Kemampuan Mengapresiasi Cerita Pendek Variabel Y

kritis, drama tulis, serta pola-pola fiksi. Didukung juga oleh Nutall dalam Somadayo, 2011:11 bahwa tujuan membaca merupakan bagian dari proses membaca pemahaman, pembaca memperoleh pesan atau makna dari teks yang dibaca, pesan atau makna tersebut dapat berupa informasi, pengetahuan, dan bahkan ungkapan pesan senang atau sedih. I ndikator “menjawab pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya secara eksplisit terdapat dalam wacana” didapatkan skor sebesar 72 termasuk kategori baik. S kor paling rendah 46 terdapat pada indikator “mengenali pokok-pokok pikiran yang terungkapkan dalam wacana ” dengan kategori sangat kurang. Hal ini didukung oleh pendapat dari Tarigan 2008:117 bahwa tujuan utama membaca pemahaman adalah untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang disediakan oleh pembaca berdasarkan pada teks bacaan. Untuk itu, pertanyaan- pertanyaan tersebut adalah: 1 mengapa hal itu merupakan judul atau topik; 2 masalah apasajakah yang dikupas atau dibentangkan dalam bacaan tersebut; 3 hal-hal apa yang dipelajari dan dilakukan oleh sang tokoh. Berdasarkan hasil perhitungan yang didapatkan pada penelitian di Gugus Sultan Agung Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati termasuk dalam kategori tuntas dan baik dalam kemampuan membaca pemahaman. Jadi siswa memperoleh informasipemahaman dari bacaan secara menyeluruh dan mampu menghubungkan informasi lama dengan informasi yang baru diketahuinya.

4.2.2 Kemampuan Mengapresiasi Cerita Pendek Variabel Y

Kemampuan bersastra untuk sekolah dasar bersifat apresiatif, karena sastra dapat menanamkan rasa peka terhadap kehidupan, mengajarkan siswa bagaimana menghargai orang lain, mengerti hidup, dan belajar bagaimana menghadapi berbagai persoalan. Dalam pembelajaran sastra, salah satu hal yang penting adalah apresiasi sastra. Effendi dalam Aminuddin, 2013:34, apresiasi sastra adalah kegiatan menggauli karya sastra secara sungguh-sungguh sehingga menumbuhkan pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap karya sastra. Apresiasi bertujuan agar siswa secara emosional dan estetis peka terhadap suatu karya dan meminta bereaksi terhadap nilai dan kekayaan unsur-unsur psikologis dan artistik yang ada di dalam karya itu. Siswa lebih tertarik untuk membaca sastra cerita pendek dibandingkan dengan jenis prosa lainnya. Karena cerita pendek mengisahkan kehidupan manusia, baik nyata atau khayalan yang disajikan secara singkat dan padat. Sehingga jika siswa mempunyai kemampuan mengapresiasi cerita pendek yang baik, maka siswa akan dapat memahami dan menentukan unsur-unsur pembangun dari cerita tersebut, serta siswa dapat mengambil pelajaran dari cerita yang dibacanya untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya. Tingkat kemampuan mengapresiasi cerita pendek dapat diketahui dengan dilakukan tes uraian singkat. Tes kemampuan mengapresiasi cerita pendek dalam penelitian ini terdiri dari 12 butir soal yang diujikan pada 60 responden. Berdasarkan hasil perhitungan, terlihat bahwa sebanyak 5 siswa atau 8 dari 60 siswa mendapat nilai 80 ke atas dengan kategori sangat baik. Tingkat kemampuan mengapresiasi cerita pendek pada interval 70 – 79 terdapat 10 siswa atau 17 dari 60 siswa dengan kategori baik. Tingkat kemampuan mengapresiasi cerita pendek pada interval 60 – 69 terdapat 15 siswa atau 25 dari 60 siswa mendapat kategori cukup. Tingkat kemampuan mengapresiasi cerita pendek pada interval 50 – 59 terdapat 12 siswa atau 20 dari 60 siswa mendapat kategori kurang dan pada interval 49 ke bawah terdapat 18 siswa atau 30 dari 60 siswa mendapat kategori sangat kurang. Nilai rata-rata kemampuan mengapresiasi cerita pendek dari 60 responden siswa kelas V SD di Gugus Sultan Agung Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati adalah 58 yang termasuk dalam kategori kurang. Hasil perhitungan masing-masing indikator yaitu perolehan skor tertinggi 68 terdapat pada indikator “aspek emotif” dengan kategori cukup. Hal ini sesuai dengan pendapat Effendi bahwa apresiasi sastra adalah kegiatan menggauli karya sastra secara sungguh-sungguh sehingga menumbuhkan pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap karya sastra. Indikator aspek kognitif diperoleh skor sebesar 54 termasuk dalam kategori kurang. Hal ini didukung oleh pendapat Moody dan Leslie dalam Faisal, 2009:7.6 bahwa manfaat apresiasi sastra yaitu: 1 melatih keempat keterampilan berbahasa; 2 menambah pengetahuan tentang pengalaman hidup manusia seperti adat istiadat, agama, kebudayaan, dsb; 3 membantu mengembangkan pribadi; 4 membantu pembentukan watak; 5 memberi kenyamanan; 6 meluaskan dimensi kehidupan dengan pengalaman baru. Indikator aspek evaluatif diperoleh skor sebesar 54 dengan kategori kurang. Hal ini sesuai dengan pengertian apresiasi sastra yaitu suatu kegiatan seseorang dalam menggauli karya sastra untuk memberikan penilaianpujian terhadap kualitas sebuah karya melalui perasaan atau kepekaan batin, pemikiran kritis, pemahaman, dan pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang diungkapkan oleh pengarang. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat dikatakan bahwa kemampuan mengapresiasi cerita pendek termasuk dalam kategori kurang. Jadi tujuan dari kegiatan mengapresiasi cerita pendek belum tercapai secara maksimal.

4.2.3 Hubungan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Kemampuan

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERPEN PADA SISWA KELAS V SDN GUGUS KI HAJAR DEWANTORO TUGU KOTA SEMARANG

0 23 248

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN SIKAP BAHASA DENGAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK

0 5 126

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERPEN DI SMA GLOBAL PRIMA MEDAN.

0 4 31

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS NARASI PADA SISWA KELAS V SD N 01 KARANGPANDAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS NARASI PADA SISWA KELAS V SD N 01 KARANGPANDAN KECAMATAN KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010-2011.

0 1 14

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN KEMAMPUAN BERCERITA SISWA KELAS VI SD 03 KALIYOSO KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN KEMAMPUAN BERCERITA SISWA KELAS VI SD 03 KALIYOSO KECAMATAN UNDAAN KABUPATEN KUDUS TAHUN AJARAN 2007/2008.

0 2 9

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN KEMAMPUAN BERCERITA SISWA KELAS VI SD 03 KALIYOSO KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN KEMAMPUAN BERCERITA SISWA KELAS VI SD 03 KALIYOSO KECAMATAN UNDAAN KABUPATEN KUDUS TAHUN AJARAN 2007/2008.

0 3 80

Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Dongeng Metode PAKEM Siswa Kelas V SDN Suwaduk 1 Wedarijaksa Pati.

0 0 118

PENGARUH KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TERHADAP KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR SE-GUGUS 3 KECAMATAN SEYEGAN KABUPATEN SLEMAN.

0 0 199

PENGARUH MODEL MEMBACA TOTAL TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V B SD NEGERI 1 SUMBERAGUNG JETIS KABUPATEN BANTUL.

28 107 196

PENINGKATAN MENULIS CERITA PENDEK SISWA

1 1 14