Efisiensi Pemasaran Karakteristik Tanaman Kakao

a. Kegunaan bentuk form utility Kegunaan bentuk adalah kegiatan meningkatkan kegunaan barang dengan cara mengubah bentuk menjadi barang lain yang secara umum lebih bermanfaat. b. Kegunaan tempat place utility Kegunaan tempat adalah kegiatan yang mengubah nilai suatu barang menjadi Iebih berguna karena telah terjadi proses pemindahaan dan suatu tempat – ke tempat lain. c. Kegunaan waktu time utility Kegunaan waktu yaitu kegiatan yang menambah kegunaan suatu barang karena adanya proses waktu atau perbedaan waktu. d. Kegunaan milik posession utility Kegunaan milik adalah kegiatan yang menyebabkan bertambah bergunanya suatu barang karena terjadi proses pemindahan pemilikan dan satu pihak kepihak lain.

7. Efisiensi Pemasaran

Hanafiah dan Saefuddin 1983, menyatakan pengertian efisiensi pemasaran atau tataniaga menurut pengusaha swasta berbeda dengan efesiensi tataniaga menurut konsumen. Perbedaan ini terjadi karena perbedaan kepentingan antara pengusaha dengan konsumen. Pengusaha menganggap suatu sistem tataniaga efisien apabila penjualan produknya dapat menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi mereka. Sebaliknya konsumen menganggap suatu sistem tataniaga efisien apabila konsumen mudah mendapatkan barang yang diinginkan dengan harga rendah. Sistem tataniaga dianggap efisien jika memenuhi dua syarat, yaitu: 1 mampu menyampaikan hasil-hasil dari petani produsen kepada konsumen dengan biaya semurah - murahnya, dan 2 mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayarkan konsumen terakhir kepada semua pihak yang ikut serta di dalam kegiatan produksi dan tataniaga barang tersebut Mubyarto, 1995. Menurut Hasyim 1994, ada dua konsep dalam efisiensi tataniaga, yaitu 1 konsep input-ratio, dan 2 konsep analisis struktur, perilaku dan keragaan pasar. Dalam konsep input output ratio, efisiensi tataniaga adalah maksimisasi input output ratio. Input adalah berbagai kombinasi dari tenaga kerja, modal, dan manajemen yang digunakan oleh lembaga niaga dalam proses tataniaga, sedangkan output adalah kepuasan konsumen terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh lembaga tataniaga. Hasyim 1994 menyatakan bahwa struktur pasar, perilaku pasar, dan keragaan pasar merupakan tiga komponen dasar organisasi pasar. Secara terperinci ketiga komponen tersebut dapat dijelaskan sebagai: a. Struktur pasar marketing struktur adalah karakteristik organisasi dan suatu pasar, yang untuk prakteknya adalah karakteristik yang menentukan hubungan antara pembeli dan para penjual, dan hubungan antara penjual dipasar dengan para penjual potensial yang akan masuk ke dalam pasar. Unsur-unsurnya adalah tingkat konsentrasi, diferensiasi produk, dan rintangan masuk pasar. b. Perilaku pasar market conduct adalah pola tingkah laku dan lembaga pemasaran dalam hubungannya dengan sistem pembentukan harga dan praktek transaksi, melakukan pembelian dan penjualan secara horizontal dan vertikal. atau dengan kata lain tingkah laku perusahaan dan struktur pasar tertentu, terutama bentuk-bentuk keputusan apa yang dibuat oleh manajer dalam struktur pasar yang berbeda. c. Keragaan pasar market performance, yaitu sampai sejauh mana pengaruh riil struktur dan perilaku pasar yang berkenaan dengan harga, biaya, dan volume produksi. Kriteria yang digunakan untuk menilai organisasi pasar efisiensi komoditi di negara berkembang adalah: a. Struktur pasar : 1 Ukuran jumlah pembeli dan penjual yang dapat menjamin suatu intensitas persaingan yang memadai dalam hal harga dan kualitas. 2 Bebas keluar masuk pasar. 3 Jumlah penjualan yang memadai untuk mendorong peningkatan investasi dalam usaha niaga. b. Perilaku pasar : 1 Praktek-praktek menentukan harga yang mendorong grading dan standarisasi komoditi. 2 Biaya pemasaran yang seragam. 3 Praktek-praktek penentuan harga bebas dari kolusi dan taktik yang tidak jujur, atau perdagangan gelap. 4 Kebijaksanaan harga yang mendorong perbaikan mutu produk dan meningkatkan kepuasan konsumen Keragaman pasar : 1 Kemajuan teknologi 2 Orientasi untuk perkembangan lembaga tataniaga komoditi. 3 Efisiensi penggunaan sumber, dan 4 Perbaikan produk maksimisasi jasa dan minimisasi biaya. Analisis regresi korelasi harga antara harga yang diterima petani produsen dengan harga yang dibayar konsumen akhir dapat ditunjukkan dari fungsi penawaran atau fungsi harga penawaran pedagang pengumpul di tingkat petani produsen dan pedagang eceran di tingkat konsumen akhir. Secara matematis analisis korelasi harga tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: Pf = a o + a l ……….............................1 Pf = b o + b 1 ……..……......................2 Dan persamaan 2 dapat dinyatakan jumlah yaitu: Pr - b o Q = …………………........................... .3 b 1 Dengan mensubsitusikan persamaan 3 ke dalam persamaan 1 maka di diperoleh persamaan berikut: P f = a + b Pr …....…................4 Keterangan: P f = harga yang diterima petani produsen Pr = harga yang dibayar konsumen akhir Q = jumlah penawaran ab = koefisien korelasi harga Jika b = 1 pada persamaan 4, berarti harga yang dibayarkan oleh konsumen dan jumlah yang ditawarkan tidak berpengaruh terhadap korelasi harga. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa produsen, lembaga tataniaga, dan konsumen berada pada struktur pasar yang bersaing sempurna. Jika b 1, berarti struktur pasar dalam sistem tataniaga komoditi tertentu tidak bersaing sempurna oligipsonistik atau monopsonostik, dan jika b 1, menunjukkan bahwa fluktuasi kenaikan harga di daerah produsen lebih besar dari fluktuasi di daerah konsumen. Analisis korelasi harga digunakan untuk melihat apakah sistem tataniaga telah bekerja secara efesien atau pasar terintegrasi secara sempurna atau belum. Analisis korelasi harga adalah suatu analisis yang memberikan gambaran seberapajauh perkembangan harga suatu barang pada dua tempattingkat yang sama atau berlainan yang saling berhubungan dalam suatu perdagangan. Untuk mendapatkan nilai koefisien korelasi tersebut digunakan persamaan : n  Pr P f -  Pr  P f r = { n  Pr 2 -  Pr 2 } - { n  P f 2 -  P f 2 di mana : r = koefisien korelasi n = jumlah pengamatan P f = harga pada tingkat produsen Pr = harga yang dibayar oleh konsumen akhir Koefisien korelasi yang tinggi r = 1, menunjukkan pembentukan harga antara dua pasar lebih berintergrasi atau menunjukkan bahwa struktur pasar komoditi tersebut lebih mengarah kepada pasar bersaing sempurna. `

8. Kajian Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM DESA SIAGA DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT (Studi Pada Desa Sungai Langka Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran)

0 5 18

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM DESA SIAGA DALAM PENINGKATAN KESEHATAN MASYARAKAT (Studi Pada Desa Sungai Langka Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran)

0 29 164

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN PEMASARAN KAKAO DESA SUNGAI LANGKA KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PEASAWARAN

1 12 12

KEBERLANJUTAN USAHATANI AGROFORESTRI BERBASIS KAKAO DI KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN

4 63 96

KUALITAS KIMIA SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA BERBAGAI PERIODE LAKTASI DITINJAU DI DESA SUNGAI LANGKA KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN

0 10 59

STATUS MIKROBIOLOGI SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE) DI DESA SUNGAI LANGKA KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN

0 23 59

SIFAT FISIK KUALITAS SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA LAKTASI I—IV DI DESA SUNGAI LANGKA KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN Physical Quality of Crossbreed Etawa Goat Milk Lactation I—IV in Sungai Langka Village Gedong Tataan Subdistrict Pesawaran Dis

0 0 6

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEMISKINAN RUMAH TANGGA PETANI KAKAO DI KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN (Analysis of Household Income and Poverty Level of Cocoa Farmers in Sungai Langka Village, Gedong Tataan Subdistrict, Pesawaran Regency) Si

0 0 8

STATUS SOSIAL EKONOMI PETERNAK KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE) DI DESA SUNGAI LANGKA, KECAMATAN GEDONG TATAAN, KABUPATEN PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG Social Economics Status of Farmer Groups Ettawa Crossbred Goat in Sungai Langka Village, Gedong Tataan Distric

0 0 5

KEARIFAN LOKAL DALAM PENGELOLAAN MATA AIR DI DESA SUNGAI LANGKA, KECAMATAN GEDONG TATAAN, KABUPATEN PESAWARAN, PROVINSI LAMPUNG

0 0 8