
a. bila masa pengembalian lebih pendek dari umur ekonomis usaha, maka usaha tersebut layak untuk dikembangkan
b. bila masa pengembalian lebih lama dari umur ekonomis usaha, maka usaha tersebut tidak layak untuk dikembangkan.
4. Analisis Sensitivitas