Syarat Dan Mekanisme Prosedur Pelaksanaan MutasiPemindahan

105 BAB IV PROSEDUR MUTASI PEGAWAI NEGERI SIPIL DARI SATU DAERAH KE DAERAH LAIN BERDASARKAN UNDANG – UNDANG NOMOR 05 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DI KANTOR BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA SIBOLGA

A. Syarat Dan Mekanisme Prosedur Pelaksanaan MutasiPemindahan

Pegawai Negeri Sipil Dari Satu Daerah Ke Daerah LainPemindahan Antar Instansi di Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kota Sibolga Setiap dalam pelaksanaan Mutasi Pegawai Negeri Sipil di suatu Pemerintahan mau itu antar daerah ke daerah lain dan Provinsi ke Provinsi serta Provinsi Ke Pusat dalam pelaksanaannya merupakan adanya aturan yang ditetapkan suatu daerah tersebut. Dalam pelaksanaannya juga terdapat landasan- landasan hukum yang mengatur mutasi atau perpindahan pegawai dalam suatu Pemerintahan. Istilah lain dalam syarat mutasi Pegawai Negeri Sipil merupakan salah satu kelengkapan administrasi dalam suatu pemindahan, transfer ataupun rotasi pegawai. Dan selanjutnya mutasi adalah salah satu tekhnik atau metode pendidikanpengembangan yang dilakukan oleh PemerintahPerusahaan dengan cara memindahkan pegawai dari satu jabatan ke jabatan lainnya secara periodik untuk meningkatkan keahlian dan kecakapannya pada setiap jabatan atau bidang yang di tetapkan serta meningkatkan kegairahan kerja yang mana dari pegawai tersebut yang pada akhirnya akan meningkatkan prestasi pegawai sehingga apabila nantinya dipromosikan, dan selanjutnya maka suatu pegawai telah memiliki pengetahuan yang luas terhadap semua bagian pada PemerintahanPerusahaan yang akan di tetapkan sehingga dalam pelaksanaan tidak canggung dalam kepemimpinan nantinya. Untuk pelaksanaan mutasi pemindahanrotasi dalam pegawai, PemerintahPerusahaan dalam hal harus mempunyai pertimbangan yang matang, dimana PemerintahPerusahaan harus tetap melaksanakan “The right man on the right job” orang yang tepat pada posisi yang tepat. Dengan demikian mutasi pemindahanrotasi yang dijalankan oleh PemerintahPerusahaan agar pekerjaan dapat dilakukan secara lebih efektif dan efesien, sebab bila tidak demikian, maka mutasi pemindahanrotasi yang dilaksanakan bukannya merupakan tindakan yang menguntungkan tetapi justru dapat merugikan PemerintahPerushaan. Alex Nitisemito mengatakan “ Mutasi atau pemindahan adalah kegiatan dari pimpinan perusahaan untuk memindahkan pegawai dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain yang dianggap setingkat atau sejajar ”. 78 a. Merit system, yaitu mutasi pegawai yang didasarkan atas landasan yang bersifat ilmiah, objektif dan prestasi kerjanya. Merit system atau career system ini merupakan dasar mutasi yang baik karena : Untuk pelaksanaan mutasi, ada juga yang berpendapat bahwa pelaksanaan mutasi berlandasakan karena 3 tiga hal yaitu, sebagai berikut: a Output dan produktivitas kerja meningkat, b Semangat kerja meningkat, 78 Alex Nitisemito, 1998, Manajemen Personalia, Jakarta: Ghalia Indonesia, hal. 110. c Jumlah kesalahan yang diperbuat menurun, d Absensi dan disiplin Pegawai semakin baik, e Jumlah kecelakaan kerja menurun. b. Seniority system, yaitu mutasi yang didasarkan atas landasan masa kerja, usia, pengalaman kerja dari pegawai yang bersangkutan. Sistem mutasi seperti ini tidak obyektif karena orang yang dimutasikan kecakapannya dalam memangku jabatan baru itu belum terjamin. c. Spoil system, yaitu mutasi yang didasarkan atas landasan kekeluargaan. Sistem mutasi seperti ini kurang baik karena didasarkan atas pertimbangan suka atau tidak suka like or dislike . 79 Dari penjelasan atau uraian diatas dapat kita lihat dan telusuri bahwa mutasi pemindahanrotasi pegawai dalam suatu PemerintahanPerusahaan sangat penting dan perlu dilakukan, baik dapat dilihat dari kepentingan pegawai maupun kepentingan PemerintahPerusahaan. Dan selanjutnya dengan pemutasian pegawai di PemerintahanPerusahaan dijelaskan agar mutasi pemindahanrotasi yang dilaksanakan dapat berupa meningkatkan efektivitas dan efesiensi, maka perlu adanya evaluasi pada setiap pekerja terus menerus secara obyektif. Evaluasi ini dilakukan sebab dalam prakteknya sulit untuk mengadukan seleksi dan penempatan pada saat pertam kali, untuk dapat langsung melaksanakan prinsip orang yang tepat pada posisi yang tepat, meskipun itu telah dilaksanakan semaksimal mungkin. Pada prinsipnya 79 Bambang Kusriyanto, 1991, Meningkatkan produktivitas Pegawai, Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo, hal. 102. mutasi adalah memindahkan pegawai pada posisi yang tepat dan pekerjaan yang sesuai agar semangat dan produktivitas kerja pegawai tersebut meningkat. Negara dalam menjalankan kekuasaannya mempunyai alat untuk mengatur yang disebut Pemerintah Goverment atau disebut Administrasi. Sementara itu, konsep dan ajaran Negara Hukum, tujuan Negara adalah menyelenggarakan ketertiban hukum, dengan berdasarkan dan berpedoman pada hukum. Dalam Negara Hukum segala kekuasaan dari alat-alat Pemerintahannya didasarkan atas hukum. Semua orang tanpa terkecuali harus tunduk dan taat pada hukum, hanya hukumla yang berkuasa dalam Negara itu. Goverment not by man but by law the rule of law. Dalam kepemimpinan merupakan faktor utama yang menentukan baik buruknya dan hidup-matinya suatu bentuk usahaorganisasi. Sepanjang sejarah manusia belum pernah dikenal bentuk masyarakat manusia tanpa ada pimpinan. Dalam tiap-tiap kelompok manusia yang merupakan kemasyarakatan tentu timbul seorang atau beberapa orang pemimpin, yang timbul atau ditimbulkan karena naluri masyarakat untuk selalu memerlukan pimpinan. 80 80 Hadiperwono, Tata Personalia, Djambatan, Bandung, 2002, hal. 104. Dengan demikian faktor kepemimpinan mempunyai peranan penting dalam menentukan tingkat pemutasian para pegawainya. Seorang pemimpin yang cenderung egois dimana ia kurang memperhatikan kesejahteraan bawahannya atau bahkan melakukan tindakan negatif maka hal ini sangat berpengaruh terhadap perilaku bawahannya. Hal ini akan menimbulkan tidak adanya rasa hormat kepada atasan, tindakan indisipliner bahkan membenci atasannya. Untuk menghindari maraknya pelanggaran terhadap Pemutasian oleh Pegawai Negeri Sipil, sebaiknya dilakukan Pembinaan dan Pengawasan. Pembinaan yang baik dan Pengawasan yang efektif tentu akan sangat membantu membentuk aparat Pemerintahan yang baik dan berwibawa. Dengan adanya pembinaan dan pengawasan terhadap Pegawai Negeri Sipil, para ahli juga dapat menyimpulkan apa tujuan dari pembinaan dan pengawasan tersebut. Menurut Musanef, pembinaan Pegawai Negeri Sipil bertujuan untuk sebagai berikut : a. Diarahkan untuk menjamin penyelenggaraan tugas-tugas Pemerintahan dan Pembangunan secara berdaya guna dan berhasil guna. b. Untuk meningkatkan mutu dan keterampilan serta memupuk kegairahan kerja sehingga dapat menjamin terwujudnya kesempatan berpartisipasi dalam melaksanakan pembangunan secara menyeluruh. c. Diarahkan kepada terwujudnya suatu komposisi pegawai, baik dalam bentuk jumlah maupun mutu yang memadai, serasi dan harmonis, sehingga mampu menghasilkan prestasi kerja secara optimal. d. Diarahkan kepada terwujudnya pegawai-pegawai yang setia dan taat kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara, Pemerintah sehingga pegawai hanya mengabdikan diri kepada kepentingan negara dan masyarakat, demi terwujudnya aparatur yang bersih dan berwibawa. e. Ditujukan pada terwujudnya iklim kerja yang serasi dan menjamin terciptanya kesejahteraan jasmani maupun rohani secara adil dan merata sehingga mampu melaksanakan tugas-tugas Pemerintahan dan pemabangunan dengan sabaik-baiknya. f. Diarahkan kepada penyaluran, penyebaran dan pemanfaatan pegawai secar teratur, terpadu dan berimbang atas dasar kriteria-kriteria obyektif baik secara berkelompok sehingga dapat memberikan manfaat bagi instansiunit organisasi yang bersangkutan. g. Diarahkan pada pembinaan sistem karir dan pembinaan prestasi kerja, yang dalam pelaksanaannya dapat diwujudkan dalam bentuk : 1 Pembinaan tertib administrasi. 2 Pembinaan kesejahteraan. 3 Pembinaan karir. 81 Dengan pembinaan terhadap mutasi memiliki hubungan positif yang dapat mempengaruhi perilaku pegawai. Semakin baik dalam pembinaan mutasi terhadap pegawai dilakukan maka akan semakin baik pula perilaku ketaatan dan kepatutan pegawai terhadap ketentuan dan tata tertib yang berlaku. Hal ini tentu akan menjadi tugas dan tanggung jawab setiap pimpinan untuk melakukan pembinaan mutasi kepada para pegawai yang ada dilingkungan. Selanjutnya adapun Mengenai syarat prosedur pelaksanaan mutasipemindahan antar instansi yang dalam arti pemindahan dari satu daerah ke daerah lain dalam satu Provinsiuntuk Pegawai Negeri Sipil yang dilakukan di Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kota Sibolga, penjelasannya sebagai berikut: 81 Musanef, Pembinaan dan Pengawasan Pegawa Negeri Sipil, Sinar Grafika, Jakarta, 2004, hal. 16 a. Syarat Dasar : 1. Pengantar dari Pimpinan SKPD 2. Surat permohonan dibubuhi Materai Rp. 6.000 dan diketahui Pimpinan SKPDAtasan 3. Foto Copy sah SK CPNS 4. Foto Copy sah SK PNS 5. Foto Copy sah Kartu Pegawai 6. Foto Copy sah SK Pangkat Terakhir 7. Foto Copy sah SK Jabatan Terakhir 8. Foto Copy sah DP-3 Tahun 2013 9. Foto Copy SKP Tahun 2014 10. Masa kerja selama 8 Tahun 11. ASLI penetapan PAK periode terakhir Khusus bagi PNS dalam Jabatan Fungsional tertentu b. Syarat Tambahan Mutasi Keluar : 1. ASLI dan Foto Copy Rekomendasi lolos butuh dari Instansi tujuan 2. Surat keterangan rincian alokasi tenaga pengajar Khusus bagi PNS dalam Jabatan Guru c. Alasan MutasiPemindahan mengikuti suami 1. Foto Copy sah SK penempatan Jabatan Suami bagi Suami yang bertugas sebagai PNSTNIPolriBUMN 2. Foto Copy sah Surat Nikah 3. Foto Copy sah Kartu Keluarga 4. Foto Copy sah KTPKarpegKTA Suami d. Alasan MutasiPemindahan Merawat Orang Tua 1. ASLI Surat Keterangan Sakit dari Dokter 2. ASLI Surat Keterangan dari LurahKepala desa sesuai dengan KTPKK orang tua yang bersangkutan 3. Foto Copy sah Kartu Keluarga orang tua e. Alasan MutasiPemindahan Khusus bagi PNS dalam Jabatan Guru 1. Surat Keterangan rincian alokasi tenaga pengajar dari Kepala Sekolah mutasi keluarmutasi masuk 2. Surat Rekomendasi tidak keberatan dari Kepala Sekolah mutasi keluar 3. Surat Rekomendasi lolos butuh dari Kepala Dinas Pendidikan mutasi keluar 82 Dari uraian di atas mengenai syarat-syarat pelaksanaan prosedur mutasipemindahan antar instasi dalam satu provinsi sudah jelas yang diterangkan dalam aturan khusus yang diatur oleh Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kota Sibolga. Dan selanjutnya adapun aturan Keputusan Menteri Dalam Negeri Mendagri mengenai persyaratan dan tata cara perpindahan Pegawai Negeri Sipil. Aturan yang mengatur persyaratan dan tata cara perpindahan Pegawai Negeri Sipil didasarkan oleh Keputusan Menteri Dalam Negeri, sebagai berikut : 1. Persyaratan Perpindahan Pasal 2 82 Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kota Sibolga “Penjelasan Lembar Kendali Berkas Ususl Mutasi PindahTitipan Pegawai Negeri Sipil” Perpindahan Pegawai Negeri Sipil Pusat dan Pegawai Negeri Sipil Daerah menjadi Pegawai Negeri Sipil Departemen Dalam Negeri harus memenuhi persyaratan : a. Mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang dalam bentuk Surat Pernyataan Persetujuan. b. Tidak sedang menjalani hukuman disiplin dan atau dalam proses peradilan. c. Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 dau tahun terakhir. d. Tidak sedang menjalani tugas belajar. e. Berdasarkan hasil test kompetensi dan atau test psikologi yang dilakukan oleh Departemen Dalam Negeri sekurang-kurangnya baik. f. Sesuai dengan kebutuhan organisasi di lingkungan Departemen Dalam Negeri. 2. Tata Cara Perpindahan Pasal 3 Tata cara perpindahan Pegawai Negri Sipil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dilakukan melalui : a. Pegawai Negeri Sipil Pusat diusulkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat DepartemenLembaga Non Departemen kepada Menteri Dalam Negeri cq. Seketaris Jenderal. b. Pegawai Negeri Sipil Daerah usulkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah ProvinsiKabupatenKota kepada Menteri Dalam Negeri cq. Seketarios Jenderal. Pasal 4 Berdasarkan usul perpindahan Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Seketaris Jenderal dalam hal ini Kepala Biro Kepegawaian untuk : a. Melakukan penelitian berkas usul perpindahan Pegawai Negeri Sipil. b. Mengkoordinasikan secara tertulis kepada pimpinan komponen terkait Cq. Seketaris KomponenPimpinan unit kerja untuk mendapatkan pertimbanganpersetujuan. c. Melalukan test kompetensi dan atau test psikologi. Pasal 5 a. Apabila perpindahan Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 memenuhi syarat, Kepala Biro Kepegawaian meneruskan usul perpindahan Pegawai Negeri Sipil kepada Kepala Badan Kepegawaian Negara untuk mendapatkan Keputusan. b. Apabila perpindahan Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 tidak memenuhi persyaratan, Kepala Biro Kepegawaian menolak usul Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat dan Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah. 83 83 Penjelesan dari KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 109 TAHUN 2003 tentang “Perpindahan Pegawai Negeri Sipil Pusat dan Pegawai Negeri Daerah Menjadi Pegawai Negeri Sipil Departemen Dalam Negeri”. Pelaksanaan mutasiperpindahan Pegawai Negeri Sipil di Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kota Sibolga dilakukan dalam dua bentuk, yaitu sebagai berikut : 1. Pelaksanaan mutasiperpindahan terhadap seorang Pegawai Negeri Sipil pada tugas baru dengan tanggung jawab baru, dalam susunan hirarki jabatan mau terhadap penghasilan yang relatif sama dengan jabatannya yang lama apa yang diterima. 2. Dengan bentuk yang lain dalam pelaksanaan mutasiperpindahan Pegawai Negeri Sipil di Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kota Sibolga adalah yang mana yang didapat oleh Pegawai Negeri Sipil merupakan mutasiperpindahan alih tempat. Dengan hal ini artinya Pegawai Negeri Sipil dapat melakukan suatu pekerjaan yang sama yang diterimanya, dalam penghasilannyapunGaji tidak berubah serta dan tanggungjawabnya yang diterima juga tidak berubah. Dari kedua bentuk-bentuk ini yang dilakukan oleh Kantor Bandan Kepegawaian Daerah Kota Sibolga merupakan karena luasnya struktur organisasi yang ada di Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kotas Sibolga pada khususnya yang memiliki berbagai satua kerja pada banyak lokasi. Mengenai dasar pelaksanaan mutasiperpindahan, dasar pelaksanaan mutasiperpindahan di Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kota Sibolga adalah yang mana untuk menciptakan perkembangan, keluwesan dan juga timbul hal baru didalam suatu daerah atau instansi dan serta perubahan dalam sumber daya manusia terhadap Pegawai Negeri Sipil. Dalam mutasiperpindahan Pegawai Negeri Sipil ini Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kota Sibolga secara tangguh mampu menhadapi berbagai tantangan yang timbul, baik internal maupun eksternal. Malalui mutasiperpindahan ini dari hasil wawancara yang dikutip dari Usaman Gunawan Syarif salah satu staff khusus Bidang MutasiPerpindahan di Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kota Sibolga bahwa mutasiperpindahan Pegawai Negeri Sipil dapat secara lebih efektif dapat memanfaatkan pegawai yang terdapat di dalam organisasinya. Adapun manfaat yang didapatkan oleh Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kota Sibolga dalam pelaksanaan mutasiperpindahan Pegawai Negeri Sipil, sebagai berikut : 1. Mendapatkan pengalaman baru dan perolehan pengetahuan. 2. Mendapatkan keterampilan baru. 3. Mendapatkan perolehan perspektif baru mengenai kehidupan organisasional. 4. Mendapatkan persiapan untuk menghadapi tugas baru serta motivasi dan kepuasan kerja yang lebih tinggi berkat tantangan dan situasi baru yang dihadapi. Dari uraian diatas dapat kita ketahui aturan-aturan atau ketentuan syarat- syarat serta tata cara pelaksanaan mutasiperpindahan Pegawai Negeri Sipil. Dan selanjutnya aturan-aturan dan ketentuan syarat-syarat serta tata cara pelaksanaan mutasiperpindahan Pegawai Negeri Sipil adalah sebagai pedoman dan syarat administrasi untuk pelaksanaan mutasiperpindahan yang akan dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil tersebut. 84

B. Kewenangan Dan Dasar Hukum MutasiPemindahan Pegawai Negeri

Dokumen yang terkait

Prosedur Pemutasian Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara(Studi Di Polresta Medan)

1 72 81

POLITIK HUKUM UNDANG - UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

5 44 66

DAMPAK PERPANJANGAN BATAS USIA PENSIUN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA PADA PEMERINTAH KOTA SALATIGA.

0 0 6

Undang-Undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)

0 0 105

Cover Prosedur Mutasi Pegawai Negeri Sipil Dari Satu Daerah Ke Daerah Lain Berdasarkan Undang – Undang Nomor 05 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara ( Studi Di Pemerintah Kota Sibolga )

0 0 9

Abstract Prosedur Mutasi Pegawai Negeri Sipil Dari Satu Daerah Ke Daerah Lain Berdasarkan Undang – Undang Nomor 05 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara ( Studi Di Pemerintah Kota Sibolga )

0 0 1

Chapter II Prosedur Mutasi Pegawai Negeri Sipil Dari Satu Daerah Ke Daerah Lain Berdasarkan Undang – Undang Nomor 05 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara ( Studi Di Pemerintah Kota Sibolga )

0 0 55

Appendix Prosedur Mutasi Pegawai Negeri Sipil Dari Satu Daerah Ke Daerah Lain Berdasarkan Undang – Undang Nomor 05 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara ( Studi Di Pemerintah Kota Sibolga )

0 0 3

BAB II PEMUTASIAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA F. Pengertian Mutasi - Prosedur Pemutasian Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara(Studi Di Polresta Medan)

0 0 12

KATA PENGANTAR - Prosedur Pemutasian Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara(Studi Di Polresta Medan)

0 0 23