50
pengadilan, dan mekanisme penyelesaian sengketa secara kooperatif. Alternative dispute resolution ADR sering diartikan sebagai :
1 alternative to litigation. 2 alternative to adjudication.
Pada pengertian alternative to litigation, seluruh mekanisme penyelesaian sengketa di luar pengadilan, termasuk arbitrase, merupakan bagian dari ADR.
Dan pengertian ADR sebagai alternative to adjudication dapat meliputi mekanisme penyelesaian sengketa yang bersifat konsensus atau kooperatif
serperti halnya negosiasi, mediasi, dan konsesus Margono, 2004: 35.
b. Mediasi Penal dan Perkembanganya
Sebelum membahas mengenai mediasi penal sebagai alternative penyelesaian tindak pidana, maka dalam uraian ini akan diterangkan terlebih
dahulu proses penyelesaian tindak pidana yang terdapat di Indonesia dan dipergunakan dalam masyarakat. Pada pokonya proses penyelesaian tindak
pidana terdapat 2 dua macam. Pertama, yaitu penyelesaian secara penal. Dalam upaya penal, tindak pidana yang dilakukan dalam penyelesainnya
diarahkan untuk menempuh proses hukum sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku, dengan istilah lain upaya penal diselesaikan melalui
jalur pengadilan. Kedua, upaya non penal. Upaya non penal lebih mengedepankan upaya preventif yang bersifat pencegahan terhadap tindak
pidana yang mungkin akan terjadi Nawawi Arief, 2002:42.
51
2.7.2 Pembatalan Hak atas Tanah
Pembatalan Sertifikat Hak atas Tanah Pembatalan Hak Atas tanah dalam Pasal 1 angka 12 Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian dan Pembatalan Keputusan Pemberian Hak atas Tanah, selanjutnya disebut
PMNAKBPN 31999 yaitu: Pembatalan keputusan mengenai pemberian suatu hak atas tanah karena keputusan tersebut mengandung cacat hukum dalam
penerbitannya atau melaksanakan putusan pengadilan yang telah berkekuatan
hukum tetap. Pembatalan Hak atas Tanah dalam Pasal 104 ayat 1 PMNAKBPN Nomor 9 Tahun 1999 meliputi 3 tiga produk pelayanan BPN yaitu :
a Surat Keputusan Pemberian Hak atas Tanah.
b Sertifikat Hak atas Tanah.
c Surat Keputusan Pemberian Hak atas Tanah dalam rangka Pengaturan
Penguasaan Tanah. Pasal 107 PMNAKBPN 9 Tahun 1999 menguraikan hal-hal yang di
kategorikan sebagai cacat hukum administrasi yaitu bilamana dalam ketiga produk pelayanan BPN di atas terdapat : Joses Sembiring, 2010:87-88.
Meurut Soedjono dan Abdurahman 2008:39, Pembatalan Sertifikat yaitu: 1.
Kesalahan prosedur. 2.
Kesalahan penerapan peraturan perundang-undangan. 3.
Kesalahan subyek hak. 4.
Kesalahan obyek hak. 5.
Kesalahan jenis hak.
52
6. Kesalahan perhitungan luas.
7. Terdapat tumpang tindih hak atas tanah.
8. Terdapat ketidakbenaran pada data fisik danatau data yuridis.
9. Kesalahan lainnya yang bersifat hukum administrasi.
2.8 Kerangka Berpikir
Penulis dalam hal ini mengambarkan kerangka berpikir dalam sisi Yuridis Sosiologis dan sesuai hirarki peraturan perundang-undangan dalam melakukan
penelitian ini. kerangka berpikir bisa dilihat sebagai berikut: