mengapresiasi cerita pendek. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan membaca pemahaman maka akan semakin rendah kemampuan mengapresiasi cerita pendek.
4.2.4 Pengaruh Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Kemampuan
Mengapresiasi Cerita Pendek
Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah adanya pengaruh signifikan kemampuan membaca pemahaman terhadap kemampuan mengapresiasi cerita
pendek siswa kelas V SD di Gugus Sultan Agung Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati. Pengujian hipotesis ini menggunakan program SPSS versi 16.0
for Windows dengan menggunakan persamaan regresi Ŷ = a + bX. Berdasarkan
hasil perhitungan didapatkan harga a sebesar 0,611 dan harga b sebesar 0,816. Sehingga persamaan regresinya adalah Ŷ = 0,611 + 0,816X. Berdasarkan
persamaan tersebut, apabila nilai kemampuan membaca pemahaman bertambah satu satuan, maka nilai kemampuan mengapresiasi cerita pendek akan bertambah
0,816 atau setiap nilai kemampuan membaca pemahaman bertambah 10, maka nilai kemampuan mengapresiasi cerita pendek akan bertambah 8,16. Nilai X dan
Y berbanding lurus, artinya semakin besar nilai X maka semakin besar pula nilai Y dan sebaliknya semakin kecil nilai X maka semakin kecil pula nilai Y X dan Y
memiliki pengaruh yang signifikan. Besarnya nilai pengaruh kemampuan membaca pemahaman terhadap
kemampuan mengapresiasi cerita pendek dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi. Adapun nilai determinasi kemampuan membaca pemahaman
terhadap kemampuan mengapresiasi cerita pendek sebesar r
hitung 2
x 100 = 0,828
2
x 100 = 0,686 x 100 = 68,6. Hal ini berarti keeratan korelasi antara
kemampuan membaca pemahaman terhadap kemampuan mengapresiasi cerita pendek sebesar 68,6. Jadi dapat diketahui bahwa kemampuan mengapresiasi
cerita pendek 68,6 ditentukan oleh tingginya kemampuan membaca pemahaman, dan 31,4 ditentukan oleh faktor lainnya, misalnya tingkat
intelegensi siswa. Hasil penelitian ini sesuai dengan kajian teori yang dikemukakan pada bab
II yaitu, kemampuan membaca pemahaman merupakan salah satu faktor terpenting dalam kemampuan mengapresiasi cerita pendek. Tujuan membaca
pemahaman yaitu untuk memperoleh pemahaman atau informasi dari suatu bacaan secara menyeluruh agar pembaca mampu menghubungkan informasi lama
dengan informasi yang baru diketahuinya, maka membaca pemahaman dapat membantu siswa dalam kegiatan apresiasi cerita pendek. Karena melalui
membaca pemahaman, siswa akan mendapatkan pengetahuan yang mendalam dan menyeluruh dari suatu bacaan, serta menumbuhkan apresiasi terhadap katya
kesastraan manusia Indonesia. Jadi siswa akan mudah menentukan dan memahami unsur-unsur pembangun cerita pendek yang dibacanya, serta siswa
dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu berdasarkan jurnal dari Harlin 2015 menyatakan bahwa siswa yang memiliki pemahaman
yang baik terhadap bacaan, maka akan mudah dalam memahami masalah sehingga dapat menyelesaikan soal cerita dengan baik pula. Artinya jika siswa
baik dalam membaca pemahaman, maka akan diikuti dengan kemampuan menyelesaikan soal yang baik pula. Begitu sebaliknya, apabila siswa memiliki
kemampuan membaca pemahaman rendah, maka kemampuan menyelesaikan soal
juga akan rendah. Berdasarkan hasil perhitungan dan penjelasan tersebut, maka kemampuan membaca pemahaman siswa berpengaruh signifikan terhadap
kemampuan mengapresiasi cerita pendek.
4.2.5 Implikasi Hasil Penelitian