kepada seorang klien atau peserta didik secara berkesinambungan, agar dapat menentukan pilihan-pilihan untuk menyesuaikan diri, memahami diri,
mengoptimalkan diri, membuat keputusan, dan menyelesaikan masalah serta mencapai kemampuan yang optimal untuk memikul tanggung jawab atas
keputusan yang telah diambil untuk dirinya sendiri. Melalui bimbingan dan konseling inilah upaya pencapaian tugas perkembangan peserta didik dapat
diwujudkan.
2. Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari keseluruhan kegiatan pendidikan di sekolah. Oleh sebab itu bimbingan konseling memegang peranan
penting dalam mencapai program bimbingan di sekolah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan anak untuk menhadapi kehidupan sebaik-baiknya sebagai pribadi
dalam keluarga maupun dalam masyarakat. Dengan demikian kegiatan bimbingan dan konseling mempunyai sasaran yang sangat penting untuk menunjang kegiatan
belajar mengajar di sekolah. Menurut Prayitno dan Erman 2004: 114 tujuan umum dari layanan bimbingan
dan konseling adalah untuk membantu individu memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya
seperti kemampuan dasar dan bakat-bakatnya, berbagai latar belakang yang ada seperti latar belakang keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi, serta sesuai
dengan tuntutan positif lingkungannya. Berdasarkan tujuan di atas maka bimbingan dan konseling membantu individu untuk menjadi insan yang berguna
dalam kehidupannya yang memiliki berbagai wawasan, pandangan, interpretasi,
pilihan, penyesuaian, dan keterampilan yang tepat berkenaan dengan diri sendiri dan lingkungannya.
Menurut Prayitno dan Erman 2004: 114 tujuan khusus bimbingan dan konseling merupakan penjabaran tujuan umum tersebut yang dikaitkan secara langsung
dengan permasalahan yang dialami oleh individu yang bersangkutan, sesuai dengan kompleksitas permasalahannya itu. Masalah-masalah individu bermacam
ragam jenis, intensitas, dan sangkut-pautnya, serta masing-masing bersifat unik. Tujuan bimbingan dan konseling untuk seorang individu berbeda dari dan tidak
boleh disamakan dengan tujuan bimbingan dan konseling. Dengan penjelasan di atas konselor di tuntut untuk lebih peka dalam menghadapi masing-masing
individu yang bermasalah karena sesuai dengan tujuan tidak boleh disamakan dengan yang lain terutama dalam hal pemecahan masalah.
Menurut Depdiknas dalam Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal Naskah Akademik ABKIN : 2007
tujuan pelayanan konseling pada latar belakang pendidikan formal yaitu pelayanan bimbingan itu diberikan dengan tujuan agar peserta didik dapat:
a. merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karier serta
kehidupannya di masa akan datang, b.
mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin,
c. menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat
serta lingkungan kerjanya, d.
mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.
Berdasarkan tujuan di atas dapat kita ketahui bahwa tujuan pelayanan konseling pada latar belakang pendidikan formal yaitu konselor membantu konseli agar
dapat menyelesaikan studinya sehingga dapat menentukan kariernya agar dapat merencanakan kehidupan yang masa datang, Konselor juga bertugas menggali
potensi-potensi yang dimiliki oleh masing-masing konseli sehingga dapat mengembangkan dengan kekuatan yang dimiliki. Pada dasarnya konseli
mengalami kesulitan dalam menghadapi studinya, serta dalam penyesuaian di dalam lingkugannya baik keluarga, masyarakat maupun lingkungan kerjanya,
disini konselor membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan berbagai lingkungan dan mengatasi kesulitan tersebut.
3. Pentingnya Bimbingan di Sekolah Menengah Atas