23
d. Asas kebebasan berkontrak, yaitu para pihak dapat dengan bebas menentukan
apa saja yang hendak diatur oleh para pihak dalam perjanjian tersebut selama tidak bertentangan dengan Undang-Undang dan kesusilaan. Hal ini
berartikesepakatan mengenai tempat dan jenis penyelesaian sengketa yang akan dipilih.
e. Asas kerahasiaan, yaitu penyelesaian atas suatu sengketa tidak dapat disaksikan
oleh orang lain karena hanya pihak yang bersengketa yang dapat menghadiri jalannya pemeriksaan atas suatu sengketa Sembiring, 2011:11-12.
2.2.4 Tugas dan Wewenang Mediator
Tugas-tugas mediator dalam menjalankan fungsinya dalam proses mediasi adalah sebagaimana yang ditentukan pada Pasal 15 Peraturan Mahkamah Agung
Nomor 1 Tahun 2008 sebagai berikut: 1.
Mediator wajib mempersiapkan usulan jadwal pertemuan mediasi kepada para pihak untuk dibahas dan disepakati.
2. Mediator wajib mendorong para pihak untuk secara langsung berperan dalam
proses mediasi. 3.
Apabila dianggap perlu, mediator dapat melakukan kaukus atau pertemuan terpisah selama proses mediasi berlangsung.
4. Mediator wajib mendorong para pihak untuk menelusuri dan menggali
kepentingan mereka dan mencari berbagai pilihan penyelesaian yang terbaik bagi para pihak Sembiring, 2011:37.
24
Pada saat menjalankan fungsinya, mediator memiliki kewenangan untuk menyatakan bahwa mediasi yang sedang dijalankan dinyatakan gagal dengan
mendasarkan alasan kegagalan tersebut sebagai berikut: a.
Jika para pihak telah dua kali berturut-turut tidak menghadiri pertemuan mediasi meskipun telah dipanggil secara patut.
b. Mediator memahami bahwa dalam sengketa yang sedang diperiksa melibatkan
aset, harta kekayaan, atau kepentingan yang nyata berkaitan dengan pihak yang tidak disebutkan dalam surat gugatan sehingga para pihak dianggap tidak
lengkap Sembiring, 2011:36. Adapun peran dan beberapa tipe mediator antara lain sebagi berikut:
a Peran Mediator dan Tipe Mediator
Peran Mediator terhadap pelembagaan mediasi atas sengketa memiliki peran penting, dalam Perma Nomor 1 Tahun 2008 memberikan ketegasan
peran mediator. Mediator adalah pihak netral yang membantu para pihak dalam proses perundingan guna mencari berbagai kemungkinan
penyelesaian sengketa tanpa menggunakan cara memutus atau memaksakan sebuah penyelesaian Margono, 2010:122.
Menurut Christoper Moore membagi mediator kedalam 3 tiga
tipologi yaitu: Soetrisno, 2010:67
a. Social Network Mediator, yaitu mereka yang dipercaya oleh pihak yang
bertikai, untuk mempertahankan keserasian atau hubungan baik dalam komunitas dimana para pihak menjadi bagiannya seperti tetua adat,
pemimpin agama, kepala desalurah, asosiasi.