masalah yang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 serta Undang-Undang Nomor 05 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil
Negara dan Peraturan Pelaksanaan lainnya yang berlaku. b. Studi Lapangan
Metode pengumpulan data dengan cara studi lapangan dimaksudkan agar memperoleh data yang dilakukan dengan cara
wawancara atau interview dengan pihak yang berkompeten dalam menangani Mutas Pegawai Negeri di lingkungan Kantor Badan
Kepegawain Daerah Kota Sibolga. Wawancara dilakukan untuk mengungkap data mengenai hambatan-hambatan yang terjadi dalam
pelaksanaan peraturan Mutasi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kota Sibolga.
H. Sistematika Penulisan
Skripsi ini diuraikan dalam 5 bab, dan tiap-tiap bab terbagi atas beberapa sub bab, untuk mempermudah dalam memaparkan materi dari skripsi ini yang
dapat digambarkan sebagai berikut :
BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini merupakan gambaran umum yang berisi tentang Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat
Penulisan, Keaslian Penulisan, Tinjauan Kepustakaan, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
BAB II: TINJAUAN UMUM TERHADAP PEGAWAI NEGERI SIPIL DI
INDONESIA Bab ini terdiri dari sub bab : Pegawai Negeri Sipil, Hubungan
Hukum Kepegawaian Dengan Lembaga Kepegawaian, Jenis dan Peranan Lembaga Pengelola Kepegawaian
BAB III: MUTASI PEGAWAI NEGERI SIPIL SERTA TUGAS POKOK
DAN FUNGSI JABATAN DI KANTOR BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA SIOLGA
Bab ini terdiri dari sub bab : Mutasi Pegawai Negeri Sipil, Jenis- Jenis Mutasi, Tugas Pokok Dan Fungsi Jabatan Di Kantor Badan
Kepegawaian Daerah Kota Sibolga
BAB IV: PROSEDUR MUTASI PEGAWAI NEGERI SIPIL DARI SATU
DAERAH KE DAERAH LAIN BERDASARKAN UNDANG- UNDANG NOMOR 05 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR
SIPIL NEGARA Bab ini terdiri dari sub bab : Syarat Dan Mekanisme Prosedur
Pelaksanaan MutasiPemindahan Pegawai Negeri Sipil Dari Satu Daerah Ke Daerah LainPemindahan Antar Instansi Di Kantor
Badan Kepegawaian Daerah Kota Sibolga, Kewenangan Dan Dasar Hukum MutasiPemindahan Pegawai Negeri Sipil Dari nSatu
Daerah Ke Daerah LainPemindahan Antar Instansi
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bab terakhir berisikan Kesimpulan dan Saran.
18
BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP PEGAWAI NEGERI SIPIL DI
INDONESIA
A. Pegawai Negeri Sipil
1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil
Sebelum memebahas mengenai konsep manajemen kepegawaian Indonesia, diperlukan pemahaman terlebih dahulu menegenai subjek dari
hukum kepegawaian, yaitu Pegawai Negeri Sipil. Kedudukan dan peranan dari pegawai negeri dalam setiap organisasi pemerinthan sangatlah
menentukan, sebab Pegawai Negeri Sipil merupakan tulang punggung Pemerintahan dalam melaksanakan pembangunan nasional. Perana dari
Pegawai Negeri seperti diistilahkan dalam dunia kemiliteran yang berbunyi not the gun, the man behind the gun, yaitu bukan senjata yang penting
melainkan manusia yang menggunakan senjata itu. Senjata modern tidak mempunyai arti apa-apa apabila manusia yang dipercayai menggunakan
senjata itu tidak melaksanakan kewajibannya dengan benar.
16
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia W.J.S. Poerwadinata, kata Pegawai berarti : “orang yang bekerja pada Pemerintah Perusahaan dan
sebagainya”. Sedangkan “Negeri” berarti “Negara” atau “Pemerintah” jadi Pegawai Negeri adalah orang yang bekerja pada pemerintah atau negara.
17
16
Muchsan, op.cit, hlm. 12.
17
Rozali Abdullah, 1986, Hukum Kepegawaian, Jakarta: Penerbit CV. Rajawali, hal. 13
Melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, dilakukan reduksi total terhadap eksistensi Pegawai Negeri Sipil.
Jika sebelumnya Pegawai Negari Sipil hanya berperan sebagai aparatur negara dan aparatur pemerintah, lewat Undang-Undang ini Pegawai Negeri
Sipil diposisikan sebagai sebuah profesi yang sekaligus berperan sebagai aparatur negara dan aparatur pemerintah. Hal in dapat dilihat dari bunyi
Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, yang menyebutkan bahwa, “Aparatur Sipil Negara yang
selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
Pemerintah”, vide konsideran menimbang huruf c yang menyebutkan, ”bahwa untuk mewujudkan Aparatur Sipil Negara sebagai bagian dari
reformasi birokrasi, perlu ditetapkan Aparatur Sipil Negara sebagai profesi yang memiliki kewajiban mengelola dan mengembangkan dirinya dan wajib
mempertanggungjawabkan kinerjanya dan menerapkan prinsip merit dalam pelaksanaan manajemen Apratur Sipil Negra”. Penyebutan Aparatur Sipil
Negara sebagai aparatur negara sendiri dapat dilihat dalam Pasal 8 yang berbunyi, “Pegawai ASN berkedudukan sebagai unsur aparatur negara”.
Konsekuensi logis dari adanya perubahan eksistensi ini adalah terciptanya iklim kompetisi yang sehat bagi tiap-tiap individu Pegawai Negrei Sipil
untuk meningkatkan karirnya sepanjang kinerjanya menunjukan hasil yang baik dan memuaskan serta secar linier memberikan dampak positif terhadap
pertumbuhan pencapaian nilai-nilai dan tujuan organisasinya. Pendekatan
sistem manajemen tidak lagi berbasis kepada karir tetapi lebih spesifik ditekankan kepada sistem pembinaan manajemen kepegawaian yang
berbasis pada jabatan Position Based Personnel Management System.
18
Kranenburg memeberikan pengertian dari Pegawai Negeri, yaitu pejabat yang ditunjuk, jadi penegertian tersebut tidak termasuk terhadap
mereka yang mengaku jabatan yang mewakili seperti anggorta parlemen, presiden dan sebagainya. Logemann dengan menggunakan kriteria yang
bersifat materil mencermati hubungan antara negara dengan Pegawai Negeri dengan memberikan pengertian Pegawai Negeri sebagai tiap pejabat yang
mempunyai hubungan dinas dengan negara.
19
A.W. Widjaja berpendapat bahwa, “Pegawai adalah merupakan tenaga kerja manusia jasmaniah maupun rohaniah mental dan pikiran yang
senantiasa dibutuhkan dan oleh karena itu menjadi salah satu modal pokok dalam usaha kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan “Negeri” berarti negara atau pemerintahan, jadi Pegawai Negeri Sipil adalah orang yang
bekerja pada pemerintah atau negara.
20
Selanjutnya A.W.Widjaja mengatakan bahwa, “Pegawai adalah orang yang dikerjakan dalam suatu badan tertentu, baik di lembaga-lembaga
pemerintah maupun dalam badan-badan usaha.
21
Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa merupakan modal pokok dalam suatu organisasi, baik itu organisasi pemerintah maupun organisasi
18
Badan Kepegawaian, Pendidikan Dan Pelatihan Pemerintah Kota Sibolga. 2014. “Profil Jabatan Aparatur Sipil Negara Seri 1”.Sibolga, hlm. 2.
19
Ibid. Hlm. 13.
20
A.W.Widjaja, Administrasi Kepegawian, Jakarta: Rajawali, 2006, hal. 113.
21
Ibid, hal. 15.
swasta. Selanjutnya dikatakan bahwa pegawai merupakan modal pokok dalam suatu organisasi karena berhasil tidaknya suatu organisasi dalam
mencapai tujuannya tergantung pada pegawai yang memimpin dalam melaksanakan tugas-tugas yang ada dalam organisasi tersebut. Pegawai
yang telah memberikan tenaga maupun pikirannya dalam melaksanakan tugas ataupun pekerjaan, baik itu organisasi pemerintahan maupun
organisasi swasta akan mendapat imbalan sebagai balas jasa atas pekerjaan yang telah dikerjakan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Musanef yang mengatakan bahwa, “Pegawai adalah orang-orang yang melakukan pekerjaan dengan mendapat
imbalan jasa berupa gaji dan tunjangan dari pemerintah atau badan swasta.
22
Musanef memeberikan definisi Pegawai sebagai pekerja atau woker adalah, “Mereka yang secara langsung digerakkan oleh seorang manajer
untuk bertindak sebagai pelaksaan yang akan menyelenggarakan pekerjaan sehingga menghasilkan karya-karya yang diharapkan dalam usaha
pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.
23
Pegawai Negeri Sipil, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, “Pegawai”berarti”orang yang bekerja pada Pemerintah perusahaan atau
sebagainya sedangkan “Negeri” berarti negara atau pemerintah, jadi Pegawai Negeri Sipil adalah orang yang bekerja pada pemerintah atau
negara.
24
22
Musanef, Manajemen Kepegawaian di Indonesia, Jakarta: Gunung Agung, 1984
23
Ibid, hal. 4.
24
W.J.S, Poerwadarminta, 1986, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, hlm. 478;514
Penegertian Pegawai Negeri menurut Mahfud M.D. dalam buku Hukum Kepegawaian, terbagi dalam dua bagian yaitu pengertian stipulatif
dan penegrtian ekstentif perluasan pengertian. a.
Pengertian Stipulatif Pengertian yang bersifat stipulatif penetapan tentang makna yang
diberikan oleh Undang-Undang tentang Pegawai Negeri terdapat dalam Pasal 1 angka 1 dan Pasal 3 ayat 1 Undang-Undang No. 43 Tahun
1999. Pengertian yang terdapat dalam Pasal 1 angka 1 berkaitan dengan hubungan pegawai negeri dengan hukum administrasi, sedangkan
dalam pasal 3 ayat 1 berkaitan dengan hubungan pegawai negeri dengan pemerintah, atau mengenal kedudukan pegawai negeri.
Pengertian stipulatif tersebut selengkapnya berbunyi sebagai berikut : Pasal 1 angka 1: Pegawai Negeri adalah setiap warga negara Republik
Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri,
atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 3 ayat 1 : Pegawai Negeri berkedudukan sebagai aparatur negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat
secara profesional, jujur, adil, dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan dan pembangunan.
Pengertian diatas berlaku dalam pelaksanaan semua peraturan- peraturan kepegawaian dan pada umumnya dalam pelaksanaan semua
peraturan perundang-undangan, kecuali diberikan definisi lain.
25
b. Pengertian Ekstentif
Selain dari pengertian stipulatif ada beberapa golongan yang sebenarnya bukan Pegawai Negeri menurut UU No.43 Tahun 1999,
tetapi dalam hal tertentu dianggap sebagai dan diperlakukan sama dengan Pegawai Negeri, artinya di samping pengertian stipulatif ada
pengertian yang hanya berlaku pada hal-hal tertentu. Pngertian tersebut terdapat pada :
a Ketentuan yang terdapat dalam Pasal 415-437 KUHP mengenai
kejahatan jabatan. Menurut pasal-pasal tersebut orang yang melakukan kejahatan jabatan adalah yang melakukan kejahatan
yang berkenaan dengan tugasnya sebagai orang yang diserahi suatu jabatan publik, baik tetap maupun sementara. Jadi, orang yang
diserahi suatu jabatan publik itu belum tentu Pegawai Negeri menurut pengertian stipulatif apabila melakukan kejahatan dalam
kualitasnya sebagai pemegang jabatan publik, ia dianggap dan diperlakukan sama dengan Pegawai Negeri, khusus untuk kejahatan
yang dilakukannya. b
Ketentuan pasal 92 KUHP yang berkaitan dengan status anggota dewan rakyat, anggota dewan kepala daerah dan kepala desa.
25
Sastra Djatmika dan Marsono, Hukum Kepegawaian di Indonesia, djambatan, 1979, hlm. 95
Menurut Pasal 92 KUHP, dimana diterangkan bahwa yang termasuk dalam arti Pegawai Negeri adalah orang-orang yang
dipilih dalam pemilihan berdasarkan peraturan-peraturan umum dan mereka juga mereka yang bukan dipilih, tetapi diangkat
menjadi anggota dewam rakyat dan dewan daerah serta kepala- kepala desa dan sebagainya. Pengetian Pegawai Negeri menurut
KUHP sangatlah luas, tetapi pengertian tersebut hanya berlaku dalam hal ada orang-orang yang melakukan kejahatan atau
pelanggaran jabatan atau tindak pidana lain yang disebut dalam KUHP, jadi pengertian ini tidak termasuk alam hukum
kepegawaian.
26
Pengertian Pegawai Negeri menurut Undang-undang Nomor 43 tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 tahun 1974 tentan
Pokok-pokok Kepegawaian adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangjat oleh pejabat yang
berwenang dan diserahi tugas dalan suatu jabatan negeri atau diserahi tugas negara lainnya dan gaji berdasarkan peraturan Perundang-undangan yang
berlaku. Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Pasal 2 ayat 2 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999, terdiri dari :
a. Pegawai Negeri Sipil Pusat dan;
b. Pegawai Negeri Sipil Daerah.
27
26
Ibid., hlm. 10
27
Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 8 Tahun 1974,Tentang Pokok-pokok Kepegawaian.
Mengenai penjelasan ataupun arti Pegawai Negeri Pusat dan Pegawai Negeri Daerah dapat dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 09 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1 dan ayat 2, yang mana diterangkan sebagai berikut :
a. Pasal 1 ayat 1 :
Pegawai Negeri Pusat adalah Pegawai Negeri Sipil yang gajinya debebankan pada Departemen, Kejaksaan Agung, Kesekretariatan
Lembaga Kepresidenan, Kantor Menteri Negara Kordinator, Kantor Menteri Negara, Kepolisian Negara Republik Indonesia, Lembaga
Pemerintahan Non-Departemen, Kesekretariatan Lembaga TertinggiTinggi Negara, Badan Narkotika Nasional, Kesekretariatan
Lembaga Lain yang dipimpin oleh Pejabat Struktural eselon I dan bukan merupakan bagian dari DepartemenLembaga Pemerintah Non-
Departemen, Instansi Vertikal di Daerah ProvinsiKabupatenKota, Kepaniteraan Pengadilan, atau dipekerjakan untuk menyelenggarakan
tugas negara lainnya. b.
Pasal 1 ayat 2 : Pegawai Negeri Daerah adalah Pegawai Negeri Sipil yang gajinya
debebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah bekerja pada Pemerintah Daerah ProvinsiKabupatenKota atau pekerjaan di
luar instansi induknya.
28
28
Penjelasan Pasal 1 ayat 1 – ayat 2 Peraturan Pemerintrah Republik Indonesia Nomor 09 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri
Sipil.
Kepegawaian dan pada umumnya dalam pelaksanaan semua peraturan-peraturan perundang-undangan lain. Agar lebih jelas ada 4 pokok
definisi mengenai Pegawai Negeri, yaitu : a.
Memenuhi syarat-syarat yang ditentukan b.
Diangkat oleh pejabat yang berwenang c.
Diserahi tugas dalam suatu jabatan Negeri, dan d.
Digaji menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
29
Dalam hal ini yang memenuhi syarat-syarat dalam keempat pokok tersebut termasuk Pegawai Negeri. Kedudukan dan peran Pegawai Negeri
Sipil pada setiap negara adalah penting dan menentukan karena pegawai negeri merupakan aparatur pelaksaan pemerintahan untuk
menyelenggarakan pemerintah dan kelancaran pembangunan dalam rangka usaha mencapai tujuan nasional terutama ditentukan oleh kualitas dan
kinerja Pegawai Negeri Sipil. Pegawai Negeri Sipil atau Civil Servant merupakan salah satu organ
penting bagi eksistensi suatu Negara, keberadaan Pegawai Negeri Sipil selain sebagai bagian Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1947 Tentang Pokok- Pokok Kepegawaian.
Dari eksekutif juga terdapat pada organ-organ kenegaraan lainnya seperti lembaga yudikatif maupun lembaga legislatif. Pegawai Negeri Sipil
29
Sastra Djatmika dan Marsono, op. cit, hlm 7
harus netral dari semua golongan dan pegaruh partai politik serta tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Pegawai Negeri Sipil juga dilarang atau tidak diperbolehkan menjadi anggota danatau pengurus partai politik. Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib
menaati segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepadanya dengan penuh
pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab. Dalam sistem Kepegawaian secara nasional, Pegawai Negeri Sipil
memilik posisi penting untuk menyelenggarakan pemerintahan dan fungsikan sebagai alat pemersatu bangsa. Sejalan dengan kebijakan
desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintah, maka ada sebagian kewenangan dibidang kepegawaian untuk diserahkan kepada daerah yang
dikelola dalam sistem kepegawaian daerah.
30
2. Pengertian Pegawai Negeri Sipil Dipandang Dari Sudut Hukum Pidana
Ditinjau dari sudut kepidanaan, kedudukan sebagai Pegawai Negeri adalah penting :
a. Bagi delik-delik jabatan yaitu delik-delik dimana kedudukan Pegawai
Negeri adalah unsur. b.
Bagi delik-delik jabatan yang tidak sebesarnya, yaitu delik-delik biasa, yang dilakukan kalau keadaan-keadaan yang memberatkan deperti
tersebut dalam Pasal 52 KUHP.
30
Undang-undang Nomor 8 tahun 2005,Tentang penetapan peraturan pemerintah penganti undang- undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah.
c. Bagi delik-delik yang dilakukan terhadap Pegawai Negeri yang sedang
melakukan tugas. Karena kedudukan Pegawai Negeri bagi delik-delik jabatan adalah
penting bahkan merupakan unsur mutlak, maka berkenaan dengan itu akan penulis tinjau pengertian Pegawai Negeri dari sudut hukum kepidanaan.
Mengenai perumusan Pegawai Negeri antara lain terdapat di dalam : a.
KUHP; b.
Pendapat HR Hoge Raad; c.
Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi Undang-Undang Nomor 03 Tahun 1971
ad.a. Perumusan Pegawai “Negeri” di dalam KUHP.
Mengenai siapa yang termasuk sebgai Pegawai Negeri dirumuskan dalam Pasal 92 KUHP. Untuk lebih jelasnya dikemukakan Pasal 92 yang
berbunyi sebagai berikut : 1
Yang disebut pejabat, termasuk juga orang-orang yang dipilih dalam pemilihan yang diadakan berdasarkan aturan-aturan umum, begitu juga
orang-orang yang bukan karena pemilihan menjadi anggota badan pembentuk Undang-Undang, badan pemerintahan atau badan
perwakilan rakyat, yang dibentuk oleh pemerintah, begitu juga anggota dan semua kepala rakyat Indonesia asli dan kepala golongan Timur
Asing yang menjalankan kekuasaan yang sah. 2
Yang disebut pejabat dan hakim termasuk juga hakim wasit, yang dimaksud hukum termasuk juga orang-orang yang menjalankan
peradilan administrasi, serta ketua-ketua dan anggota-anggota pengadilan agama.
3 Semua anggota angkatan perang juga dianggap sebagai pejabat.
31
Dilihat dari perumusan Pasal 92 KUHP tersebut kata “Ambtenar” oleh Muljatno di dalam KUHP telah diterjemahkan menjadi kata pejabat. Untuk
selanjutnya penulis akan memepergunakan kata Pegawai Negeri dari “Ambtenaar”
Di dalam KUHP Pasal 92. “yang disebut pejabat pegawai negeri termasuk . . . . . dan seterusnya”.
Jadi Pasal 92 KUHP tidak memberikan definisi mengenai siapakah yang dimaksud dengan Pegawai Negeri pada umumnya, tetapi hanya
memberikan pengertian dari pengertian Pegawai NegeriPejabat. Ini terbukti dari kalimat-kalimat yang disebut pejabatpegawai negeri.
“Jadi Penegrtiannya luas sekali, karena tidak ada batasnya. ad.b Perumusan Pegawai Negeri menurut Pendapat HR Hoge Raad
Seperti dikatakan dalam Nomor 1 KUHP tidak memberikan definisi bahasan tentang Pegawai Negeri.
HR Hoge Raad pada keputusannya tanggal 30 Januari 1911, merumuskan pengertian Pegawai Negeri sebagai berikut : “Pegawai Negeri
adalah seseorang yang diangkat oleh penguasa dalam suatu jabatan umum,
31
Muljatno, Perbuatan Pidana dan Pertanggung Jawaban Dalam Hukum Pidana, Seksi Fakultas Hukum Universitas Gadjha Mada, Jogyakarta, 1969, hlm. 50
yang melaksanakan sebagian dari tugas-tugas negara atau alat-alat perlengkapan.
32
Untuk lebih lengkapnya mengenai pengertian Pegawai Negeri ini mengemukakan pendapat E. Utracht yang mengatakan “Pegawai Negeri”
Ambtenaar dalam kejahatan jabatan adalah tiap pejabat suatu jabatan pemerintah.
33
3. Jenis Pegawai Negeri Sipil
Mengenai jenis Pegawai Negeri Sipil didasarkan Pada Pasal 2 ayat 1 UU No. 43 Tahun 1999, Pegawai Negeri dibagi menjadi :
a. Pegawai Negeri Sipil
b. Anggota Tentara Nasional Indonesia, dan
c. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Pasal 2 ayat 1 UU No. 43 Tahun 1999 tidak menyebutkan apa yang dimaksud dengan pengertian masing-masing bagiannya, namun di sini dapat
diambil suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan Pegawai Negeri Sipil adalah Pegawai Negeri bukan anggota Tentara Nasional Indonesia dan
Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia. Berdasarkan penjabaran diatas, Pegawai Negeri Sipil merupakan
bagian dari pegawai negeri yang merupakan aparatur negara. Menurut UU No. 43 Tahun 1999 Pasal 2 ayat 2 Pegawai Negeri Sipil dibagi menjadi :
32
Jonkers, J.E., Buku Pedoman Tentang Hukum Pidana Di Indonesia, diterjemahkan oleh R.A. Koesnoen diterbitkan oleh PBSS. Kepenjaraan, tanpa tempat dan tahun, hlm. 178-179
33
E. Utracht, Majalah Hukum dan Masyarakat , Tahun ke I, Nomor 3, April 1956, hlm. 18
a. Pegawai Negeri Sipil Pusat
Yang dimaksud dengan Pegawai Negeri Sipil Pusat adalah Pegawai Negeri Sipil yang gajinya dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara dan Bekerja pada Departemen, Lembaga Pemerintah Nondepartemen, Kesekretariatan Lembaga Negara, Instansi Vertikal di
daerah Provinsi KabupatenKota, Kepaniteraan Pengadilan, atau dipekerjakan untuk menyelenggarakan tugas negara lainnya.
b. Pegawai Negeri Sipil Daerah Yang dimaksud dengan Pegawai Negeri Sipil Daerah adalah
Pegawai Negeri sipil daerah ProvinsiKabupatenKota yang gajinya dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan bekerja
pada Pemerintahan Daerah, atau dipekerjakan diluar instansi induknya.
Pegawai Negeri Sipil Pusat dan Pegawai Negeri Sipil Daerah yang diperbantukan diluar instansi induk, gajinya dibebankan pada instansi yang
menerima perbantuan.
34
Di samping Pegawai Negeri sebagaimana yang disebutkan pada Pasal 2 ayat 1, pejabat yang berwenang dapat mengangkat pegawai tidak tetap.
Yang dimaksud dengan pegawai tidak tetap adalah pegawai yang diangkat untuk jangka waktu tertentu guna melaksanakan tugas pemerintahan dan
pembangunan yang bersifat teknis profesional dan administrasi sesuai
34
Penjelasan Pasal 2 ayat 2 Undang-Undang Nomor 43 tahun 1999 tentang Perubahan Undnag- Undang Nomor 08 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.
dengan kebutuhan dan kemampuan organisasi. Pegawai tidak tetap tidak berkedudukan sebagai pegawai negeri.
35
Penamaan pegawai tidak tetap mempunyai arti sebagai pegawai di luar PNS dan pegawai lainnya tenaga kerja. Penamaan pegawai tidak tetap
merupakan salah satu bentuk antisipasi pemerintah terhadap banyaknya kebutuhan pegawai namun dibatasi oleh dana APBDAPBN dalam
penggajiannya.
36
a. PNS; dan
Mengenai jenis Pegawai Negeri Sipil yang disebut juga ASN Aparatur Sipil Negara ada juga terdapat dalam Undang-Undang Aparaur
Sipil Negara yang mana terkandung dalam Undang-Undang Nomor 05 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Jenis ASN Aparatur Sipil
Negara terdapat pada Pasal 6, sebagai berikut : Pegawai ASN terdiri atas ;
b. PPPK.
Dalam penjelasan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 05 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dapat di lihat penjelasannya dalam Pasal 7
Undang-Undang Nomor 05 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, yang mana tercantum sebagai berikut:
Pasal 7
35
Penjelasan Pasal 2 ayat 3 Undang-Undang Nomor 43 tahun 1999 tentang Perubahan Undnag- Undang Nomor 08 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.
36
Sri Hartini dan Setiajeng Kadarsih, 2004 Diktat Hukum Kepegawaian, Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, hlm. 26
a. PNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a merupakan Pegawai
ASN yang diangkat sebagai pegawai tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian dan memiliki nomor induk pegawai secara nasional.
b. PPPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b merupakan
Pegawai ASN yang diangkat sebagai pegawai dengan perjanjian kerja oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan kebutuhan Instansi
Pemerintah dan ketentuan Undang-Undang ini.
37
Dari uraian diatas mengenai jenis Pegawai Negri Sipil, terdapat perbedaan yang di terbitkan oleh Undang-Undang yang lama dan baru.
Namun tetapi dalam perbedaan jenis juga terdapat pengertian yang sama, akan tetapi Undang-Undang yang berlaku saat ini yaitu Undang-Undang
Aparatur Sipil Negara memberi penjelasan yang komprehensif atau jelas dan mudah dimengerti apa tugas sebenarnya Pegawai Negeri tersebut.
4. Hak Dan Kewajiban Pegawai Negeri sipil
Dalam definisi Pegawai Negeri Sipil
telah disebutkan bahwa ia memiliki hak dan kewajiban yang diatur dalam undang-undang. Sudah
menjadi ketentuan akan ada hak tapi jika sebuah kewajiban. Hak dan kewajiban PNS sendiri sudah diatur dalam Undang-undang nomor 8 tahun
1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, Undang-udang nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Kewajiban dalam undan-undang nmor
8 kemudian diperjelas lagi pada Peraturan Pemerintah nomor 53 tahun 2010
37
Penjelasan Pasal 6-7 Undang-Undang Nomor 05 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara
tentang Disiplin PNS. PP ini masih berlaku sampai sekarang mengingat belum ada PP baru pelaksanaan UU ASN. Berikut Hak dan Kewajiban
Pegawai Negeri Sipil menurut Undang-Undang. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 atas perubahan
dari Undang-Undang Nomor 08 Tahun 1974, ditetapkan bahwa kewajiban Pegawai Negeri Sipil sebagai berikut :
a. Wajib setia, dan taat kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan
Pemerintah, serta wajib menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam negara Kesatuan Republik Indonesia Pasal 4
b. Wajib menaati segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepadanya dengan penuh pengabdian, kesederhanaan dan tanggung jawab Pasal 5
c. Wajib menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan
rahasia jabatan kepada dan atas perintah pejabat yang berwajib atas kuasa Undang-Undang Pasal 6
Selanjutnya, adapun mengenai Hak Pegawai Negeri Sipil yang mana diatur dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 yang mana atas
perubahan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagai berikut : a.
Setiap Pegawai Negeri berhak memperoleh gaji yang layak sesuai dengan pekerjaan dan tanggungjawabnya. pasal 7
b. Setiap Pegawai Negeri berhak atas cuti. pasal 8
c. Setiap Pegawai Negeri yang ditimpa oleh sesuatu kecelakaan dalam dan
karena menjalankan tugas kewajibannya, berhak memperoleh perawatan. pasal 9 angka 1
d. Setiap Pegawai Negeri yang menderita cacat jasmani atau cacat rohani
dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya yang mengakibatkannya tidak dapat bekerja lagi dalam jabatan apapun juga,
berhak memperoleh tunjangan. pasal 9 angk 2 e.
Setiap Pegawai Negeri yang tewas, keluarganya berhak memperoleh uang duka. pasal 9 angka 3
f. Setiap Pegawai Negeri yang telah memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan, berhak atas pensiun. pasal 10 Kewajiban Pegawai Negeri adalah segala sesuatu yang wajib
dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Menurut Sastra Djatmika, kewajiban Pegawai Negeri dibagi dalam tiga golongan, yaitu :
1. Kewajiban-kewajiban yang ada hubungan dengan suatu jabatan
2. Kewajiban-kewajiban yang tidak langsung berhubungan dengan suatu
tugas dalam jabatan, melainkan dengan kedudukannya sebagai Pegawai Negeri pada umumnya
3. Kewajiban-kewajiban lainnya.
38
Berdasarkan Pasal 23 Undang-Undang No. 05 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara atas perubahan dari Undang-Undang No. 43 Tahun
1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian menjelaskan mengenai kewajiban
38
Sastra Djatmika dan Marsono. Op. Cit., hlm. 103
Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah Pegawai Negeri Sipil, sebagai berikut :
a. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah yang sah.
b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
c. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang d.
Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan e.
Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab
f. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan
dan tindakan kepada setiap orang, baik didalam maupun diluar kedinasan
g. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia
jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dan h.
Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
39
Selanjutnya, adapun mengenai Hak Pegawai Negeri Sipil yang mana diatur dalam Pasal 21 Undang-Undang Nomor 05 Tahun 2014 tentang
aparatur sipil negara, sebagai berikut : a.
Gaji, tunjangan, dan fasilitas;
39
Penjelasan Pasal 23 Undang-Undang Nomor 05 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara
b. Cuti;
c. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua
d. Pengembangan kompetensi
40
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 mengatur
tentang disiplin PNS. Di dalam peraturan tersebut diatur tentang displin, pelanggaran disiplin, larangan, dan juga kewajiban PNS. Kewajiban PNS
yang diatur antara lain: Bagian 3 pasal 3 PP 53 Tahun 2010
a. Mengucapkan sumpahjanji PNS
b. Mengucapkan sumpahjanji jabatan
c. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila ,UUD-RI 1945,NKRI dan
Pemerintah. d.
Menaati segala ketentuan peraturan perundang- undangan. e.
Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS denga penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab
f. Menjujung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat PNS
g. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,
seseorang, dan atau golongan; h.
Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus dirahasiakan;
i. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara;
40
Penjelasan Pasal 21 Undang-Undang Nomor 05 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara
j. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada
hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan dan materiil;
k. Masuk kerja dan menaati jam kerja
l. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan
m. Menggunakan dan memelihara barang- barang milik negara dengan
sebaik-baiknya; n.
Memberikan pelayanan sebaik – baiknya kepada masyarakat o.
Membimbing bawahan dalam melaksankan tugas p.
Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier
q. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.
41
Dari kewajiban dan Hak Pegawai Negeri Sipil dapat juga di jelaskan mengenai penjelasan terhadap kewajiban dan hak Pegawai Negeri Sipil,
sebagai berikut : a.
Kewajiban Pegawai Negeri Kewajiban Pegawai Negeri adalah segala sesuatu yang wajib
dilakukan berdsarkan peraturan perundang-undangan. Menurut Sastra Djatmika, kewajiban Pegawai Negeri dibagi dalam tiga golongan :
1. Kewajiban – kewajiban yang ada hubungannya dengan suatu
jabatan.
41
http:wikipns.comhak-dan-kewajiban-pns-menurut-uu-asn-dan-pp-53
2. Kewajiban – kewajiban yang tidak langsung berhubungan denbgan
suatu tugas dalam kabatan, melainkan dengan kedudukannya sebagai Pegawai Negeri pada umumnya.
3. Kewajiban – kewajiban lainnya.
42
Untuk menjunjung tinggi kedudukan Pegawai Negeri Sipil, diperlukan elemen-elemen penunjang kewajiban meliputi kesetiaan,
ketaatan, pengabdian, kesadaran, tanggung jawab, jujur, tertib, bersemangat dengan memegang rahasia negara dan melaksanakan tugas
kedinasan. Dari elemen-elemen penunjang kewajiban dapat di jelaskan sebagai
berikut : a.
Kesetiaan berartai tekad dan sikap batin serta kesanggupan untuk mewujudkan dan mengamalkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Pada umumnya kesetiaan timbul dari pengetahuan dan pemahaman dan
keyakinan yang mendalam terhadap apa yang disetiai, menghayati dan mengamalkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Pancasila yang disetiai adalah sebagaimana termaktub dalanm pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 pada dasarnya dirumuskan secara singkat, oleh karena itu setiap Pegawai Negeri Sipil berkewajiban untuk
menjabarkan dan melaksanakan secara taat asas, kreatif, dan
42
Sastra Djatmika dan Marsono. Op. Cit., hlm. 103
konstruktif terhadap nilai-nilai yang terkandung, baik dalam tugas maupun dalam sikap, prilaku dan perbuatannya sehari-hari.
Pelanggaran terhadap disiplin, pelanggaran hukum dalam dinas maupun diluar dinas secara langsung maupun tidak langsung
merupakan pelanggaran terhadap nilai-nilai Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.
b. Ketaatan berarti kesanggupan seseorang untuk menaati segala
peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku serta kesanggupan untuk tidak melanggar larangan yang
ditentukan. c.
Pengabdian terhadap Negara dan masyarakat merupakan kedudukan dan peran Pegawai Negeri Sipil Republik Indonesia
dalam hubungan formal baik dengan Negara secara keseluruhan maupun dengan masyarakat secara khusus.
d. Kesadaran berarti merasa, tahu dan ingat pada keadaan yang
sebenarnya atau keadaan ingat tahu akan dirinya. e.
Jujur berarti lurus hati; tidak curang lurus adalah tegak benar, terus terang benar adanya, kejujuran adalah ketulusan hati
seseorang dalam melaksanakan tugas dan kemampuan untuk tidak menyalahkan wewenang yang diberikan kepadanya atau keadaan
wajib menanggung segala sesuatunya apabila terdapat sesuatu hal, boleh dituntut dan dipersalahkan.
f. Menjunjung tinggi berarti memuliakan atau menghargai dan
menaati martabat bangsa. Menjunjung tinggi kehormatan bangsa dan negara mengandung arti bahwa norma-norma yang hidup
dalam Bangsa dan Negara Indonesia harus dihormati. Setiap Pegaweai Negeri Sipil harus menghindari tindakan dan tingkah
laku yang dapat menurunkan atau mencemarkan kehormatan Bangsa dan Negara.
g. Cermat berarti dengan seksama; dengan teliti; dengan sepenuh
minat perhatian. h.
Tertib berarti menaati peraturan dengan baik, aturan yang bertalian dengan baik.
i. Semangat berarti jiwa kehidupan yang mendorong seseorang untuk
bekerja keras dengan tekad yang bulat untuk melaksanakan tugas dalam rangka pencapaian tujuan. Bersemangat berarti ada
semangatnya, mengandung semangat. Biasanya semangat timbul karena keyakinan atas kebenaran dan kegunaan tujuan yang akan
dicapai. j.
Rahasia berarti sesuatu yang tertsembunyi hanya diketahui oleh seseorang atau beberapa orang saja; ataupun sengaja
disembunyikan supaya orang lain tidak mengetahuinya. Rahasia dapat berupa rencana, kegiatan atau tindakan yang akan, sedang
atau telah dilaksanakan yang dapat menimbulkan kerugian atau
bahaya, apabila diberitahukan kepada atau diketahui oleh orang yang tidak berhak.
k. Tugas kedinasan berarti sesuatu yang wajib dikerjakan atau yang
ditentukan untuk dilakukan terhadap bagian pekerjaan umum yang mengurus sesuatu pekerjaan tertentu.
b. Hak Pegawai Negeri sipil
Dasar dari adanya hak adalah manusia mempunyai berbagai kebutuhan yang merupakan pemacu bagi dirinya untuk memenuhi
kebutuhannya, seperti bekerja untuk memperoleh uang bagi pemenuhan kebutuhan. Manusia dalam kajian ekonomi disebut sebagai sumber
daya karena memiliki kecerdasan, melalui kecerdasan yang semakin meningkat mangakibatkan manusia dikatakan sebagai homo sapiens,
homo politikus dan homo ekonomikus dan dalam kajian yang lebih mendalam dapat dikatakan pula bahwa manusia adalah zoom politicon.
Berdasarkan perkembangan dunia modern, dalam prosesnya setiap individu akan berinteraksi dalam masyarakat yang semakin meluas dan
perkembangan berikutnya adalah dimulainya konsep organisasi yang melingkupi bidang pemerintahan, sehingga manusia dapat dikatakan
sebagai homo administratikus dan organization man.
43
Langkah – langkah yang ditempuh dalam suatu organisasi adalah bertujuan untuk mempertautkan antara kepentinga pegawai dan
organisasi. Kepentingan pegawai pada umunya terbatas kepada
43
Sondang P. Siagian, 1996, Filsafat Administrasi, Gunung Agung, Jakarta, hlm. 9-10
kepentingan memperoleh gaji guna memenuhi kebutuhannya dan hal ini pun masih dipengaruhi oleh kepentingan lainhnya berupa keserasian
arahan kerja dari pimpinan organisasi, kesempatan mengembangkan diri sampai dengan adanya jaminan di hari tua pensiun.
Berdasarkan pembahasan diatas, kebutuhan manusia dapat diklasifikasikan menjadi kebutuhan primer dan skunder yang meliputi
fisiologis, sosial,dan egoistik. 1
Kebutuhan primer adalah kebutuhan sandang, pangan, papan dan lain-lain yang keseluruhannya bertujuan memenuhi kebutuhan
dasar manusia yang disebut fisiologis. Manusia selalu berusaha agar kebutuhan primer dapat berkesinambungan, sehingga dalam
hati nurani tumbuh harapan adanya kepastian dan keamanan. Kedua faktor ini yang menjadi dorongan yang kuat bagi manusia
untuk bekerja. 2
Kebutuhan sekunder yang bersifat relatif, karena adanya perbedaan kebutuhan antara seseorang dengan lainnya. Menurut Flippo,
kebutuhan sekunder tersebut terdiri atas kebutuhan sosial dan ego, seperti afeksi, disenangi oleh lingkungan. Kebutuhan ego tampak
dalam berbagai kesempatan, seperti pengakuan terhadap kemampuan diri dari lingkungannya; sifat dominan, dan lain-lain.
Berdasarkan hal ini, seorang yang bekerkja berorientasi pada pemenuhan kebutuhan primer dan apabila telah terpenuhi akan
berkembang ke arah pemenuhan kebutuhan sekunder yang sulit untuk diukur.
Menurut Herzberg, setiap manusia memerlukan dua kebutuhan dasar, yaitu:
a Kebutuhan menghindari dari rasa sakit dan kebutuhan mempertahankan
kelangsungan hidup. b
Kebutuhan untuk tumbuh, berkembang, dan belajar.
44
Hezberg mangadakan analisis yang menghasilkan dua hubungan sinergis, yang pertama mengenai tingkat kepuasan pegawai dari tingkat
tidak puas hingga hilangnya ketidakpuasan yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan, tipe ini disebut hygenic factor yang terdiri atas hak Pegawai
Negeri yaitu Gaji, hubungan antara pegawai, kebijaksanaan dalam bidang administrasi, prosedur, dan lain-lain.
Hubungan sinergis berikutnya adalah tipe motivator yang dimulai dari tingkat ketidakpuasan kerja hingga tingkat adanya kepuasan kerja, misalnya
faktor pengetahuan, keberhasilan untuk mencapai tujuan, kesempatan untuk tumbuh berkembang serta dapatnya kemajuan diri. Keseluruhan faktor
berkaitan erat dengan pekerjaan dan tidak ada kaitannya dengan lingkungan fisik. Administrasi dan faktor sosial.
Teori Herzberg dapat dianalogikan denga teori Malow. Hygienic factordari Herzberg, kebutuhan fisiologis manusia, sedangkan tipe
motivator, tingkat kebutuhan sekunder seperti kebutuhan pengakuan diri
44
Burhanudin A. Tayibnapis, 1986, Administrasi Kepegawaian; Suatu Tinjauan Analitik, Pradnya Paramitha, jakarta, hlm. 348-350
self actualization. Teori Malow merupakan proses kebutuhan manusia secara hierarki, sebaliknya Herzberg tak perlu ada kaitannyan namun
terfokus pada hygienic factor. Secara umum, tinjauan dari segi sosial ekonomis mengenai pegawai
merupakan satu-kesatuan yang kompleks. Pegawai atau ntenag kerja disebut sebagai human resource adalah manusia dalam usia kerja working ages
yang mampu menyelenggarakan pekerjaan fisik ataupun mental. Hubungan manusia hendaknya dilihat dari segi objek dan tujuan, yaitu manusia insani
yang menjadi tujuian dari pada segala usaha, usaha mana yang dilakukan pula oleh manusia sebagai subyek atau pelaksanaannya. Manusia
merupakan faktor atau sumber produksi yang berkewajiban memberikan hasil karyanya.
Berdasarkan pembahasan fungsi pegawai dalam konteks kepegawaian, hal ini berkenaan dengan Personnel Administration. Personnel diartikan
golongan masyarakat yang penghidupannya dilakukan dengan bekerja dalam dalm kesatuan organisatorisnya yang salah satunya merupakan
kesatuan kerja pemerintahan. Administration yang dimaksud hal ini merupakan tata pelaksanaan dengan keterangan yang didalamnya termaktub
organization, managemente dan realisasinya. Administration dalam konteks ini berbeda dengan arti Administratie. Berdasarkan kajiannya, tata
administrasi kepegawaian dalam hubungannya dengan Personnel Administration berarti :
a Tata yang menunjukan organization dan management.
b Admnistrasi yang memberikan pengertian disamping pengertian
administratie dalam bahasa Belanda juga dalam rangka pembinaan organization dan management, sehingga meliputi pengertian usaha,
hukum dan prosedur. c
Pegawai yang mencakup pengertian Pegawai Negeri Sipil pemerintah. Pemahaman mengenai kepegawaian tersebut didasari oleh :
a Bahwa administrasi dari suatu Negara adalah hasil produk dari
pengaruh – pengaruh politik dan sosial sepanjang sejarah Negara yang bersangkutan, oleh karena itu suatu sistem administrasi tidak akan
cukup dipahami dengan baik tanpa adanya pengetahuan administrasi dalam bentuk kampau. Perkembangan saat ini adalah Negara yang
mengembangkan administrasinya dengan sistem yang komprehensif. b
Menyesusaikan dengan pendapat J.G. Ch. Volmer, ketika memperkenalkan sistem Taylor di Negeri Bekanda dimana menunjukan
de relative gelding van Taylor’s leerstellingen dalam penerapannya di Negeri Belanda yang mengemukakan tiga dasar pokok landasan
pemikiran, yang mana sebagai berikut : 1
Bahwa stelsel ini hanya diperuntukan sebagai dienende middle sebagai alat keperluan semata-mata untuk mencapai suatu
kemajuan dalam usaha. 2
Bahwa semua teori, pengetahuan, cara dan sistem, serta alat-alat yang dipergunakan yang menyangkut kehidupan ekonomis dalam
praktik bersifat relatif, karena selalu berhubungan dengan keadaan- keadaan tertentu, tingkah laku manusia tertentu, kebiasaan-
kebiasaan tertentu, kebutuhan-kebutuhan hidup tertentu, sehingga diperlakukan pengetahuan mengenai keadaan, tingkah laku,
kebiasaan dan kebutuhan hidup sebelum memilih dan menentukan usaha stelsel atau sistem dan alat keperluan untuk kemajuannya.
3 Bahwa untuk penemuan stelsel atau sistem dan alat keperluan itu
diperlukan suatu zalfstandige overdenking van ieder problem onder gegeven omstandigheden ialah keharusan adanya pemikiran –
pemikiran yang berdiri sendiri dari tiap-tiap problema dalam keadaan tingkahlaku, kebiasaan dan kebutuhan tersebut.
45
Berdasarkan hal tersebut, Pemerintah memberikan hak kepada Pegawai Negeri Sipil yang bermaktub dalam Pasal 7-10 Undang-Undang
No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 08 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian 1999, yang mana sebagai berikut :
a. Hak memperoleh Gaji Pasal 7
1 Setiap Pegawai Negeri berhak, memperoleh gaji yang adil dan
layak sesuai dengan beban pekerjaan dan tanggung jawabnya. 2
Gaji yang diterima oleh Pegawai Negeri harus mampu memacu produktivitas dan menjamin kesejahteraannya.
3 Gaji Pegawai Negeri yang adil dan layak sebagaimana dimaksud
dalam ayat 1 ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
45
Achmad Ichsan, 1981, Tata Administrasi Kekaryawanan-Dasar-Dasar Socio Analitis, Djambatan, Jakarta, hlm. 4-5
b. Hak atas Cuti Pasal 8
1 Setiap Pegawai Negeri berhak atas cuti.
c. Hak Atas Perawatan Tunjangan dan Uang Duka Pasal 9
1 Setiap Pegawai Negeri yang ditimpa oleh sesuatu kedelakaan
dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya berhak memperoleh perwatan.
2 Setiap Pegawai Negeri yang menderita cacat jasmani atau cacat
rohani dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya yang mengakibatkannya tidak dapat bekerja lagi dalam jabatan apa pun
juga, berhak memperoleh tunjangan. 3
Setiap Pegawai Negeri yang tewas, keluarganya berhak memperoleh uang duka.
d. Hak Atas Pensiun Pasal 10
Setiap Pegawai Negeri yang telah memenuhi syarat – syarat yang ditentukan berhak atas pensiun.
Berdasarkan hal tersebut diatas, dapat kita ketahui bahwa analisis mengenai aspek kebutuhan pegawai dihubungkan dengan teori-teori yang
ada dapat menjelaskan mengenai hubungan antara hak dengan kewajiban dari pegawai. Hubungan ini meliputi kecenderungan pegawai untuk
melaksanakan pekerjaannya berdasarkan kebutuhannya secara umum. Faktor motivasi yang timbul untuk memberikan prestasi, dipengaruhi oleh
hukum tertulis yang membatasi setiap aktivitas dan timbulnya output berupa kontraprestasi yang sepadan terhadap pekerjaan yang dikerjakannya.
Dalam hal ini, peratura kepegawaian merefleksikan pembatasan terhadap aktivitas, baik secara moril maupun dari sudut pandang hukum dan
peraturan ini menempatkan substansi yang ideal dalam bentuk kewajiban yang menjadi penjabaran dari maksud dan tujuan dalam organisasi guna
pencapaian misinya. Dalam skala yang lebih luas merupakan refleksi dari tujuan negara menuju kesejahteraan masyarakat di dalam konteksnya
memalui administrasi kepegawaian.
46
B. Hubungan Hukum Kepegawaian Dengan Lembaga Kepegawaian
Dengan semakin berkembangnya keonsep negara hukum di Indonesia fungsi administrasi negara semakin vital. Sistem dan tujuan negara yang
mendasari teori bernegara bangsa Indonesia kemudian dituangkan dalam hukum tertulis yang berhubungan dengan hukum Administrasi Negara. Tujuan Hukum
Administrasi Negara diarahkan pada perlindungan hukum bagi rakyat dalam bentuk pembinaan, pengayoman, dan partisipasi. Dalam hubungan dengan sumber
daya manusia, didlam administrasi pemerintahan terbagi menjadi dua bagian, yaitu Pegawai Negeri dan Masyarakat yang merupakan dua organisasi aktivitas
manusia yang mempunyai tujuan yang sama, namun didalamnya terdapat perbedaan wewenang dalam pemerintahan. Pegawai Negeri mempunyai otoritas
dan wewenang secara hukum, sedangkan masyarakat tidak memiliki wewenang sehingga hanya mengandalkan kerelaan berpartisipasi dalam lingkup publik agar
46
Sri Hartini, Setiajeng Kadarsih dan Tedi Sudrajat, Hukum Kepegawaian Di Indonesia, SinarGrafika, 2007, hlm 41-46
tujuan kemasyarakatan dapat terwujud.
47
Pihak pemerintah mempunyai tugas – tugas terhadap masyarakat dengan melaksanakan suatu keebijakan lingkungan
dalam bentuk wewenang, yaitu kekuasaan yuridis akan orang-orang pribadi, badan-badan hukum dan memberikannya kepada Pegawai Negeri bawahan hak-
hak dan kewajiban yang dapat dan mereka pegang menurut hukum.
48
1. MenurutLogemann hubungan dinas publik adalah bilamana seseorang
mengikat dirinya untuk tunduk pada perintah dari pemerintah untuk melakukan sesuatu atau beberapa macam jabatan yang dalam melakukan
suatu atau beberapa jabatan dihargai dengan pemberian gaji dan beberapa keuntungan lainnya. Hal ini berarti inti dari hubungan dinas publik adalah
kewajiban bagi pegawai yang bersangkutan untuk tunduk kepada pengangkatan dalam beberapa macam jabatan tertentu yang berakibat bahwa
Sikap proaktif dari penyelenggaraan merupakan aspek penentu untuk dapat merealisasikan tujuan nasional. Berdasarkan hal tersebut, alat yang digunakan
negara dalam pencapaian tujuan tersebut adalah Pegawai Negeri Sipil sebagai subyek dari hukum kepegawaian. Dalam kajian teori, disebutkan bahwa terdapat
hubungan antara Hukum Administrasi Negara dengan Hukum Kepegawaian yang disebut dengan openbare dienstbetrekking hubungan dinas publik terhadap
negara pemerintah. Adapun openbare dienstbetrekking yang melekat pada hubungan-hubungan hukum kepegawaian itu lebih merupakan hubungan
subordinatie antara atasan dengan bawahan. Ada beberapa pendapat tentang hubungan dinas publik, antara lain :
47
Philipus M. Hadjon dkk, 1994, op. Cit. Hlm. 39
48
Ibid., hlm. 39
pegawai yang bersangkutan tidak menolak menerima tanpa syarat pengangkatan dalam suatu jabatan yang telah ditentukan oleh pemerintah
dimana sebaliknya pemerintah berhak mengangkat seseorang pegawai dalam jabatan tertentu tanpa harus adanya penyesuaian kehendak dari yang
bersangkutan.
49
2. Kajian hubungan dinas publik ini berkaitan dengan segi pengangkatan
Pegaai Negeri. Hubungan antar Pegawai Negeri dengan Negara dari segi pengangkatan ini dikenal dengan teori Contrac Suigeneris. Teori ini
dikemukakan oleh Buys sebagai berikut : Dalam Contrac Suigeneris disyaratkan Pegawai Negeri harus setia dan taat selama menjadi Pegaewai
Negeri, meskipun dia setiap saat dapat mengundurkan diri. Dari pendapat Buys ini dapat disimpulkan bahwa selama menjadi Pegawai Negeri Sipil,
mereka tidak dapat melaksanakan hak-hak asasinya secara penuh.
50
49
S.F. Marbun dan M. Mahfud MD, Pokok-Pokok Hukum Administrasi Negara, Yogyakarta, Liberty, 1987, hlm. 98-99
50
Ibid., hlm. 99-100
Oleh karena itu, apabila Pegawai Negeri Sipil akan melaksanakan hak-hak
asasinya secara penuh, pemerintah dapat menyatakan yang bersangkutan bukanlah orang yang diperlukan bantuannya oleh pemerintah. Pendapat
Buys ditentang oleh Y. Helskrek dengan mengemukakan pendapatnya sebagai berikut, jika hak asasi Pegawai Negeri itu dibatasi berarti
pemerintah malakukan perbuatan intkonstusional atau melanggar Undang- Undang Dasar. Dari dua pendapat tersebut, Hukum Kepegawaian atau
Pegawai Negeri di Indonesia lebih cenderung menganut teori Buys.
3. Menurut Philipus M. Hadjon, kajian Hukum Administrasi lebih memandang
hubungan Hukum Kepegawaian dimaksud sebagai hubungan openbare dienstbetrekking hubungan dinas publik terhadap negara pemerintah.
Openbare dienstbetrekking yang melekat pada hubungan kepegawaian itu lebih merupakan hubungan subordinatie antara bawahan dan atasan.
51
Berdasarkan uraian diatas, penulis menarik kesimpulan bahwa hubungan antara Hukum Kepegawaian dengan Hukum Administrasi Negara adalah :
1. Objek Hukum Administrasi Negara adalah kekuasaan Pemerintah
2. Penyelenggaraan pemerintah sebagian besar dilakukan oleh Pegawai
Negeri. 3.
Tugas dan wewenang Pegawai Negeri berupa public service dituangkan dalam 3 ayat 1 UU No. 43 Tahun 1999 yang menyatakan bahwa Pegawai
Negeri berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil,
dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan, dan pembangunan, adapun dituangkan dalam Pasal 11 UU No. 05 Tahun 2014
tetntang Aparatur Sipil Negara yang menyatakan bahwa Aparatur Sipil Negara yang disebut juga Pegawai Negeri Sipil yang bertugas untuk
melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
51
Philipus M. Hadjon, dkk, op. Cit., hlm. 214
memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, serta mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
52
4. Hubungan antara Pegawai Negeri dengan negara adalah hubungan dinas
publik. 5.
Sengketa kepegawaian merupakan sengketa Tata Usaha Negara. Inti dari uraian di atas adalah objek dari Hukum Administrasi Negara, yakni
kekuasaan pemerintahan, dan dalam kekuasaan tersebut sebagian besar dilaksanakan oleh Pegawai Negeri. Jadi, objek hukum kepegawaian adalah hukum
kepegawaian yang dipelajari dalam hukum administrasi negara, yaitu hukum yang berlaku bagi Pegawai Negeri yang bekerja pada administrasi negara sebagai
pegawai negeri. Jadi, kepegawiaan adalah segala hal-hal mengenai kedudukan, kewajiban, hak, dan pembinaan Pegawai Negeri.
53
Berdasarkan kajian mengenai objek dari hukum kepegawaian, maka akan secara langsung berhubungan dengan lembaga yang merencanakan aktivitas
dalam bidang kepegawaian yang disebut sebagai lembaga kepegawaian. Perencanaan planning dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses pemikiran
dan penentuan secara matang menganai hal-hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Administrative
Planning meliputi segala aspek kegiatan dan meliputi seluruh unit organisasi, sedangkan managerial planning bersifat departemental dan operasional.
52
Penjelasan Pasal 11 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
53
Penjelasan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 08 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian,
Administrative planning merupakan hasil pemikiran dan penentuan secara garis besar, sedangkan managerial planning bersifat lebih khusus dan terperinci.
54
a. Bahwa dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan, sumber-sumber yang
tersedia selalu terbatas, sedangkan tujuan yang hendak dicapai tidak pernah terbatas. Akibat primes ini adalah bahwa rencana yang dibuat harus
disesuaikan dengan tersedianya sumber-sumber dan logis pula apabila dikatakan bahwa sebelum membuat rencana, sumber-sumber apa yang telah,
sedang dan akan tersedia perlu diketahui dengan tepat, tidak hanya didasarkan pada dugaan.
Pengertian di atas menunjukkan dengan jelas bahwa perencanaan merupakan fungsi organik pertama, alasannya adalaha tanpa adanya rencana,
maka tidak ada dasar untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu dalam rangka mencapai tujuan. Dalam mencari perencanaan yang baik diperlukan
penelitian research sebagai proses awal dalam menganalisis situasi yang ada berupa data dan fakta relevan guna menunjang pelaksanaan administrasi,
khgususnya dalam pelaksanaan fungsi hukum kepegawaian. Suatu rencana ditunjukan untuk masa yang akan datang, karenanya ada
beberapa hal penting dalam hubungannya dengan proses perencanaan. Hal ini disebut sebagai teori administrasi dan manajemen sebagai planning
primises meliputi :
b. Bahwa suatu organisasi harus selalu memperhatikan kondisi-kondisi serta
situasi dalam masyarakat, baik yang bersifat positif maupun yang bersifat
54
Sondang P. Siagian, op. Cit., hlm. 108
negatif sehingga organisasi dapat beroperasi dengan baik berdasarkan faktor yang berkesinambungan.
c. Bahwa oerganisasi, tidak dapat melepaskan diri dari beberapa jenis
pertanggungjawaban. Pimpinan organisasi akan bertanggung jawab pada dirinya, bawahannya, dan masyarakat. Implikasi dari premise ini adalah
dalam membuat rancana dan dalam melaksanakannya segala sesuatunya harus didasarkan pada tanggung jawab.
d. Bahwa manusia yang menjadi anggota organisasi dihadapkan kepada
kepada keserbaterbatsan, baik dari fisik, mental, dan biologis karenanya harus diusahakanterciptanya iklim kerja sama yang baik, dengan demikian
manusia sebagai faktor pelaksana rencana dapat turut berbuat lebih banyak.
55
Berdasarkan hal diatas dalam hukum kepegawaian memerlukan wadah yang merencanakan aktivitas. Dalam hal ini, berhasil atau tidaknya aktivitas
kepegawaian didasarkan pada konsep perencanaannya dan segala bentuk aktivitas ini dibentuk oleh lembaga kepegawaian.
C. Jenis Dan Peranan Lembaga Pengelola Kepegawaian