Analisis Data Awal ANALISIS DATA

Tabel 3.5 Reliabilitas Item Variabel Kemampuan Membaca Pemahaman r hitung r tabel Keterangan 0.705026423 0,349 Reliabel 2. Uji Reliabilitas Kemampuan Mengapresiasi Cerita Pendek Pengujian reliabilitas ini harus membandingkan antara r hitung dengan r tabel. Variabel kemampuan mengapresiasi cerita pendek diperoleh r tabel dari responden yang berjumlah 32 siswa dengan taraf signifikansi 0,05 sebesar 0,349. Hasil uji validitas variabel kemampuan membaca pemahaman siswa dari tiap item yang menggunakan rumus alpha cronbach dengan penggunaan Microsoft Excel dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3.6 Reliabilitas Item Variabel Kemampuan Mengapresiasi Cerita Pendek r hitung r tabel Keterangan 0.735103975 0,349 Reliabel

3.9 ANALISIS DATA

3.9.1 Analisis Data Awal

3.9.1.1 Analisis Statistik Deskriptif Sugiyono 2012:207 statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Dalam menganalisis data dengan statistik deskriptif, data yang dianalisis berupa data kuantitatif. Data dalam penelitian ini berupa skor tes kemampuan membaca pemahaman dan kemampuan mengapresiasi cerita pendek siswa kelas V SD di Gugus Sultan Agung Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati. Metode ini digunakan untuk mendiskripsikan masing-masing variabel yang ada dalam penelitian ini yaitu kemampuan membaca pemahaman dan kemampuan mengapresiasi cerita pendek dengan berpedoman pada PAP Penilaian Acuan Patokan. Deskripsi awal juga menggambarkan tabel distribusi frekuensi yang ditentukan dengan rumus Sturges, cara yang dilakukan adalah sebagai berikut. 1. Menghitung jumlah kelas interval K = 1 + 3,3 log n n : jumlah responden 2. Menghitung rentang data R = data terbesar – data terkecil + 1 3. Menghitung panjang kelas P = R : K 4. Menyusun interval kelas 5. Membuat tabel distribusi frekuensi relatif dan kumulatif Sugiyono 2012:36. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penilaian dengan menggunakan penilaian skala – 100 dan skala – 5 adalah sebagai berikut. a. Membuat tabel bobot penskoran dan distribusi skor tes Tabel 3.7 Bobot Penskoran dan Distribusi Skor Tes Variabel Nomor Bentuk Soal Bobot St Kemampuan Membaca Pemahaman 1 sd 30 Pilihan ganda 1 30 Kemampuan Mengapresiasi Cerita Pendek 1 sd 15 Uraian 5 75 b. Menentukan skor berdasarkan proporsi Skor = x 100 B = banyaknya butir yang dijawab benar bentuk pilihan ganda atau jumlah skor jawaban benar pada setiap butiritem soal tes bentuk menguraikan St = skor teoretis c. Menentukan batas minimal nilai ketuntasan Depdiknas RI atau beberapa sekolah biasanya telah menentukan batas minimal siswa dikatakan tuntas menguasai kompetensi yang dikontrakkan misalnya 60. d. Hasil yang diperoleh dikonsultasikan dalam tabel. Untuk mengetahui tingkat kriteria tersebut, selanjutnya skor yang diperoleh dalam dengan analisis deskriptif presentase dikonsultasikan dengan tabel kriteria. Menentukan presentase yang diperoleh, maka dibuat tabel kategori yang disusun dengan perhitungan sebagai berikut. Tabel 3.8 Kriteria Kemampuan Membaca Pemahaman dan Kemampuan Mengapresiasi Cerita Pendek Tingkat Penguasaan Hasil Penilaian Nilai Kualifikasi 80 ke atas A Sangat Baik 70-79 B Baik 60-69 C Cukup 50-59 D Kurang 49 ke bawah E Sangat Kurang Sumber: Poerwanti 2008:6.14 3.9.1.2 Uji Prasyarat Analisis 3.9.1.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk memastikan bahwa data setiap variabel yang dianalisis berdistribusi normal. Hal tersebut didasarkan pada asumsi statistik parametris yang mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Oleh karena itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan maka terlebih dahulu akan dilakukan pengujian normalitas data Sugiyono, 2012:241. Uji normalitas menggunakan Uji Lileifors dengan hipotesis nol bahwa sampel berasal berdistribusi normal dan hipotesis tandingan bahwa distribusi tidak normal. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, kita membandingkan Lo dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar nilai kritis untuk Uji Liliefors untuk taraf nyata α yang dipilih. Kriterianya adalah tolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal jika Lo yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar. Dalam hal lainnya hipotesis nol diterima Sudjana 2005:466-468. Langkah-langkah menguji hipotesis nol sebagai berikut. a. Pengamatan x 1 , x 2 , x 3 ….x n dijadikan bilangan baku z i , z 2 , z 3 , ……… z n dengan menggunakan rumus ̅ dengan ̅ dan s masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel. b. Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F Z i = Pz ≤ z i . c. Selanjutnya menghitung jumlah proporsi z 1 , z 2 , z 3 , …z n yang lebih kecil atau sama dengan z i yang dijadikan SZ i . Jika proporsi ini dinyatakan oleh Sz 1 maka d. Hitung selisih F Z i – S Z 1 , kemudian ditentukan harga mutlaknya. e. Ambil harga mutlak tersebar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut kemudian diberi symbol L o . Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, kita bandingkan Lo dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar nilai kritis untuk Uji Liliefors untuk taraf nyata α yang dipilih. Kriterianya adalah tolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal jika Lo diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar. Dalam hal lainnya hipotesis nol diterima Sudjana 2005:466-468. 3.9.1.2.2 Uji Homogenitas Uji Homogenitas menggunakan rumus Uji Bartlett Sudjana 2005:261- 264. Adapun langkah-langkah dalam uji homogenitas dengan Uji Bartlett adalah sebagai berikut. Kita misalkan masing-masing sampel berukuran n 1 , n 2 , …., n k dengan data Y ij i = 1,2, …., k dan j= 1,2 ,…., n k dan hasil pengamatan telah disusun seperti daftar berikut. Data Populasi ke 1 2 ... K Data Hasil Pengamatan y 11 y 21 … y k1 y 12 y 21 y k1 . . . . . . . . . y 1n1 y 2n1 … y kn1 Selanjutnya, dari sampel-sampel itu kita hitung variansnya masing-masing adalah S 1 2 , S 2 2 , …., S n 2 . Untuk mempermudah perhitungan, satuan-satuan yang diperlukan untuk uji Bartlett lebih baik disusun dalam sebuah daftar berikut. Sampel ke Dk 1dk si 2 Log si 2 dk log si 2 1 n 1 -1 1n 1 -1 S 1 2 Logs 1 2 n 1 -1logsi 2 2 n 2 -1 1n 2 -1 S 2 2 Logs 2 2 n 2 -1logsi 2 . . . . . . . . . . . . K n k -1 1n k -1 S k 2 Logs k 2 n k -1logsk 2 Dari daftar ini kita hitung harga-harga yang diperlukan, yaitu sebagai berikut. 1. Varians gabungan dari semua sampel: S 2 = ∑n i – 1 s i 2 ∑n i -1 2. Harga satuan B dengan rumus: B = log s 2 ∑n i -1 3. Ternyata bahan uji Bartlett digunakan statistik chi-kuadrat X 2 = in 10 {B - ∑n i -1 log s i 2 Dengan ln10= 2,3026, disebut logaritmas asli dari bilangan 10. Dengan taraf nyata α, kita tolak hipotesis Ho jika x 2 ≥x 2 1- αk-1 , di mana x 2 1- αk-1 didapat dari daftar distribusi chi-kuadrat dengan peluang 1- α dan dk = k-1. Keterangan: s i 2 = varians masing-masing kelompok s 2 = varians gabungan n i = banyaknya anggota dalam tiap kelompokkelas B = koefisien bartlett 3.9.1.2.3 Uji Linearitas Regresi Uji linearitas digunakan untuk melihat garis regresi antara X kemampuan membaca pemahaman dan Y kemampuan mengapresiasi cerita pendek membentuk garis linier atau tidak Sugiyono 2012:265. Pengujian linieritas dilakukan menggunakan rumus sebagai berikut. JK T = ∑ JK A = ∑ JK b ׀a = b ∑ - ∑ ∑ } JK S = JK T – JK A – JK b׀a JK G = ∑ ∑ - ∑ } JK TC = JK S – JK G Sumber : Sugiyono 2012:265 Keterangan : JK T = jumlah kuadrat total JK A = jumlah kuadrat koefisien a JK b ׀a = jumlah kuadrat regresi b ׀a JK S = jumlah kuadrat sisa JK G = jumlah kuadrat galat JK TC = jumlah kuadrat tuna cocok

3.9.2 Analisis Data Akhir

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERPEN PADA SISWA KELAS V SDN GUGUS KI HAJAR DEWANTORO TUGU KOTA SEMARANG

0 23 248

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN SIKAP BAHASA DENGAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK

0 5 126

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERPEN DI SMA GLOBAL PRIMA MEDAN.

0 4 31

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS NARASI PADA SISWA KELAS V SD N 01 KARANGPANDAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS NARASI PADA SISWA KELAS V SD N 01 KARANGPANDAN KECAMATAN KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010-2011.

0 1 14

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN KEMAMPUAN BERCERITA SISWA KELAS VI SD 03 KALIYOSO KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN KEMAMPUAN BERCERITA SISWA KELAS VI SD 03 KALIYOSO KECAMATAN UNDAAN KABUPATEN KUDUS TAHUN AJARAN 2007/2008.

0 2 9

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN KEMAMPUAN BERCERITA SISWA KELAS VI SD 03 KALIYOSO KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN KEMAMPUAN BERCERITA SISWA KELAS VI SD 03 KALIYOSO KECAMATAN UNDAAN KABUPATEN KUDUS TAHUN AJARAN 2007/2008.

0 3 80

Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Dongeng Metode PAKEM Siswa Kelas V SDN Suwaduk 1 Wedarijaksa Pati.

0 0 118

PENGARUH KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TERHADAP KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR SE-GUGUS 3 KECAMATAN SEYEGAN KABUPATEN SLEMAN.

0 0 199

PENGARUH MODEL MEMBACA TOTAL TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V B SD NEGERI 1 SUMBERAGUNG JETIS KABUPATEN BANTUL.

28 107 196

PENINGKATAN MENULIS CERITA PENDEK SISWA

1 1 14