B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA di Kota Metro. Waktu penelitian adalah Tahun Pelajaran 2012-2013.
C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono 2010: 117 populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi adalah keseluruhan subjek atau obyek yang menjadi
sasaran penelitian Basrowi Akhmad Kasinu, 2007:260. Berdasarkan pengertian di atas maka populasi dalam penelitian ini adalah responden yang
ada di sekolah.
2. Sampel Penelitian
Menurut Anas Sudijono 2004: 280 sampel adalah suatu proporsi kecil dari populasi yang seharusnya diteliti, yang dipilih atau ditetapkan untuk keperluan
analisis. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Sugiyono, 2010: 118.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan sumber data dengan
pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai
penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objeksituasi sosial
yang diteliti. Jumlah sampel yang ditentukan dalam penelitian ini adalah responden yang terdapat di SMA di kota Metro dengan pertimbangan Kota
Metro sebagai Kota Pendidikan yang berjumlah 16 sekolah. Adapun jumlah guru bimbingan dan konseling yang ada di SMA Kota Metro adalah sebagai
berikut :
No Nama Sekolah
Jumlah responden 1
SMA N 1 Metro 5
2 SMA N 2 Metro
3 3
SMA N 3 Metro 4
4 SMA N 4 Metro
4 5
SMA N 5 Metro 4
6 SMA N 6 Metro
1 7
SMA Muhammadiyah 1 Metro 3
8 SMA Muhammadiyah 2 Metro
1 9
SMA Utama Wacana Metro 1
10 SMA Kartikatama Metro
2 11
SMA Yos Sudarso Metro 2
12 SMA Kristen 1 Metro
1 13
SMA Teladan 1 Metro 1
14 SMA Ma’arif Metro
1 15
SMA Taruna Gajah Mada Metro 6
16 SMA PGRI 1 Metro
1 Jumlah
40
Tabel 1. jumlah guru bimbingan dan konseling
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian
Arikunto 2006:118 menyatakan bahwa variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dengan begitu variabel
penelitian dapat dinyatakan sebagai faktor-faktor atau hal yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Variabel adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh info rmasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”
Sugiyono, 2010: 60. Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
yang dimaksud dengan variabel adalah obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Berdasarkan pengertian variabel di atas, maka penelitian ini mempunyai variabel bebas yaitu pelaksanaan pelayanan dasar bimbingan
dan konseling pada SMA di Metro.
2. Definisi Operasional
Definisi operasional berisi pengertian variabel yang akan dikembangkan. Pada penelitian ini terdapat satu variabel penelitian yaitu pelaksanaan pelayanan
dasar bimbingan dan konseling. Maka yang dimaksud dengan pelaksanaan pelayanan dasar adalah proses pemberian bantuan kepada seluruh konseli
melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka mengembangkan
perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan yang dituangkan sebagai standar kompetensi kemandirian yang diperlukan
dalam pengembangan kemampuan memilih dan mengambil keputusan dalam menjalani kehidupannya.
Pelaksanaan pelayanan
dasar bimbingan
dan konseling
yang di
implementasikan dengan: 1.
bimbingan kelas, Layanan bimbingan kelas adalah salah satu pelayanan dasar bimbingan
yang dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak langsung dengan para peserta didik dikelas secara terjadwal, konselor memberikan
pelayanan bimbingan ini kepada peserta didik. Kegiatan bimbingan kelas ini bisa berupa diskusi kelas atau curah pendapat.
2. pelayanan orientasi,
Layanan orientasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak yang lain yang dapat
memberikan pengaruh besar terhadap peserta didik terutama orang tua memahami lingkungan seperti sekolah yang baru dimasuki peserta didik,
untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan baru. Fokus pelaksanaan layanan orientasi meliputi pengenalan
lingkungan dan fasilitas sekolah, menjelaskan peraturan dan hak-hak serta kewajiban siswa, menjelaskan organisasi dan wadah-wadah yang dapat
membantu dan meningkatkan hubungan sosial siswa, menjelaskan kurikulum dengan seluruh aspek-aspeknya, menjelaskan peranan kegiatan
bimbingan karir, dan menjelaskan peranan pelayanan bimbingan dan konseling.
3. pelayanan informasi,
Layanan informasi yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik dan pihak- pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar
kepada peserta didik terutama orang tua dalam menerima dan memahami informasi seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan yang dapat
dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan sehari-hari sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat. Fokus
pelaksanaan layanan informasi meliputi menjelaskan tata tertib sekolah, cara bertingkah laku, tata krama, dan sopan santun, menjelaskan fasilitas
penunjang atau sumber belajar, cara mempersiapkan diri dan belajar di sekolah, langkah-langkah yang perlu ditempuh guna menetapkan karier,
dan memasuki perguruan tinggi yang sesuai dengan cita-cita karier. 4.
bimbingan kelompok, Bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan yang diberikan kepada
sekelompok untuk memecahkan secara bersama masalah-masalah yang menghambat perkembangan siswa. Fokus pelaksanaan layanan bimbingan
kelompok meliputi pengenalan sikap dan kebiasaan, bakat, dan minat dan cita-cita serta penyalurannya, pengenalan kelemahan dan kekuatan diri
serta penanggulangannya, pengembangan kemampuan berkomunikasi, pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, dan pengembangan
teknik-teknik pengusaan ilmu pengetahuan. 5.
aplikasi instrumen Aplikasi instrumen bimbingan dan konseling yaitu kegiatan pendukung
bimbingan dan konseling untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta didik klien, keterangan tentang lingkungan peserta didik
dan lingkungan yang lebih luas. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes. Fokus pelaksanaan aplikasi
instrumen meliputi kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kondisi mental dan fisik siswa,
pengenalan terhadap diri sendiri, kemampuan pengenalan lingkungan dan hubungan sosial, tujuan, sikap, kebiasaan, keterampilan, dan kemampuan
belajar, informasi karier dan pendidikan, dan kondisi keluarga dan lingkungan.
Tabel.2. Kisi-Kisi Angket Pelaksanaan Pelayanan Dasar Bimbingan dan Konseling di Sekolah
VARIABEL INDIKATOR
DESKRIPTOR
Pelaksanaan Pelayanan
Dasar Bimbingan dan
Konseling Bimbingan
kelas Diskusi kelas atau brain storming curah
pendapat Pelayanan
orientasi Pengenalan lingkungan dan fasilitas
sekolah Menjelaskan peraturan dan hak-hak
serta kewajiban siswa Menjelaskan organisasi dan wadah-
wadah yang dapat membantu dan meningkatkan hubungan sosial siswa
Menjelaskan kurikulum dengan seluruh aspek-aspeknya
Menjelaskan
peranan kegiatan
bimbingan karir Menjelaskan
peranan pelayanan
bimbingan dan konseling Pelayanan
informasi Menjelaskan tata tertib sekolah, cara
bertingkah laku, tata krama, dan sopan santun
Menjelaskan fasilitas penunjang atau sumber belajar
Cara mempersiapkan diri dan belajar di sekolah
Langkah-langkah yang perlu ditempuh guna menetapkan karier
Memasuki perguruan tinggi yang sesuai dengan cita-cita karier
VARIABEL INDIKATOR
DESKRIPTOR
Pelaksanaan Pelayanan
Dasar Bimbingan dan
Konseling Bimbingan
kelompok Pengenalan sikap dan kebiasaan, bakat,
dan minat
dan cita-cita
serta penyalurannya
Pengenalan kelemahan dan kekuatan diri serta penanggulangannya
Pengembangan kemampuan berkomunikasi
Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik
Pengembangan teknik-teknik pengusaan ilmu pengetahuan
Aplikasi instrumen
Kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa Kondisi
mental dan
fisik siswa,
pengenalan terhadap diri sendiri Kemampuan pengenalan lingkungan
dan hubungan sosial Tujuan, sikap, kebiasaan, keterampilan,
dan kemampuan belajar Informasi karier dan pendidikan
Kondisi keluarga dan lingkungan
E. Teknik Pengumpulan Data
Agar mendapat data yang diperlukan dalam penelitian maka diperlukan pengumpulan data yang tepat. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
metode pengumpulan data sebagai berikut :
1. Angket
Menurut Sugiyono 2010: 199 angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang
akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.
Jumlah item dalam angket sebanyak 46. Dalam penelitian ini responden diberikan dua pilihan pernyataan yaitu “ya” jika melakukan dengan hal yang
disebutkan dengan nilai 1 dan “tidak” jika tidak melakukan hal yang
disebutkan dengan nilai 0. Penyebaran angket dilakukan dilakukan secara langsung kepada responden dan secara tidak langsung. Angket ini ditujukan
untuk seluruh responden di SMA Metro dengan cara menunjukkan angket penelitian yang ada kemudian peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dari
angket tersebut yang nantinya akan dijawab sesuai dengan yang diharapkan. Pengembalian angket dilakukan secara langsung yaitu peneliti mengambil
angket secara langsung kepada responden di sekolah.
2. Wawancara
Wawancara adalah semacam dialog atau tanya jawab antara pewawancara dengan responden dengan tujuan memperoleh jawaban-jawaban yang
dikehendaki Basrowi dan Akhmad Kasinu, 2007: 170. Metode wawancara ini ditujukan kepada salah satu responden pada setiap sekolah yaitu pada
koordinator guru bimbingan dan konseling serta ada juga yang ditujukan kepada kepala sekolah untuk mengungkapkan pelaksanaan pelayanan dasar
bimbingan dan konseling. Metode ini digunakan sebagai pelengkap untuk mengumpulkan data yang belum diperoleh dalam metode pokok. Pertanyaan
yang ditanyakan pada responden yaitu program bimbingan dan konseling, layanan yang dilaksanakan dalam pelayanan dasar, hal yang dilakukan dalam
masing-masing pelayanan dasar, bidang bimbingan dan konseling, personil yang terlibat dalam pelaksanaan pelayanan dasar, dan kendala dalam
pelaksanaan pelayanan dasar.
F. Uji Persyaratan Instrumen
Dalam suatu penelitian, hendaknya harus dilakukan terlebih dahulu pengujian terhadap instrumen yang akan digunakan. Pengujian tersebut diantaranya adalah
pengujian validitas dan reliabilitas. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan
menjadi valid dan reliabel.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Dalam penelitian ini untuk menguji angket pelaksanaan pelayanan dasar bimbingan dan konseling. Arikunto 2006:168
menyebutkan bahwa sebuah instrumen dikatakan valid apabila mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap
data dari variabel yang diteliti secara tepat. Validitas instrumen dilakukan secara eksternal dengan pengujian validitas
konstrak. Analisis item yang digunakan dalam penelitian ini untuk menguji validitas item yaitu dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor item
instrumen dalam suatu faktor, dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total dengan menggunakan rumus product moment yang dikemukakan oleh
Pearson Arikunto, 2006: 170
2 2
2 2
Y Y
N N
N r
xy
Keterangan : r
xy
: koefisien korelasi ∑X
: skor butir item ∑Y
: jumlah skor total N
: jumlah responden
Instrumen penelitian terdiri dari 48 pernyataan. Setelah itu untuk mengetahui tingkat validitas instumen dilakukan uji coba dengan 30 responden yaitu guru
bimbingan dan konseling di Lampung Tengah. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS versi 17, koefisian korelasi item-total
berkisar antara 0,000 sampai dengan 1 dengan r
tabel
0,361. Dari 48 item yang dibuat oleh peneliti didapat 46 item yang dinyatakan valid dan 2 item yang
dinyatakan tidak valid yaitu no item 33 dan 47. Item yang tidak valid dihilangkan karena sudah mewakili indikator. Hasil uji validitas instrumen
dengan kaidah keputusan jika r
hitung
r
tabel
berarti item dinyatakan valid, dan jika r
hitung
r
tabel
berarti item tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen, cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik. Arikunto 2006: 178 menyatakan instrumen yang dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat
dipercaya juga. Apabila data yang diambil memang sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil hasilnya akan tetap sama.
Reliabilitas instrumen dilakukan secara internal dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik belah dua dari
Spearman Brown Split half Arikunto, 2006:180-181
Keterangan : : reliabilitas internal seluruh instrumen
: korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua
Adapun kriteria acuan untuk validitas menggunakan kriteria nilai acuan dari Basrowi dan Akhmad Kasinu, 2007: 258 yaitu sebagai berikut:
0,800 – 1,000 : sangat tinggi
0,600 – 0,799 : tinggi
0.400 – 0,599 : cukup
0.200 – 0,399 : rendah
0,200 :sangat rendah
Berdasarkan hasil pengolahan data skala yang telah valid, maka diperoleh perhitungan koefisiensi reliabilitas sebesar 0, 985 dengan menggunakan program
SPSS versi 17. Berdasarkan kriteria reliabilitas, maka tingkat reliabilitas angket pelaksanaan pelayanan dasar bimbingan dan konseling dikategorikan dalam
reliabilitas sangat tinggi.
G. Teknik Analisis Data
Berdasarkan tujuan penelitian ini, maka analisis data yang dilakukan tentang pelaksanaan pelayanan dasar bimbingan dan konseling digunakan analisis
dengan langkah- langkah sebagai berikut : 1.
menentukan klasifikasi kategori yaitu menentukan dan mengumpulkan data- data yang diperoleh tentang pelaksanaan pelayanan dasar bimbingan dan
konseling di sekolah dengan angket, 2.
mentabulasi data, 3.
memprosentasikan pelaksanaan pelayanan dasar bimbingan dan konseling di sekolah menurut Hartono 2004 dengan rumus sebagai berikut :
keterangan : F
: jumlah jawaban dari seluruh item N
: jumlah perkalian item dengan responden P
: prosentase 4.
mengadakan pembahasan hasil penelitian ini dan sekaligus menarik suatu kesimpulan
dari penelitian
yang telah
dilakukan.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pelayanan dasar
bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling pada SMA di kota Metro bahwa pelaksanaan pelayanan dasar bimbingan dan
konseling sudah terlaksana dengan prosentase sebesar 77,25. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pelayanan dasar
bimbingan dan konseling terdiri dari lima layanan yaitu: 1.
Layanan informasi : 95,60
Semua bidang bimbingan dan konseling sudah terlaksana dengan baik yaitu pribadi, sosial, belajar dan karir. Sekolah yang menggunakan
madding bimbingan dan konseling sebagai sarana untuk menyebarkan informasi yang diperlukan oleh siswa.
2. Layanan orientasi
: 95,35 Layanan orientasi sudah berjalan dengan baik karena semua bidang
bimbingan dan konseling sudah dilaksanakan. 3.
Layanan bimbingan kelompok : 82
Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok telah berjalan dengan baik karena di dukung oleh fasilitas dan kemampuan guru bimbingan dan
konseling. 4.
Aplikasi instrument : 78,30
Guru bimbingan dan konseling telah bekerjasama dengan pihak lain untuk mengumpulkan data siswa misalnya tes IQ, tes bakat dan minat.
Dengan adanya kerjasama diharapkan pelaksanaannya akan lebih baik dan dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan siswa.
5. Layanan bimbingan kelas
: 35 Layanan bimbingan kelas kurang berjalan dengan baik karena dengan
data yang di dukung dengan hasil wawancara juga masih banyak sekolah yang belum memiliki jam bimbingan dan konseling setiap kelas pada
setiap minggunya
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis maka saran yang dapat diajukan yaitu:
1. Guru Bimbingan dan Konseling
Guru bimbingan dan konseling agar dapat melaksanakan layanan bimbingan kelas secara optimal dalam setiap kelas karena dalam
penelitian masih banyak sekolah yang belum melaksanakan layanan bimbingan kelas serta guru bimbingan dan konseling agar melaksanakan
layanan bimbingan kelompok dengan lebih baik lagi karena masih banyak guru bimbingan dan konseling yang tidak memahami teknik
bimbingan kelompok. Guru bimbingan dan konseling agar lebih