d. Marjin pemasaran dan Rasio Profit Marjin
Salah satu indikator yang digunakan untuk menentukan efisiensi suatu
sistem pemasaran adalah marjin pemasaran. Marjin pemasaran mempunyai peranan penting dalam menentukan besar kecilnya
pendapatan petani, karena berpengaruh secara langsung terhadap pembentukan harga di tingkat petani produsen. Analisis marjin
pemasaran kakao di Desa Sungai Langka Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran disajikan pada Tabel 26, 27, dan 28.
Tabel 26. Analisis marjin pemasaran kakao pada saluran I di Desa Sungai Langka Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten
Pesawaran, tahun 2010
No Uraian
Satuan Nilai
Share RPM
1 Harga jual petani RpKg
10.075,00 47,52
2 Harga jual PP I RpKg
11.950,00 56,37
a. Biaya : RpKg
375,00 1,77
Penyortiran RpKg
0,00 0,00
Penjemuran RpKg
150,00 0,71
Pengarungan RpKg
50,00 0,24
Transportasi RpKg
175,00 0,83
Bongkar muat RpKg
0,00 0,00
b. Marjin pemasaran RpKg
1.875,00 8,84
c. Profit marjin RpKg
1.500,00 7,08
d. RPM -
- 0,80
3 Harga jual PP II RpKg
18.500,00 87,26
a. Biaya : RpKg
1.300,00 6,13
Penjemuran RpKg
350,00 1,65
Penyusutan RpKg
250,00 1,18
Transportasi RpKg
600,00 2,83
Bongkar muat RpKg
100,00 0,47
b. Marjin pemasaran RpKg
6.550,00 30,90
c. Profit marjin RpKg
5.250,00 24,76
d. RPM -
- 0,80
4 Harga jual PB RpKg
21.200,00 100,00
a. Biaya : RpKg
715,00 3,37
Penjemuran RpKg
75,00 0,35
Pengayakan RpKg
90,00 0,42
Transportasi RpKg
300,00 1,42
Bongkar muat RpKg
250,00 1,18
b. Marjin pemasaran RpKg
2.700,00 12,74
c. Profit marjin RpKg
1.985,00 9,36
d. RPM -
- 0,74
5 Harga beli Importir RpKg
21.200,00 100,00
Keterangan : Share terhadap harga yang dibayar konsumen
akhir
Pada Tabel 26 dapat dilihat bahwa petani menjual hasil panennya kepada PP I dengan harga rata-rata Rp 10.075,00kg, sehingga share
yang diperoleh petani sebesar 47,52 persen. PP I menjual kakao
kepada PP II dengan harga rata-rata Rp 11.950,00kg, sehingga share yang diperoleh PP I sebesar 56,37 persen. Marjin pemasaran yang
diperoleh sebesar Rp 1.875,00kg sedangkan biaya pemasaran yang dikeluarkan Rp 1.110,00kg. Ratio profit marjin RPM yang
diperoleh PP I sebesar 0,80. Hal ini berarti setiap Rp 100,00 yang dikeluarkan PP I akan memberikan keuntungan sebesar Rp 80,00.
PP II menjual kakao kepada PB dengan harga rata-rata Rp 18.500,00kg. Ratio profit marjin RPM yang diperoleh PP II sebesar
0,80. Hal ini berarti setiap Rp100,00 yang dikeluarkan PP II akan memberikan keuntungan sebesar Rp 80,00. PB menjual kakao ke
pabrik pengolah kakao, Ratio profit marjin RPM yang diperoleh PB sebesar 0,74. Hal ini berarti setiap Rp100,00 yang dikeluarkan PB
akan memberikan keuntungan sebesar Rp 74,00.
Tabel 27. Analisis marjin pemasaran kakao pada saluran II di Desa Sungai Langka Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten
Pesawaran, tahun 2010
No Uraian
Satuan Nilai
Share RPM
1 Harga jual petani RpKg
10.410,71 49,11
2 Harga jual PP II RpKg
18.000,00 84,91
a. Biaya : RpKg
1.110,00 5,24
Penyortiran RpKg
350,00 1,65
Penjemuran RpKg
300,00 1,42
Pengarungan RpKg
300,00 1,42
Transportasi RpKg
60,00 0,28
Bongkar muat RpKg
100,00 0,47
b. Marjin pemasaran RpKg
7.589,29 35,80
c. Profit marjin RpKg
6.479,29 30,56
d. RPM -
- 0,85
3 Harga jual PB RpKg
21.200,00 100,00
a. Biaya : RpKg
75,00 0,35
Penjemuran RpKg
10,00 0,05
Pengayakan RpKg
10,00 0,05
Transportasi RpKg
30,00 0,14
Bongkar muat RpKg
25,00 0,12
b. Marjin pemasaran RpKg
3.200,00 15,09
c. Profit marjin RpKg
3.125,00 14,74
d. RPM -
- 0,98
4 Harga beli Importir RpKg
21.200,00 100,00
Keterangan : Share terhadap harga yang dibayar konsumen
akhir
Pada Tabel 27 dapat dilihat bahwa petani menjual hasil panennya kepada PP II dengan harga rata-rata Rp 10.410,71kg, sehingga share
yang diperoleh petani sebesar 49,11 persen. PP II menjual kakao kepada PB dengan harga rata-rata Rp 18.000,00kg, sehingga share
yang diperoleh PP II sebesar 84,91 persen. Marjin pemasaran yang diperoleh sebesar Rp 7.589,29,00kg sedangkan biaya pemasaran yang
dikeluarkan Rp 1.110,00kg. Ratio profit marjin RPM yang
diperoleh PP I sebesar 0,85. Hal ini berarti setiap Rp 100,00 yang dikeluarkan PP II akan memberikan keuntungan sebesar Rp 85,00.
PB menjual kakao ke pabrik pengolah kakao, Ratio profit marjin RPM yang diperoleh PB sebesar 0,98. Hal ini berarti setiap
Rp100,00 yang dikeluarkan PB akan memberikan keuntungan sebesar Rp 98,00.
Tabel 28. Analisis marjin pemasaran kakao pada saluran III di Desa Sungai Langka Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten
Pesawaran, tahun 2010
No Uraian
Satuan Nilai
Share RPM
1 Harga jual petani RpKg
10.650,00 49,53
2 Harga jual PP I RpKg
17.000,00 79,07
a. Biaya : RpKg
1.650,00 7,67
Penyortiran RpKg
350,00 1,63
Penjemuran RpKg
300,00 1,40
Pengarungan RpKg
250,00 1,16
Penyusutan RpKg
50,00 0,23
Transportasi RpKg
550,00 2,56
Bongkar muat RpKg
150,00 0,70
b. Marjin pemasaran RpKg
6.350,00 29,53
c. Profit marjin RpKg
4.700,00 21,86
d. RPM -
- 0,74
4 Harga jual PB RpKg
21.500,00 100,00
a. Biaya : RpKg
820,00 3,81
Penjemuran RpKg
150,00 0,70
Pengayakan RpKg
120,00 0,56
Transportasi RpKg
300,00 1,40
Bongkar muat RpKg
250,00 1,16
b. Marjin pemasaran RpKg
4.500,00 20,93
c. Profit marjin RpKg
3.680,00 17,12
d. RPM -
- 0,82
3 Harga beli Importir RpKg
21.500,00 100,00
Keterangan : Share terhadap harga yang dibayar konsumen
akhir
Pada Tabel 28 dapat dilihat bahwa petani menjual hasil panennya kepada PP I dengan harga rata-rata sebesar Rp 10.650,00kg, sehingga
share yang diperoleh petani sebesar 50,24 persen. PP II menjual kakao kepada PB dengan harga rata-rata sebesar Rp 17.000,00kg.
Ratio profit marjin RPM yang diperoleh sebesar 0,74. Hal ini berarti bahwa setiap Rp 100,00 yang dikeluarkan oleh PP I akan memberikan
keuntungan ssebesar Rp 74,00.
PB menjual kakao ke pabrik pengolah kakao, Ratio profit marjin RPM yang diperoleh PB sebesar 0,82. Hal ini berarti setiap
Rp100,00 yang dikeluarkan PB akan memberikan keuntungan sebesar Rp 82,00.
e. Elastisitas Transmisi Harga