JENIS DAN DESAIN PENELITIAN PROSEDUR PENELITIAN

65

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 JENIS DAN DESAIN PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian yang telah ditetapkan, analisis data bersifat kuantitatifstatistik, dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan Sugiyono 2012:14. Penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasional sebab-akibat, karena untuk mengetahui pengaruh variabel X terhadap variabel Y Sugiyono 2013:5. Adanya hubungan sebab-akibat didasarkan atas kajian teoretis, bahwa sesuatu variabel disebabkan atau dilatarbelakangi oleh variabel tertentu atau mengakibatkan variabel tertentu. Sedangkan desain penelitian korelasional menggunakan penelitian hubungan bivariat yaitu untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yang berbeda dalam waktu yang bersamaan. Pola hubungan antar variabel dalam penelitian ini digambarkan dalam desain penelitian sebagai berikut: Gambar 3.1: Desain Penelitian Keterangan: X : kemampuan membaca pemahaman Y : kemampuan mengapresiasi cerita pendek X Y

3.2 PROSEDUR PENELITIAN

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian kuantitatif korelasional ini adalah sebagai berikut. 1. Mengidentifikasi masalah, yaitu proses pengamatan awal tentang permasalahan dan menentukan permasalahan yang akan dikaji. 2. Menyusunan kerangka teori dan pengajuan hipotesis. 3. Mengembangkan instrumen berdasarkan kerangka teori dan menggunakannya untuk pengumpulan data. Prosedur dalam tahap ini adalah dimulai dari penyusunan kisi-kisi dan instrumen penelitian. Instrumen berupa sebuah tes berupa soal-soal untuk mengukur kemampuan membaca pemahaman dan kemampuan mengapresiasi cerita pendek dari masing-masing siswa dengan bentuk pilihan ganda dan uraian, sehingga responden subjek penelitian dapat langsung menjawab pertanyaan dengan benar. Presentase pemahaman yang diperoleh masing- masing siswa harus rata-rata 50, atau berkisar 40-60 . Jika nilai hasil jawaban yang dicapai siswa sudah memenuhi ketentuan berarti dapat dikatakan pengukuran kemampuan membaca pemahaman dan kemampuan mengapresiasi cerita pendek siswa sudah sesuai dengan aturan dalam membaca. 4. Menganalisis data dengan teknik analisis data yang telah ditentukan untuk menguji hipotesis dan menjawab permasalahan.

3.3 SUBJEK, LOKASI, DAN WAKTU PENELITIAN

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERPEN PADA SISWA KELAS V SDN GUGUS KI HAJAR DEWANTORO TUGU KOTA SEMARANG

0 23 248

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN SIKAP BAHASA DENGAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK

0 5 126

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERPEN DI SMA GLOBAL PRIMA MEDAN.

0 4 31

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS NARASI PADA SISWA KELAS V SD N 01 KARANGPANDAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS NARASI PADA SISWA KELAS V SD N 01 KARANGPANDAN KECAMATAN KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010-2011.

0 1 14

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN KEMAMPUAN BERCERITA SISWA KELAS VI SD 03 KALIYOSO KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN KEMAMPUAN BERCERITA SISWA KELAS VI SD 03 KALIYOSO KECAMATAN UNDAAN KABUPATEN KUDUS TAHUN AJARAN 2007/2008.

0 2 9

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN KEMAMPUAN BERCERITA SISWA KELAS VI SD 03 KALIYOSO KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN KEMAMPUAN BERCERITA SISWA KELAS VI SD 03 KALIYOSO KECAMATAN UNDAAN KABUPATEN KUDUS TAHUN AJARAN 2007/2008.

0 3 80

Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Dongeng Metode PAKEM Siswa Kelas V SDN Suwaduk 1 Wedarijaksa Pati.

0 0 118

PENGARUH KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TERHADAP KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR SE-GUGUS 3 KECAMATAN SEYEGAN KABUPATEN SLEMAN.

0 0 199

PENGARUH MODEL MEMBACA TOTAL TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V B SD NEGERI 1 SUMBERAGUNG JETIS KABUPATEN BANTUL.

28 107 196

PENINGKATAN MENULIS CERITA PENDEK SISWA

1 1 14