22
pidana dapat dikenakan program kerja agar dapat menyimpan uang untuk membayar ganti rugikompensasi.
e. Model Community Panels of Courts
Model ini merupakan program untuk membelokan kasus pidana dari penuntutan atau peradilan pada prosedur masyarakat yang lebih fleksibel
dan informal dan sering melibatkan unsur mediasi atau negosiasi.
f. Model Family and Community Group Conferences
Model ini telah dikembangkan di Australia dan New Zealand, yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam SPP sistem peradilan pidana.
Tidak hanya melibatkan korban dan pelaku tindak pidana, tetapi juga keluarga pelaku dan warga masyarakat lainnya, pejabat tertentu seperti
polisi dan hakim anak dan para pendukung korban. Pelaku dan keluarganya diharapkan menghasilkan kesepakatan yang komprehensif
dan memuaskan korban serta dapat membantu untuk menjaga si pelaku keluar dari kesusahanpersoalan berikutnya.
2.2.3 Asas-asas Alternatif Penyelesaian Sengketa
a. Asas itikad baik, yaitu keingianan dari para pihak untuk menentukan
penyelesaian sengketa yang akan datang maupun yang sedang mereka hadapi. b.
Asas kontraktual, yaitu adanya kesepakatan yang dituangkan dalam bentuk tertulis mengenai cara penyelesaian sengketa.
c. Asas mengikat, yaitu para pihak wajib untuk mematuhi apa yang telah
disepakati.
23
d. Asas kebebasan berkontrak, yaitu para pihak dapat dengan bebas menentukan
apa saja yang hendak diatur oleh para pihak dalam perjanjian tersebut selama tidak bertentangan dengan Undang-Undang dan kesusilaan. Hal ini
berartikesepakatan mengenai tempat dan jenis penyelesaian sengketa yang akan dipilih.
e. Asas kerahasiaan, yaitu penyelesaian atas suatu sengketa tidak dapat disaksikan
oleh orang lain karena hanya pihak yang bersengketa yang dapat menghadiri jalannya pemeriksaan atas suatu sengketa Sembiring, 2011:11-12.
2.2.4 Tugas dan Wewenang Mediator
Tugas-tugas mediator dalam menjalankan fungsinya dalam proses mediasi adalah sebagaimana yang ditentukan pada Pasal 15 Peraturan Mahkamah Agung
Nomor 1 Tahun 2008 sebagai berikut: 1.
Mediator wajib mempersiapkan usulan jadwal pertemuan mediasi kepada para pihak untuk dibahas dan disepakati.
2. Mediator wajib mendorong para pihak untuk secara langsung berperan dalam
proses mediasi. 3.
Apabila dianggap perlu, mediator dapat melakukan kaukus atau pertemuan terpisah selama proses mediasi berlangsung.
4. Mediator wajib mendorong para pihak untuk menelusuri dan menggali
kepentingan mereka dan mencari berbagai pilihan penyelesaian yang terbaik bagi para pihak Sembiring, 2011:37.