Fokus pengembangan Strategi Implementasi Program

3. Fokus pengembangan

Untuk mencapai tujuan tersebut, fokus perilaku yang dikembangkan menyangkut aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan karier. Semua ini berkaitan erat dengan upaya membantu konseli dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya sebagai standar kompetensi kemandirian. Materi pelayanan dasar dirumuskan dan dikemas atas dasar standar kompetensi kemandirian antara lain mencakup pengembangan: 1 self-esteem, 2 motivasi berprestasi, 3 keterampilan pengambilan keputusan, 4 keterampilan pemecahan masalah, 5 keterampilan hubungan antar pribadi atau berkomunikasi, 6 penyadaran keragaman budaya, 7 perilaku bertanggung jawab. Hal-hal yang terkait dengan perkembangan karier terutama di tingkat SLTPSLTA mencakup pengembangan: 1 fungsi agama bagi kehidupan, 2 pemantapan pilihan program studi, 3 keterampilan kerja profesional, 4 kesiapan pribadi fisik-psikis, jasmaniah-rohaniah dalam menghadapi pekerjaan, 5 perkembangan dunia kerja, 6 iklim kehidupan dunia kerja, 7 cara melamar pekerjaan, 8 kasus-kasus kriminalitas, 9 bahayanya perkelahian masal tawuran, dan 10 dampak pergaulan bebas. Dengan adanya fokus pengembangan yang mencakup standar kompetensi kemandirian maka pelaksanaan pelayanan dasar menjadi mudah dan terfokus sehingga diharapkan guru pembimbing mampu melaksanakan pelayanan dasar dengan optimal.

4. Strategi Implementasi Program

Strategi implementasi program untuk pelayanan dasar meliputi: 1 Bimbingan Kelas Layanan bimbingan kelas adalah salah satu pelayanan dasar bimbingan yang dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak langsung dengan para peserta didik dikelas secara terjadwal, konselor memberikan pelayanan bimbingan ini kepada peserta didik. Kegiatan bimbingan kelas ini bisa berupa diskusi kelas atau curah pendapat. Dari pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa bimbingan kelas dapat diartikan sebagai layanan yang di berikan kepada semua siswa. Pada bimbingan kelas ini menggunakan berbagai macam alat bantu seperti : media cetak, media panjang, OHT, rekaman radio –tape dan lain-lain. Layanan bimbingan kelas dapat mempergunakan jam pengembangan diri. Layanan bimbingan klasikal mempunyai berbagai fungsi, antara lain: a dapat terjadinya interaksi sehingga saling mengenal antara guru bimbingan dan konseling atau konselor dengan peserta didik atau konseli, b dapat terjalinnya hubungan emosional antara guru bimbingan dan konseling dengan peserta didik sehingga akan terciptanya hubungan- hubungan yang bersifat mendidik dan membimbing, c dapat terciptanya keteladanan dari guru bimbingan dan konseling bagi peserta didik yng dapat berpengaruh terhadap perubahan-perubahan sikap dan perilaku lebih baik pada peserta didik, d dapat sebagai wadah atau adanya media terjadinya komunikasi langsung antara guru bimbingan dan konseling dengan peserta didik, khusus bagi peserta didik dapat menyampaikan permasalahan kelas atau curhat di kelas, e dapat terjadinya kesempatan bagi guru bimbingan dan konseling melakukan tatap muka, wawancara dan observasi terhadap kondisi peserta didik dan suasana belajar di kelas, f sebagai upaya pemahaman terhadap peserta didik dan upaya pencegahan, penyembuhan, perbaikan, pemeliharaan, dan pengembangan pikiran, perasaan, dan kehendak serta perilaku peserta didik. 2 pelayanan orientasi Menurut Sukardi 2008: 60 layanan orientasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak yang lain yang dapat memberikan pengaruh besar terhadap peserta didik terutama orang tua memahami lingkungan seperti sekolah yang baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan baru. Menurut Sukardi 2002: 43 fokus pelaksanaan layanan orientasi meliputi pengenalan lingkungan dan fasilitas sekolah, menjelaskan peraturan dan hak-hak serta kewajiban siswa, menjelaskan organisasi dan wadah-wadah yang dapat membantu dan meningkatkan hubungan sosial siswa, menjelaskan kurikulum dengan seluruh aspek-aspeknya, menjelaskan peranan kegiatan bimbingan karir, dan menjelaskan peranan pelayanan bimbingan dan konseling. 3 pelayanan informasi Menurut Sukardi 2002: 44 layanan informasi yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar kepada peserta didik terutama orang tua dalam menerima dan memahami informasi seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan sehari-hari sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat. Fokus pelaksanaan layanan informasi meliputi menjelaskan tata tertib sekolah, cara bertingkah laku, tata karma, dan sopan santun, menjelaskan fasilitas penunjang atau sumber belajar, cara mempersiapkan diri dan belajar di sekolah, langkah-langkah yang perlu ditempuh guna menetapkan karier, dan memasuki perguruan tinggi yang sesuai dengan cita-cita karier. 4 bimbingan kelompok Menurut Sofyan 1996: 35 bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan yang diberikan kepada sekelompok untuk memecahkan secara bersama masalah-masalah yang menghambat perkembangan siswa. Fokus pelaksanaan layanan bimbingan kelompok menurut Sukardi 2002: 48 meliputi pengenalan sikap dan kebiasaan, bakat, dan minat dan cita-cita serta penyalurannya, pengenalan kelemahan dan kekuatan diri serta penanggulangannya, pengembangan kemampuan berkomunikasi, pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, dan pengembangan teknik-teknik pengusaan ilmu pengetahuan. 5 aplikasi instrumen Menurut Sukardi 2002: 231-232 aplikasi instrumen bimbingan dan konseling yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta didik klien, keterangan tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan yang lebih luas. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes. Fokus pelaksanaan aplikasi instrumen meliputi kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kondisi mental dan fisik siswa, pengenalan terhadap diri sendiri, kemampuan pengenalan lingkungan dan hubungan sosial, tujuan, sikap, kebiasaan, keterampilan, dan kemampuan belajar, informasi karier dan pendidikan, dan kondisi keluarga dan lingkungan.

b. Pelayanan Responsif 1. Pengertian

Pelayanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada konseli yang menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera, sebab jika tidak segera dibantu dapat menimbulkan gangguan dalam proses pencapaian tugas-tugas perkembangan. Konseling individual, konseling krisis, konsultasi dengan orang tua, guru, dan alih tangan kepada ahli lain adalah ragam bantuan yang dapat dilakukan dalam pelayanan responsif.

2. Tujuan