Pengertian Pegawai Negeri Sipil Dipandang Dari Sudut Hukum Pidana

harus netral dari semua golongan dan pegaruh partai politik serta tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pegawai Negeri Sipil juga dilarang atau tidak diperbolehkan menjadi anggota danatau pengurus partai politik. Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib menaati segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepadanya dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab. Dalam sistem Kepegawaian secara nasional, Pegawai Negeri Sipil memilik posisi penting untuk menyelenggarakan pemerintahan dan fungsikan sebagai alat pemersatu bangsa. Sejalan dengan kebijakan desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintah, maka ada sebagian kewenangan dibidang kepegawaian untuk diserahkan kepada daerah yang dikelola dalam sistem kepegawaian daerah. 30

2. Pengertian Pegawai Negeri Sipil Dipandang Dari Sudut Hukum Pidana

Ditinjau dari sudut kepidanaan, kedudukan sebagai Pegawai Negeri adalah penting : a. Bagi delik-delik jabatan yaitu delik-delik dimana kedudukan Pegawai Negeri adalah unsur. b. Bagi delik-delik jabatan yang tidak sebesarnya, yaitu delik-delik biasa, yang dilakukan kalau keadaan-keadaan yang memberatkan deperti tersebut dalam Pasal 52 KUHP. 30 Undang-undang Nomor 8 tahun 2005,Tentang penetapan peraturan pemerintah penganti undang- undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah. c. Bagi delik-delik yang dilakukan terhadap Pegawai Negeri yang sedang melakukan tugas. Karena kedudukan Pegawai Negeri bagi delik-delik jabatan adalah penting bahkan merupakan unsur mutlak, maka berkenaan dengan itu akan penulis tinjau pengertian Pegawai Negeri dari sudut hukum kepidanaan. Mengenai perumusan Pegawai Negeri antara lain terdapat di dalam : a. KUHP; b. Pendapat HR Hoge Raad; c. Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi Undang-Undang Nomor 03 Tahun 1971 ad.a. Perumusan Pegawai “Negeri” di dalam KUHP. Mengenai siapa yang termasuk sebgai Pegawai Negeri dirumuskan dalam Pasal 92 KUHP. Untuk lebih jelasnya dikemukakan Pasal 92 yang berbunyi sebagai berikut : 1 Yang disebut pejabat, termasuk juga orang-orang yang dipilih dalam pemilihan yang diadakan berdasarkan aturan-aturan umum, begitu juga orang-orang yang bukan karena pemilihan menjadi anggota badan pembentuk Undang-Undang, badan pemerintahan atau badan perwakilan rakyat, yang dibentuk oleh pemerintah, begitu juga anggota dan semua kepala rakyat Indonesia asli dan kepala golongan Timur Asing yang menjalankan kekuasaan yang sah. 2 Yang disebut pejabat dan hakim termasuk juga hakim wasit, yang dimaksud hukum termasuk juga orang-orang yang menjalankan peradilan administrasi, serta ketua-ketua dan anggota-anggota pengadilan agama. 3 Semua anggota angkatan perang juga dianggap sebagai pejabat. 31 Dilihat dari perumusan Pasal 92 KUHP tersebut kata “Ambtenar” oleh Muljatno di dalam KUHP telah diterjemahkan menjadi kata pejabat. Untuk selanjutnya penulis akan memepergunakan kata Pegawai Negeri dari “Ambtenaar” Di dalam KUHP Pasal 92. “yang disebut pejabat pegawai negeri termasuk . . . . . dan seterusnya”. Jadi Pasal 92 KUHP tidak memberikan definisi mengenai siapakah yang dimaksud dengan Pegawai Negeri pada umumnya, tetapi hanya memberikan pengertian dari pengertian Pegawai NegeriPejabat. Ini terbukti dari kalimat-kalimat yang disebut pejabatpegawai negeri. “Jadi Penegrtiannya luas sekali, karena tidak ada batasnya. ad.b Perumusan Pegawai Negeri menurut Pendapat HR Hoge Raad Seperti dikatakan dalam Nomor 1 KUHP tidak memberikan definisi bahasan tentang Pegawai Negeri. HR Hoge Raad pada keputusannya tanggal 30 Januari 1911, merumuskan pengertian Pegawai Negeri sebagai berikut : “Pegawai Negeri adalah seseorang yang diangkat oleh penguasa dalam suatu jabatan umum, 31 Muljatno, Perbuatan Pidana dan Pertanggung Jawaban Dalam Hukum Pidana, Seksi Fakultas Hukum Universitas Gadjha Mada, Jogyakarta, 1969, hlm. 50 yang melaksanakan sebagian dari tugas-tugas negara atau alat-alat perlengkapan. 32 Untuk lebih lengkapnya mengenai pengertian Pegawai Negeri ini mengemukakan pendapat E. Utracht yang mengatakan “Pegawai Negeri” Ambtenaar dalam kejahatan jabatan adalah tiap pejabat suatu jabatan pemerintah. 33

3. Jenis Pegawai Negeri Sipil

Dokumen yang terkait

Prosedur Pemutasian Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara(Studi Di Polresta Medan)

1 72 81

POLITIK HUKUM UNDANG - UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

5 44 66

DAMPAK PERPANJANGAN BATAS USIA PENSIUN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA PADA PEMERINTAH KOTA SALATIGA.

0 0 6

Undang-Undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)

0 0 105

Cover Prosedur Mutasi Pegawai Negeri Sipil Dari Satu Daerah Ke Daerah Lain Berdasarkan Undang – Undang Nomor 05 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara ( Studi Di Pemerintah Kota Sibolga )

0 0 9

Abstract Prosedur Mutasi Pegawai Negeri Sipil Dari Satu Daerah Ke Daerah Lain Berdasarkan Undang – Undang Nomor 05 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara ( Studi Di Pemerintah Kota Sibolga )

0 0 1

Chapter II Prosedur Mutasi Pegawai Negeri Sipil Dari Satu Daerah Ke Daerah Lain Berdasarkan Undang – Undang Nomor 05 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara ( Studi Di Pemerintah Kota Sibolga )

0 0 55

Appendix Prosedur Mutasi Pegawai Negeri Sipil Dari Satu Daerah Ke Daerah Lain Berdasarkan Undang – Undang Nomor 05 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara ( Studi Di Pemerintah Kota Sibolga )

0 0 3

BAB II PEMUTASIAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA F. Pengertian Mutasi - Prosedur Pemutasian Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara(Studi Di Polresta Medan)

0 0 12

KATA PENGANTAR - Prosedur Pemutasian Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara(Studi Di Polresta Medan)

0 0 23