17
Menurut  Christopher  W.  Moore,  mediasi  adalah  intervensi  dalam  sebuah sengketa  atau  negosiasi  oleh  pihak  ketiga  yang  bisa  diterima  pihak  yang
bersengketa, bukan merupakan bagian dari kedua belah pihak dan bersifat netral. Pihak  ketiga  ini  tidak  mempunyai  wewenang  untuk  mengambil  keputusan.  Dia
bertugas  untuk  membantu  pihak-pihak  yang  bertikai  agar  secara  sukarela  mau mencapai  kata  sepakat  yang  diterima  oleh  masing-masing  pihak  dalam  sebuah
persengketaan Usman, 2003:80. Ada  tiga  alas  an  urgensi  mediasi  pidana  dimasukan  dalam  sistem  peradilan
pidana,  yaitu:  pertama,  mediasi  pidana  memiliki  dampak  potensial  yang  sangat besar  dalam  mengurangi  dan  mengendalikan  penumpukan  perkara  pidana.
Mediasi dengan cepat menuntaskan perselisihan dan sering mengakibatkan pelaku menghindari  dakwaan-dakwaan  pidana,  dan  korban  menerima  restitusi  dengan
kesepakatan  dalam  mediasi.  Kedua,  mediasi  dapat  didamaikan  plea  cases  yang diubah  menjadi  traditional  plea  berganing,  sehingga  membentuk  model  mediasi
pidana yang digunakan sebagai sarana alternatif resolusi kasus untuk mengurangi beban  sistem  peradilan  pidana.  Ketiga,  mediasi  memfasilitasi  interaksi  korban-
pelaku  setelah  kesalahan  ditentukan  dalam  proses  ajudikasi  Suseno  et  al, 2013:45.
2.2.2 Teori-teori Penyelesaian Sengketa
Penyelesaian suatu konflik maupun sengketa yang timbul di masyarakat dapat menggunakan dua cara untuk penyelesaiannya yaitu, Pertama adalah cara litigasi
Pengadilan  atau  penyelesaian  di  dalam  persidangan.  Kedua  adalah  proses penyelesaian  sengketa  dengan  jalur  non  litigasi  di  luar  pengadilan  atau  bersifat
18
win-win solution. Mekanisme  penyelesaian yang bersifat win-win solution disebut dengan  penyelesaian  sengketa  alternatif  Alternative  Dispute  Resolution  ADR.
Hal  ini  sesuai  yang  telah  ditetapkan  dalam  Pasal  1  butir  10  Undang-Undang Nomor 30 tahun 1999 tentang alternatif penyelesaian sengketa menyatakan:
”Alternatif penyelesaian sengketa adalah lembaga penyelesaian sengketa atau beda  pendapat  melalui  prosedur  yang  disepakati  para  pihak,  yakni
penyelesaian  di  luar  pengadilan  dengan  cara  konsultasi,  negosiasi,  mediasi,
konsiliasi, atau penilaian ahli”. Berkaitan  dengan  alternatif  penyelesaian  sengketa  ADR,  pilihan
penggunaan  konsep  ADR  sekarang  ini  tidak  saja  diterapkan  pada  ranah  hukum perdata  tetapi  juga  sudah  banyak  digunakan  pada  ranah  hukum  pidana  mediasi
penal.  Adapun  bentuk-bentuk  mediasi  menurut  Lourence  Boulle  yaitu:  Agus Mahendra, 2013:14
1. Statlement  Mediation  Compromis  Mediation,  model  ini  bertujuan
mempertemukan  posisi  tawar  para  pihak  sampai  ke  suatu  titik  yang  dapat
mereka sepakati 2.
Facilitative  Mediation  Interest-Based,  Problem-Sloving,  dan  Rational- Analytic  Mediation,  model  ini  paling  sering  dipergunakan  dalam  praktik
mediasi,  fokus  terletak  pada  pencapaian  kesepakatan  yang  memuaskan  sesuai
kebutuhan semua pihak. 3.
Transformative  Mediation  Therapeutic  dan  Reconciliation  Mediation, model  ini  meyakini  bahwa  para  pihak  yang  terlibat  mempunyai  kemampuan
untuk  merubah  melalui  proses  mediasi,  disini  para  pihak  terlibat  langsung untuk menentukan proses mediasi yang diinginkan.
19
4. Evaluation  Mediation  Advisory,  Managerial,  dan  Normative  Mediation,
model  ini  terkait  dengan  pencapaian  kesepakatan  berdasarkan  hak  hukum Legal Right yang dimiliki oleh para pihak.
2.2.2.1 Ide dan Prinsip Kerja Mediasi Pidana
Adapun ide dan prinsip dari Mediasi penal Nawawi Arief, 2012: 4
1 Penanganan konflik Conflict Handling Konfliktbearbeitung
Tugas  mediator  adalah  membuat  para  pihak  melupakan  kerangka hukum  dan  mendorong  mereka  terlibat  dalam  proses  komunikasi.  Hal
ini  didasarkan  pada  ide,  bahwa  kejahatan  telah  menimbulkan  konflik interpersonal. Konflik itulah yang dituju oleh proses mediasi.
2 Berorientasi pada proses Process Orientation Prozessorientierung
Mediasi  penal  lebih  berorientasi  pada  kualitas  proses  daripada hasil,  yaitu  :  menyadarkan  pelaku  tindak  pidana  akan  kesalahannya,
kebutuhan-kebutuhan konflik terpecahkan, ketenangan korban dari rasa takut dsb.
3 Proses informal Informal Proceeding - Informalitat
Mediasi penal merupakan suatu proses yang informal, tidak bersifat birokratis, menghindari prosedur hukum yang ketat.
4  Ada  partisipasi  aktif  dan  otonom  para  pihak Active  and
Autonomous Participation - Parteiautonomie Subjektivierung
Para  pihak  pelaku  dan  korban  tidak  dilihat  sebagai  objek  dari prosedur  hukum  pidana,  tetapi  lebih  sebagai  subjek  yang  mempunyai