II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Layanan Bimbingan dan Konseling
1. Pengertian Bimbingan dan Konseling
Istilah bimbingan dan konseling sudah sangat populer dewasa ini, bahkan sangat
penting peranannya dalam sistem pendidikan kita. Menurut Sukardi 2008: 1 bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan kita,
mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntutan yang diberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada
khususnya di sekolah dalam rangka meningkatkan mutunya. Hal ini sangat relevan jika dilihat dari perumusan bahwa pendidikan itu adalah merupakan usaha
sadar yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan potensi-potensinya bakat, minat, dan kemampuannya. Kepribadian menyangkut masalah perilaku
atau sikap mental dan kemampuannya meliputi masalah akademik dan keterampilan. Tingkat kepribadian dan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang
merupakan suatu gambaran mutu dari orang bersangkutan.
a. Pengertian Bimbingan
Berdasarkan Pasal 27 Peraturan Pemerintah No. 2990 menyebutkan bahwa: “ bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam
rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan.”
Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi dimaksudkan agar peserta didik mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri, serta menerimanya secara
positif dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut. Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan dimaksudkan agar peserta didik mengenal
secara objektif lingkungan, baik lingkungan fisik, dan menerima berbagai kondisi lingkungan itu secara positif dan dinamis pula. Pengenalan lingkungan itu, yang
meliputi lingkungan rumah, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan alam sekitar serta “ lingkungan yang lebih luas”, diharapakan menunjang proses
penyesuaian diri peserta didik dengan lingkungan yang dimaksud, serta dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk pengembangan diri secara mantap dan
berkelanjutan. Sedangkan bimbingan dalam rangka merencanakan masa depan dimaksudkan agar peserta didik mampu mempertimbangkan dan mengambil
keputusan tentang masa depan dirinya sendiri, baik yang menyangkut bidang pendidikan, bidang karier, maupun bidang budayakeluargakemasyarakatan.
Natawidjaja dalam Sukardi, 2008: 19 menyatakan : “bimbingan dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada
individu yang dilakukan secara berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahaminya dirinya sendiri, sehingga dia sanggup mengarahkan
dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat dan kehidupan pada umumnya.
Dengan demikian, dia akan dapat menikamati kebahagiaan hidupnya dan dapat memberikan sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat
pada umumnya. Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk sosial.
” Sedangkan menurut Jones dkk dalam Prayitno, 2004: 95 menyatakan :
“bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam membuat pilihan-pilihan dan penyesuaian-penyesuaian yang bijaksana.
Bantuan itu berdasarkan atas prinsip-prinsip demokrasi yang merupakan tugas dan hak setiap individu untuk memilih jalan hidupnya sendiri sejauh
tidak mencampuri hak orang lain. Kemampuan membuat pilihan seperti itu tidak diturunkan diwarisi, tetapi harus dikembangka
n.”
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada seseorang atau sekelompok orang secara
terus-menerus dan sistematis oleh guru pembimbing agar individu atau sekelompok individu dapat mengembangkan kemampuannya serta dalam
mengambil keputusan sehingga menjadi individu yang mandiri. Bimbingan dapat diberikan baik untuk menghindari kesulitan-kesulitan maupun untuk mengatasi
persoalan-persoalan yang dihadapi oleh individu di dalam kehidupannya. Dengan adanya bimbingan maka diharapkan agar individu dapat mencapai kesejahteraan
hidupnya. b.
Pengertian Konseling
Pengertian konseling yang dikemukakan oleh Natawidjaja dalam Sukardi, 2008: 21 mendefinisikan bahwa :
“konseling merupakan satu jenis layanan yang merupakan bagian terpadu dari bimbingan. Konseling dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik
antara dua individu, di mana yang seorang yaitu konselor berusaha membantu yang lain yaitu klien untuk mencapai pengertian tentang
dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapin
ya pada waktu yang akan datang.”
Sedangkan menurut Surya dalam Sukardi, 2008: 38 mengungkapkan bahwa : “konseling itu merupakan upaya bantuan yang diberikan kepada konseli
supaya dia memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri, untuk dimanfaatkan olehnya dalam memperbaiki tingkah lakunya pada masa
yang akan datang. Dalam pembentukan konsep yang sewajarnya mengenai: a dirinya sendiri, b orang lain,c pendapat orang lain
tentang dirinya,d tujuan- tujuan yang hendak dicapai, dan e
kepercayaan.” Menurut ASCA American School Counselor Association dalam Yusuf, 2006:
33 mengemukakan bahwa: “konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh
dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien, konselor mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk
membantu kliennya mengatasi masalah-
masalahnya.” Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
konseling merupakan suatu upaya bantuan yang dilakukan dengan empat mata atau tatap muka antara konselor dan klien yang berisi usaha yang laras, unik,
human manusiawi, yang dilakukan dalam suasana keahlian dan yang didasarkan atas norma-norma yang berlaku, agar klien memperoleh konsep diri dan
kepercayaan diri sendiri dalam memperbaiki tingkah lakunya pada saat ini dan mungkin pada masa yang akan datang. Proses konseling dapat dilakukan secara
individual two between person, dan konseling kelompok group counseling. Pemecahan masalah dalam proses konseling itu dijalankan dengan wawancara
atau diskusi antara klien dengan konselor dan wawancara itu dijalankan secara face to face tatap muka . Keputusan akhir dari suatu masalah nantinya ada pada
diri konseli itu sendiri. Dengan demikian dapat dipahami bahwa bimbingan dan konseling di sekolah
adalah proses pemberian bantuan yang diberikan oleh konselor atau pembimbing
kepada seorang klien atau peserta didik secara berkesinambungan, agar dapat menentukan pilihan-pilihan untuk menyesuaikan diri, memahami diri,
mengoptimalkan diri, membuat keputusan, dan menyelesaikan masalah serta mencapai kemampuan yang optimal untuk memikul tanggung jawab atas
keputusan yang telah diambil untuk dirinya sendiri. Melalui bimbingan dan konseling inilah upaya pencapaian tugas perkembangan peserta didik dapat
diwujudkan.
2. Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah