Sub Bidang Administrasi SDM

10. Membuat laporan sesuai dengan bidang tugasnya. 11. Menyelenggarakan administrasi kesekretariatan dan kearsipan. 12. Mengevaluasi kebutuhan fasilitas dan sarana kantor serta rumah jabatan. 13. Membuat standarisasi sarana pelayanan cabang, rantingrayon dan payment point. 14. Mengendalikan pengamanan dan kebersihan fasilitas kantor dan instalasi. 15. Mengawasi pelaksanaan outsourcing SATPAM dan cleaning service. 16. Melaksanakan kegiatan dan pelaporan K3. 17. Mengendalikan pemakaian telepon, listrik, air, ATK, dan kendaraan dinas. 18. Membina pelaksanaan TLSK. 19. Menyediakan kebutuhan ATK dan fasilitas. 20. Membuat standar HPS material peralatan kantor. 21. Mengevaluasi dan melakukan pembayaran Pajak dan Asuransi atas sarana yang dimiliki. 22. Mengelola kegiatan protokoler. 23. Melaksanakan inventarisasi pendataan aset tanah dan bangunan. 24. Mengelola pemeliharaan gedung, fasilitas, sarana dan prasarana serta kendaraan. 25. Menyusun kebijakan administrasi. 26. Membuat laporan sesuai bidang tugasnya.

7. Audit Internal

Bertanggung jawab atas penyelenggaraan audit internal sesuai program kerja pemeriksaan tahunan dan pemantauan tindak lanjut hasil temuan, pembinaan dan penyempurnaan sistem manajemen dan operasional untuk mendukung terlaksananya tata kelola perusahaan yang baik. Rincian tugas pokok sebagai berikut: 1. Menyusun program kerja pemeriksaan tahunan sesuai program kerja perusahaan. 2. Melaksanakan audit internal yang meliputi audit keuangan, teknik, manajemen dan SDM. 3. Memberikan masukan dan rekomendasi yang menyangkut proses manajemen dan operasional. 4. Memonitor tindak lanjut temuan hasil audit internal.Menyusun laporan manajemen sesuai bidang tugas. sumber: http:pln.co.id 30 BAB III PEMBAHASAN Menurut hasil penelitian yang penulis peroleh dari data pengadaan barangjasa PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara, maka penulis memperoleh gambaran umum mengenai proses pengadaan barangjasa. Pada bab ini penulis membahas tentang gambaran barangjasa yang berupa:

A. Pengertian Pengadaan Barang Jasa

Pengadaan barangjasa pemerintah adalah kegiatan pengadaan barangjasa yang dibiayai dengan APBNAPBD, baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun oleh penyedia barangjasa Marbun, 2010:1. Defenisi Pengadaan BarangJasa menurut pasal 1 ayat 1 Perpres 542010 sebagaimana diubah dengan Perpres 702012 menyebutkan bahwa pengadaan barangjasa adalah kegiatan untuk memperoleh BarangJasa oleh KementrianLembagaSatuan Kerja Perangkat DaerahInstansi yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diseleseaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh BarangJasa Ramli, 2014:1. Definisi pengadaan barang dan jasa secara harfiah menurut Kamus Besar Berbahasa Indonesia KBBI, yaitu berarti tawaran untuk mengajukan harga dan memborong pekerjaan atas penyediaan barang dan jasa. Di sinilah tumbuh pengertian bahwa ada dua pihak yang berkepentingan. Pihak pertama adalah instansi pemerintah, BUMN, atau perusahaan swasta yang mengadakan penawaran pengadaan barang dan jasa. Pihak kedua adalah personal atau perusahaan kontraktor yang menawarkan diri untuk memenuhi permintaan dan pengadaan barang dan jasa tersebut Yahya dan Fitri, 2012. Defenisi pengadaan barangjasa menurut Keppres 18 tahun 2000 pengadaan barangjasa merupakan serangkaian kegiatan untuk menyediakan kebutuhan barangjasa dengan cara menciptakan persaingan yang sehat diantara penyedia barangjasa yang setara dan memenuhi syarat berdasarkan metode dan tata cara tertentu yang telah ditetapkan dan diikuti oleh pihak-pihak yang terkait secara taat asas sehingga terpilih penyedia jasa terbaik Rizki, 2011. Menurut Peraturan Direksi PT. PLN Persero Nomor: 0620.KDIR2013 Tentang Pedoman Umum Pengadaan BarangJasa PT. PLN Persero yang dimaksud dengan Pengadaan BarangJasa adalah kegiatan pengadaan barang, pengadaan jasa konstruksi termasuk pengadaan barang dan pemasangan supply erect, pengadaan jasa konsultansi, pengadaan khusus dan pengadaan jasa lainnya di PLN yang dibiayai dengan APLN atau yang dibiayai dengan sumber dana dari pinjamanhibah luar negeri danatau pinjaman dalam negeri Non APLN, sepanjang tidak diatur dalam naskah pemberi pinjaman guide lines SK DIR PLN No. 620.KDIR2013.

B. Jenis Kebutuhan Barang Jasa

Secara garis besar, terdapat dua jenis kebutuhan barangjasa dalam suatu perusahaan digolongkan menjadi 2 macam yaitu : a. Kebutuhan operasional Kebutuhan operasional adalah sesuatu yang dibutuhkan untuk mendukung suatu perusahaan agar dapat menjalankan aktivitasnya secara normal setiap hari. Biasanya, kebutuhan tersebut digunakan atau mempunyai jangka waktu manfaan selama satu tahun. Misalnya, alat tulis kantor atau langganan daya.