18
BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP PEGAWAI NEGERI SIPIL DI
INDONESIA
A. Pegawai Negeri Sipil
1. Pengertian Pegawai Negeri Sipil
Sebelum memebahas mengenai konsep manajemen kepegawaian Indonesia, diperlukan pemahaman terlebih dahulu menegenai subjek dari
hukum kepegawaian, yaitu Pegawai Negeri Sipil. Kedudukan dan peranan dari pegawai negeri dalam setiap organisasi pemerinthan sangatlah
menentukan, sebab Pegawai Negeri Sipil merupakan tulang punggung Pemerintahan dalam melaksanakan pembangunan nasional. Perana dari
Pegawai Negeri seperti diistilahkan dalam dunia kemiliteran yang berbunyi not the gun, the man behind the gun, yaitu bukan senjata yang penting
melainkan manusia yang menggunakan senjata itu. Senjata modern tidak mempunyai arti apa-apa apabila manusia yang dipercayai menggunakan
senjata itu tidak melaksanakan kewajibannya dengan benar.
16
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia W.J.S. Poerwadinata, kata Pegawai berarti : “orang yang bekerja pada Pemerintah Perusahaan dan
sebagainya”. Sedangkan “Negeri” berarti “Negara” atau “Pemerintah” jadi Pegawai Negeri adalah orang yang bekerja pada pemerintah atau negara.
17
16
Muchsan, op.cit, hlm. 12.
17
Rozali Abdullah, 1986, Hukum Kepegawaian, Jakarta: Penerbit CV. Rajawali, hal. 13
Melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, dilakukan reduksi total terhadap eksistensi Pegawai Negeri Sipil.
Jika sebelumnya Pegawai Negari Sipil hanya berperan sebagai aparatur negara dan aparatur pemerintah, lewat Undang-Undang ini Pegawai Negeri
Sipil diposisikan sebagai sebuah profesi yang sekaligus berperan sebagai aparatur negara dan aparatur pemerintah. Hal in dapat dilihat dari bunyi
Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, yang menyebutkan bahwa, “Aparatur Sipil Negara yang
selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
Pemerintah”, vide konsideran menimbang huruf c yang menyebutkan, ”bahwa untuk mewujudkan Aparatur Sipil Negara sebagai bagian dari
reformasi birokrasi, perlu ditetapkan Aparatur Sipil Negara sebagai profesi yang memiliki kewajiban mengelola dan mengembangkan dirinya dan wajib
mempertanggungjawabkan kinerjanya dan menerapkan prinsip merit dalam pelaksanaan manajemen Apratur Sipil Negra”. Penyebutan Aparatur Sipil
Negara sebagai aparatur negara sendiri dapat dilihat dalam Pasal 8 yang berbunyi, “Pegawai ASN berkedudukan sebagai unsur aparatur negara”.
Konsekuensi logis dari adanya perubahan eksistensi ini adalah terciptanya iklim kompetisi yang sehat bagi tiap-tiap individu Pegawai Negrei Sipil
untuk meningkatkan karirnya sepanjang kinerjanya menunjukan hasil yang baik dan memuaskan serta secar linier memberikan dampak positif terhadap
pertumbuhan pencapaian nilai-nilai dan tujuan organisasinya. Pendekatan
sistem manajemen tidak lagi berbasis kepada karir tetapi lebih spesifik ditekankan kepada sistem pembinaan manajemen kepegawaian yang
berbasis pada jabatan Position Based Personnel Management System.
18
Kranenburg memeberikan pengertian dari Pegawai Negeri, yaitu pejabat yang ditunjuk, jadi penegertian tersebut tidak termasuk terhadap
mereka yang mengaku jabatan yang mewakili seperti anggorta parlemen, presiden dan sebagainya. Logemann dengan menggunakan kriteria yang
bersifat materil mencermati hubungan antara negara dengan Pegawai Negeri dengan memberikan pengertian Pegawai Negeri sebagai tiap pejabat yang
mempunyai hubungan dinas dengan negara.
19
A.W. Widjaja berpendapat bahwa, “Pegawai adalah merupakan tenaga kerja manusia jasmaniah maupun rohaniah mental dan pikiran yang
senantiasa dibutuhkan dan oleh karena itu menjadi salah satu modal pokok dalam usaha kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan “Negeri” berarti negara atau pemerintahan, jadi Pegawai Negeri Sipil adalah orang yang
bekerja pada pemerintah atau negara.
20
Selanjutnya A.W.Widjaja mengatakan bahwa, “Pegawai adalah orang yang dikerjakan dalam suatu badan tertentu, baik di lembaga-lembaga
pemerintah maupun dalam badan-badan usaha.
21
Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa merupakan modal pokok dalam suatu organisasi, baik itu organisasi pemerintah maupun organisasi
18
Badan Kepegawaian, Pendidikan Dan Pelatihan Pemerintah Kota Sibolga. 2014. “Profil Jabatan Aparatur Sipil Negara Seri 1”.Sibolga, hlm. 2.
19
Ibid. Hlm. 13.
20
A.W.Widjaja, Administrasi Kepegawian, Jakarta: Rajawali, 2006, hal. 113.
21
Ibid, hal. 15.
swasta. Selanjutnya dikatakan bahwa pegawai merupakan modal pokok dalam suatu organisasi karena berhasil tidaknya suatu organisasi dalam
mencapai tujuannya tergantung pada pegawai yang memimpin dalam melaksanakan tugas-tugas yang ada dalam organisasi tersebut. Pegawai
yang telah memberikan tenaga maupun pikirannya dalam melaksanakan tugas ataupun pekerjaan, baik itu organisasi pemerintahan maupun
organisasi swasta akan mendapat imbalan sebagai balas jasa atas pekerjaan yang telah dikerjakan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Musanef yang mengatakan bahwa, “Pegawai adalah orang-orang yang melakukan pekerjaan dengan mendapat
imbalan jasa berupa gaji dan tunjangan dari pemerintah atau badan swasta.
22
Musanef memeberikan definisi Pegawai sebagai pekerja atau woker adalah, “Mereka yang secara langsung digerakkan oleh seorang manajer
untuk bertindak sebagai pelaksaan yang akan menyelenggarakan pekerjaan sehingga menghasilkan karya-karya yang diharapkan dalam usaha
pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.
23
Pegawai Negeri Sipil, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, “Pegawai”berarti”orang yang bekerja pada Pemerintah perusahaan atau
sebagainya sedangkan “Negeri” berarti negara atau pemerintah, jadi Pegawai Negeri Sipil adalah orang yang bekerja pada pemerintah atau
negara.
24
22
Musanef, Manajemen Kepegawaian di Indonesia, Jakarta: Gunung Agung, 1984
23
Ibid, hal. 4.
24
W.J.S, Poerwadarminta, 1986, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, hlm. 478;514
Penegertian Pegawai Negeri menurut Mahfud M.D. dalam buku Hukum Kepegawaian, terbagi dalam dua bagian yaitu pengertian stipulatif
dan penegrtian ekstentif perluasan pengertian. a.
Pengertian Stipulatif Pengertian yang bersifat stipulatif penetapan tentang makna yang
diberikan oleh Undang-Undang tentang Pegawai Negeri terdapat dalam Pasal 1 angka 1 dan Pasal 3 ayat 1 Undang-Undang No. 43 Tahun
1999. Pengertian yang terdapat dalam Pasal 1 angka 1 berkaitan dengan hubungan pegawai negeri dengan hukum administrasi, sedangkan
dalam pasal 3 ayat 1 berkaitan dengan hubungan pegawai negeri dengan pemerintah, atau mengenal kedudukan pegawai negeri.
Pengertian stipulatif tersebut selengkapnya berbunyi sebagai berikut : Pasal 1 angka 1: Pegawai Negeri adalah setiap warga negara Republik
Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri,
atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 3 ayat 1 : Pegawai Negeri berkedudukan sebagai aparatur negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat
secara profesional, jujur, adil, dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan dan pembangunan.
Pengertian diatas berlaku dalam pelaksanaan semua peraturan- peraturan kepegawaian dan pada umumnya dalam pelaksanaan semua
peraturan perundang-undangan, kecuali diberikan definisi lain.
25
b. Pengertian Ekstentif
Selain dari pengertian stipulatif ada beberapa golongan yang sebenarnya bukan Pegawai Negeri menurut UU No.43 Tahun 1999,
tetapi dalam hal tertentu dianggap sebagai dan diperlakukan sama dengan Pegawai Negeri, artinya di samping pengertian stipulatif ada
pengertian yang hanya berlaku pada hal-hal tertentu. Pngertian tersebut terdapat pada :
a Ketentuan yang terdapat dalam Pasal 415-437 KUHP mengenai
kejahatan jabatan. Menurut pasal-pasal tersebut orang yang melakukan kejahatan jabatan adalah yang melakukan kejahatan
yang berkenaan dengan tugasnya sebagai orang yang diserahi suatu jabatan publik, baik tetap maupun sementara. Jadi, orang yang
diserahi suatu jabatan publik itu belum tentu Pegawai Negeri menurut pengertian stipulatif apabila melakukan kejahatan dalam
kualitasnya sebagai pemegang jabatan publik, ia dianggap dan diperlakukan sama dengan Pegawai Negeri, khusus untuk kejahatan
yang dilakukannya. b
Ketentuan pasal 92 KUHP yang berkaitan dengan status anggota dewan rakyat, anggota dewan kepala daerah dan kepala desa.
25
Sastra Djatmika dan Marsono, Hukum Kepegawaian di Indonesia, djambatan, 1979, hlm. 95
Menurut Pasal 92 KUHP, dimana diterangkan bahwa yang termasuk dalam arti Pegawai Negeri adalah orang-orang yang
dipilih dalam pemilihan berdasarkan peraturan-peraturan umum dan mereka juga mereka yang bukan dipilih, tetapi diangkat
menjadi anggota dewam rakyat dan dewan daerah serta kepala- kepala desa dan sebagainya. Pengetian Pegawai Negeri menurut
KUHP sangatlah luas, tetapi pengertian tersebut hanya berlaku dalam hal ada orang-orang yang melakukan kejahatan atau
pelanggaran jabatan atau tindak pidana lain yang disebut dalam KUHP, jadi pengertian ini tidak termasuk alam hukum
kepegawaian.
26
Pengertian Pegawai Negeri menurut Undang-undang Nomor 43 tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 tahun 1974 tentan
Pokok-pokok Kepegawaian adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangjat oleh pejabat yang
berwenang dan diserahi tugas dalan suatu jabatan negeri atau diserahi tugas negara lainnya dan gaji berdasarkan peraturan Perundang-undangan yang
berlaku. Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Pasal 2 ayat 2 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999, terdiri dari :
a. Pegawai Negeri Sipil Pusat dan;
b. Pegawai Negeri Sipil Daerah.
27
26
Ibid., hlm. 10
27
Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 8 Tahun 1974,Tentang Pokok-pokok Kepegawaian.
Mengenai penjelasan ataupun arti Pegawai Negeri Pusat dan Pegawai Negeri Daerah dapat dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 09 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1 dan ayat 2, yang mana diterangkan sebagai berikut :
a. Pasal 1 ayat 1 :
Pegawai Negeri Pusat adalah Pegawai Negeri Sipil yang gajinya debebankan pada Departemen, Kejaksaan Agung, Kesekretariatan
Lembaga Kepresidenan, Kantor Menteri Negara Kordinator, Kantor Menteri Negara, Kepolisian Negara Republik Indonesia, Lembaga
Pemerintahan Non-Departemen, Kesekretariatan Lembaga TertinggiTinggi Negara, Badan Narkotika Nasional, Kesekretariatan
Lembaga Lain yang dipimpin oleh Pejabat Struktural eselon I dan bukan merupakan bagian dari DepartemenLembaga Pemerintah Non-
Departemen, Instansi Vertikal di Daerah ProvinsiKabupatenKota, Kepaniteraan Pengadilan, atau dipekerjakan untuk menyelenggarakan
tugas negara lainnya. b.
Pasal 1 ayat 2 : Pegawai Negeri Daerah adalah Pegawai Negeri Sipil yang gajinya
debebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah bekerja pada Pemerintah Daerah ProvinsiKabupatenKota atau pekerjaan di
luar instansi induknya.
28
28
Penjelasan Pasal 1 ayat 1 – ayat 2 Peraturan Pemerintrah Republik Indonesia Nomor 09 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri
Sipil.
Kepegawaian dan pada umumnya dalam pelaksanaan semua peraturan-peraturan perundang-undangan lain. Agar lebih jelas ada 4 pokok
definisi mengenai Pegawai Negeri, yaitu : a.
Memenuhi syarat-syarat yang ditentukan b.
Diangkat oleh pejabat yang berwenang c.
Diserahi tugas dalam suatu jabatan Negeri, dan d.
Digaji menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
29
Dalam hal ini yang memenuhi syarat-syarat dalam keempat pokok tersebut termasuk Pegawai Negeri. Kedudukan dan peran Pegawai Negeri
Sipil pada setiap negara adalah penting dan menentukan karena pegawai negeri merupakan aparatur pelaksaan pemerintahan untuk
menyelenggarakan pemerintah dan kelancaran pembangunan dalam rangka usaha mencapai tujuan nasional terutama ditentukan oleh kualitas dan
kinerja Pegawai Negeri Sipil. Pegawai Negeri Sipil atau Civil Servant merupakan salah satu organ
penting bagi eksistensi suatu Negara, keberadaan Pegawai Negeri Sipil selain sebagai bagian Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1947 Tentang Pokok- Pokok Kepegawaian.
Dari eksekutif juga terdapat pada organ-organ kenegaraan lainnya seperti lembaga yudikatif maupun lembaga legislatif. Pegawai Negeri Sipil
29
Sastra Djatmika dan Marsono, op. cit, hlm 7
harus netral dari semua golongan dan pegaruh partai politik serta tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Pegawai Negeri Sipil juga dilarang atau tidak diperbolehkan menjadi anggota danatau pengurus partai politik. Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib
menaati segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepadanya dengan penuh
pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab. Dalam sistem Kepegawaian secara nasional, Pegawai Negeri Sipil
memilik posisi penting untuk menyelenggarakan pemerintahan dan fungsikan sebagai alat pemersatu bangsa. Sejalan dengan kebijakan
desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintah, maka ada sebagian kewenangan dibidang kepegawaian untuk diserahkan kepada daerah yang
dikelola dalam sistem kepegawaian daerah.
30
2. Pengertian Pegawai Negeri Sipil Dipandang Dari Sudut Hukum Pidana