Model Informal Mediation Model ini dilaksanakan oleh personil peradilan pidana criminal
24
Pada saat menjalankan fungsinya, mediator memiliki kewenangan untuk menyatakan bahwa mediasi yang sedang dijalankan dinyatakan gagal dengan
mendasarkan alasan kegagalan tersebut sebagai berikut: a.
Jika para pihak telah dua kali berturut-turut tidak menghadiri pertemuan mediasi meskipun telah dipanggil secara patut.
b. Mediator memahami bahwa dalam sengketa yang sedang diperiksa melibatkan
aset, harta kekayaan, atau kepentingan yang nyata berkaitan dengan pihak yang tidak disebutkan dalam surat gugatan sehingga para pihak dianggap tidak
lengkap Sembiring, 2011:36. Adapun peran dan beberapa tipe mediator antara lain sebagi berikut:
a Peran Mediator dan Tipe Mediator
Peran Mediator terhadap pelembagaan mediasi atas sengketa memiliki peran penting, dalam Perma Nomor 1 Tahun 2008 memberikan ketegasan
peran mediator. Mediator adalah pihak netral yang membantu para pihak dalam proses perundingan guna mencari berbagai kemungkinan
penyelesaian sengketa tanpa menggunakan cara memutus atau memaksakan sebuah penyelesaian Margono, 2010:122.
Menurut Christoper Moore membagi mediator kedalam 3 tiga
tipologi yaitu: Soetrisno, 2010:67
a. Social Network Mediator, yaitu mereka yang dipercaya oleh pihak yang
bertikai, untuk mempertahankan keserasian atau hubungan baik dalam komunitas dimana para pihak menjadi bagiannya seperti tetua adat,
pemimpin agama, kepala desalurah, asosiasi.
25
b. Authoritatif mediator, yaitu dimana mediator memiliki posisi kuat dan
berpengaruh dan berpotensi untuk mempengaruhi hasil akhir dari proses mediasi.
c. Independent mediator, yaitu mediator yang menjaga jarak terhadap
masalah maupun pihak yang bersengketa, mediator professional spesialis dalam menyelesaikan permasalahan yang mereka hadapi