Diagnosa Keperawatan Masalah-masalah Kolaboratif Perencanaan Keperawatan

f. Apakah pasien mengalami suatu ketidaknyamanan?

2. Diagnosa Keperawatan

a. Praoperatif 1 Kurang pengetahuan tentang kanker payudara dan pilihan pengobatan 2 Takut dan koping tidak efektif berhubungan dengan diagnosis kanker, pengobatannya, dan prognosis b. Pascaoperatif 1 Nyeri dan ketidaknyamanan 2 Kerusakan integritas kulit akibat insisi bedah 3 Gangguan citra tubuh berhubungan dengan mastektomi dan efek samping radiasi dan kemoterapi 4 Kurang perawatan diri berhubungan dengan imobilitas parsial lengan atas pada tempat yang dioperasi 5 Potensial disfungsi seksual yang berhubungan dengan kehilangan bagian tubuh, perubahan dalam citra diri, dan ketakutan akan reaksi pasangan terhadap kehilangan

3. Masalah-masalah Kolaboratif

Potensial komplikasi dapat mencakup limfedema.

4. Perencanaan Keperawatan

Tujuan utama mencakup meningkatkan pengetahuan tentang penyakit dan pengobatannya, menurunkan ketakutan praoperatif dan pascaoperatif, stres emosional, dan ansietas, meredakan nyeri, pemeliharaan integritas kulit, memperbaiki konsep diri, memperbaiki perawatan diri, memperbaiki fungsi seksual, dan tidak terdapatnya komplikasi. Adapun intervensi yang dapat dilakukan adalah: a. Praoperatif 1 Penyuluhan pasien tentang kanker payudara dan pilihan pengobatan yang meliputi informasi kepada pasien mengenai pembedahan, termasuk letak dan keluasan tumor dan pengobatan pascaoperatif seperti terapi radiasi dan kemoterapi, keluasan dan efek samping pengobatan, frekuensi, durasi, dan tujuan pengobatan, metode untuk kompensasi perubahan fisik yang berhubungan dengan mastektomi juga dibicarakan dan direncanakan misalnya protesis dan bedah plastik. 2 Menurunkan ketakutan dan memperbaiki kemampuan koping. Ketakutan dan kehawatiran adalah umum dan didiskusikan dengan pasien. Jika pasien akan menjalani mastektomi, informasi tentang sumber dan pilihan harus tersedia. Pada saat rencana pengobatan telah ditetapkan, perawat harus meningkatkan kemungkinan kesejahteraan fisik praoperatif, psikologis, sosial, dan nutrisional. b. Pascaoperatif 1 Meredakan nyeri dan ketidaknyamanaan. Salah satu cara mnurunkan nyeri adalah meninggikan ekstremitas yang sakit. Disisi lain pasien yang terkontrol analgesik dapat memberikan bantuan dalam memastikan peredaan nyeri dan ketidaknyamanan. 2 Mempertahankan integritas kulit. Perhatian khususnya adalah mencegah cairan agar tidak menumpuk di bawah insisi dinding dada dengan mempertahankan patensi drain bedah. Balutan dan drain diinspeksi terhadap perdarahan dan jumlah drainase dipantau secara teratur. 3 Menurunkan stres dan memperbaiki keterampilan koping. Tindakan keperawatan yang harus dilakukan adalah menggali area yang sensitif. Pengkajian juga dilakukan tentang sistem pendukung pasien yaitu pasangan pasien yang membutuhkan dukungan, edukasi. 4 Meningkatkan perawatan diri. Pasien diberikan informasi tentang kemungkinan edema bedah pascaoperatif dan strategi pencegahannya. Ambulasi diperbolehkan saat pasien bebas dari pengaruh anestesi dan dapat mentoleransi cairan. Perawat juga memfasilitasi pasien untuk latihan rentang gerak untuk meningkatkan sirkulasi dan kekuatan otot dan mencegah kekakuan sendi. Aktivitas perawatan diri termasuk menyikat gigi, membasuh muka, dan menyisir serta merapikan rambut merupakan terapeutik baik secara fisik dan emosional. 5 Meningkatkan fungsi seksual. Perubahan citra tubuh dan harga diri pasien atau respon pasangannya dapat meningkatkan tingkat ansietas pasangan dan faktor ini dapat mengganggu fungsi seksual. Pasangan juga mempunyai kesulitan untuk melihat luka insisi. Hal ini juga mempengaruhi citra diri, seksualitas, dan penerimaan pasien. Mendorong terjadinya diskusi terbuka mengenai ketakutan, kebutuhan, dan keinginan sehingga dapat mengurangi stres pada pasangan.

C. Respon Psikologis terhadap Kehilangan 1. Kehilangan dan Berduka