25
b. Authoritatif mediator, yaitu dimana mediator memiliki posisi kuat dan
berpengaruh dan berpotensi untuk mempengaruhi hasil akhir dari proses mediasi.
c. Independent mediator, yaitu mediator yang menjaga jarak terhadap
masalah maupun pihak yang bersengketa, mediator professional spesialis dalam menyelesaikan permasalahan yang mereka hadapi
2.3 Tinjauan Umum tentang Pendaftaran Tanah
2.3.1 Pendaftaran Tanah Legal Cadaster
Pendaftaran berasal dari kata Cadaster Bahasa Belanda Kadaster suatu istilah teknis untuk suatu record rekaman, menunjukkan kepada luas, nilai dan
kepemilikan terhadap suatu bidang tanah Parlindungan, 1988:2. Menurut Sutedi 2012:59, pendaftaran tanah merupakan prasyarat dalam
upaya menata dan mengatur peruntukan, penguasaan, pemilikan dan penggunaan tanah termasuk untuk mengatasi berbagai masalah pertanahan. Pendaftaran tanah
ditujukan untuk memberikan kepastian hak dan perlindungan hukum bagi pemegang hak atas tanah dengan pembuktian sertifikat tanah, sebagai instrumen
untuk penataan penguasaan dan pemilikan tanah serta sebagai pengendali dalam penggunaan dan pemanfaatan tanah. Pendaftaran hak-hak atas tanah merupakan
jaminan dari Negara, dan merupakan suatu instrumen penting untuk perlindungan pemilik tanah.
Pasal 1 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, mengenai pengertian pendaftaran tanah, yaitu:
“Rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan, pengolahan,
26
pembukuan, dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis dalam bentuk peta dan daftar mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-
satuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas satuan
rumah susun serta hak-
hak tertentu yang membebaninya.” Berdasarkan pengertian diatas pendaftaran tanah merupakan tugas negara
yang dilaksanakan oleh Pemerintah untuk kepentingan rakyat dalam rangka menjamin kepastian hukum dibidang pertanahan. Sedangkan penyelenggaraan
pendaftaran tanah atas dasar ketentuan Pasal 19 Ayat 3 UUPA yaitu : a.
Penyelenggaraan pendaftaran tanah diprioritaskan didaerah perkotaan disebabkan di daerah ini lalu lintas perekonomian lebih tinggi dari pada
di daerah pedesaan. b.
Pendaftaran tanah diselenggarakan di daerah pedesaan, pendaftaran tanah bergantung pada anggaran negara, petugas pendaftaran tanah, peralatan
yang tersedia, dan kesadaran masyarakat pemegang hak atas tanah Santoso, 2005:22.
2.3.2 Dasar Hukum Pendaftaran Tanah
Jaminan kepastian hukum mengenai hak atas tanah tercantum dalam
ketentuan Pasal 19 ayat 1 UUPA, yang berbunyi :
“Untuk menjamin kepastian hukum oleh Pemerintah diadakan pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia menurut ketentuan-ketentuan
yang diatur dengan Peraturan Pemerintah.” Pasal 19 ayat 1 UUPA tersebut ditujukan kepada Pemerintah sebagai suatu
instruksi agar di seluruh wilayah Indonesia diadakan pendaftaran tanah yang sifatnya recht kadaster artinya yang bertujuan menjamin kepastian hukum.
Sedangkan untuk mewujudkan kepastian hukum diperlukan pelaksanaan dari hukum itu sendiri.
Pelaksanaan pendaftaran tanah diatur dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 yang kemudian disempurnakan dengan Peraturan Pemerintah