Hasil Observasi Hasil Penelitian 1.

a. Ny. Y Wawancara dilakukan pada tanggal 17 Juli 2010 pukul 10.00 sd 11.00 WIB. Observasi dilakukan selama berlangsungnya wawancara. Saat peneliti datang ke rumah, Ny. Y sedang menonton TV dengan anaknya yang masih kecil dan anak lelaki Ny. Y yang lain. Ny. Y tidak tampak mengerjakan kegiatan rumah tangga. Ny. Y terlihat kooperatif dengan ekspresi wajah senang menerima kedatangan peneliti di rumah. Selama wawancara berlangsung subjek berbicara jelas, tidak canggung membahas mengenai kondisinya. b. Ny. M Wawancara dilakukan pada tanggal 16 Juli 2010 pukul 11.00 sd 12.00 WIB. Observasi dilakukan selama berlangsungnya wawancara. Ny. Y terlihat kooperatif dan menerima kedatangan peneliti di rumah. Selama wawancara berlangsung subjek berbicara pelan sambil menunduk. Tampak wajah pucat, terlihat capek, lelah. Subjek menceritakan kondisinya dengan raut wajah sedih dan penuh kekecewaan terhadap kondisinya. Subjek juga memperlihatkan tangannya yang sakit pada bagian sisi post mastektomi kepada peneliti. Di rumah Ny. M terlihat ramai, tampak tiga orang anak Ny. M. Anaknya yang perempuan tampak mengerjakan urusan rumah tangga di dapur bersama saudara Ny. M. Ny. M tidak tampak melakukan apapun sebab saat peneliti datang ke rumah, Ny. M sedang istirahat dan berjalan pelan dan sangat berhati-hati menghampiri peneliti. c. Ny. J Wawancara dilakukan pada tanggal 15 Juli 2010 pukul 11.00 sd 12.00 WIB. Observasi dilakukan selama berlangsungnya wawancara. Ny. Y terlihat kooperatif dengan ekspresi wajah senang menerima kedatangan peneliti di rumah. Saat peneliti datang ke rumah, subjek berada diteras rumah sedang menyapu dan mengobrol dengan Ibu kandung Ny. J. Saat makan siang, Ny. J dapat melakukannya sendiri, makan dengan tangan kiri dan hanya sedikit porsi makannya, tampak tidak terlalu nafsu. Selama wawancara berlangsung subjek berbicara jelas, tidak terlalu cepat dan lambat. Tampak antusias menjawab pertanyaan peneliti. Ny. J juga memperlihatkan bagian sisi yang dioperasi. Saat menjawab pertanyaan seputar kondisinya dan anak-anaknya, subjek tampak sedih, menangis, nada bicara menjadi pelan. d. Nn. T Wawancara dilakukan pada tanggal 17 Juli 2010 pukul 08.00 sd 09.00 WIB. Observasi dilakukan selama berlangsungnya wawancara. Nn. T terlihat kooperatif dengan antusias menerima kedatangan peneliti di rumah. Di rumah, hanya ada Nn. T dan keponakannya. Selama wawancara berlangsung subjek berbicara jelas, dengan bercampur logat Jawa, tampak antusias menjawab pertanyaan peneliti. Saat menjawab pertanyaan seputar kondisi dan kehidupannya, subjek tidak dapat menahan kesedihannya hingga mengeluarkan air mata, nada bicara menjadi pelan. Nn. T tampak tidak kesulitan menggunakan tangannya untuk hal ringan seperti membawa gelas. 88

BAB VII PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan yakni terjadinya depresi pada wanita post mastektomi dilatarbelakangi oleh: 1. Adanya kehilangan keterikatan yang ditemukan pada wanita post mastektomi terhadap kehilangan payudara baik keterikatan fisik seperti perasaan kecewa, sedih karena merasa tidak normal dan memiliki penampilan yang berbeda maupun psikis berupa perasaan tidak berharga sebagai seorang wanita. 2. Adanya cara berpikir negatif yang ditemukan pada wanita post mastektomi yaitu umumnya adanya pikiran tentang evaluasi negatif diri seperti diri yang tidak berharga, evaluasi negatif masa depan seperti kehidupan hampa, evaluasi negatif terhadap Tuhan seperti menyalahkan Tuhan dan menganggap Tuhan tidak adil, ketakutan akan kematian, persepsi negatif tentang kemoterapi, ketakutan akan masa depan, ketakutan akan kekambuhan penyakit, ketakutan tidak dapat mengurus anak, suami. 3. Adanya ketegangan peran yang ditemukan pada wanita post mastektomi dapat diketahui dari adanya perasaan sedih, kecewa karena tidak dapat melakukan kegiatan sehari-hari, mengurus rumah tangga seperti sebelumnya, yang tadinya bekerja setelah mastektomi tidak bekerja lagi, dan sisi yang dioperasi hanya bisa digunakan untuk melakukan pekerjaan ringan. 4. Pada penelitian ini selain faktor di atas ditemukan pula faktor lain yang menjadi latar belakang depresi pada pasien post mastektomi yaitu: ketersediaan biaya untuk pengobatan dan nyeri hebat yang dirasakan post operasi mastektomi yang digambarkan seperti kesetrum dengan frekuensi yang sering serta kurangnya dukungan spiritual ataupun distress spiritual yang dialami klien seperti berubahnya nilai-nilai keyakinan terhadap Tuhan, dan kurangnya aktivitas keagamaan yang dilakukan. 5. Di sisi lain pada penelitian ini ditemukan bahwa depresi pada pasien post mastektomi umumnya bukan karena dukungan sosial yang kurang sebab semua pasien ini mendapatkan banyak dukungan dari berbagai pihak terutama orang-orang terdekat pasien baik berupa dukungan nasihat, emosi, informasi dan finansial. Perasaan informan terhadap dukungan yang diberikan adalah senang dan merasa kesedihan dan bebannya berkurang.

B. Saran 1.

Keluarga a. Membangun persepsi atau pikiran positif pasien tentang dirinya, Tuhan, kehidupan yang dijalani, masa depannya, dan pikiran pasien tentang kematian yang cepat dan memberikan dukungan spiritual. b. Membantu mengoptimalkan peran yang dijalankan pasien sesuai dengan kemampuannya baik sebagai ibu, istri, maupun pekerja.